Korban Puting Beliung Dapat Bantuan Asbes
A
A
A
BATU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu menyerahkan bantuan 165 lembar asbes gelombang kepada 41 kepala keluarga (KK) di RT 7-8/ RW 3 Kelurahan Ngagalik, Kota Batu, yang menjadi korban angin puting beliung akhir pekan lalu.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Batu Doddy FR mengatakan, perkampungan warga di Jalan Lesti Utara Kelurahan Ngagalik disapu angin puting beliung, Minggu (22/3) sekitar pukul 16.30 WIB. Jumlah atap warga yang rusak mencapai 75 rumah. Namun, untuk tahap pertama baru 41 KK yang mendapatkan bantuan asbes gelombang untuk mengganti atap rusak akibat dampak angin puting beliung.
“Warga yang belum menerima bantuan segera kami upayakan menerima bantuan serupa. Ke-41 rumah ini kami dahulukan pencairan bantuannya karena kondisi kerusakan lebih parah dari yang lainnya,” ungkap Doddy. Selain membantu asbes gelombang, BPBD juga menyerahkan bantuan paku. Untuk bantuan kayu sebagai pengganti rangka bangunan rumah yang patah diusahakan ketua RW 3 bersama masyarakat.
Proses perbaikan atap rumah warga yang terkena angin puting beliung dilakukan bergotong royong dengan melibatkan anggota Linmas Kelurahan Ngaglik, warga Jalan Lesti Utara, termasuk anggota BPBD Kota Batu. Kasi Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirurohim mengatakan, ancaman terhadap terpaan angin puting beliung masih tinggi.
Karena saat ini masih memasuki musim pancaroba dari musim hujan ke kemarau. Berdasarkan perkiraan cuaca dari BMKGKarangploso, musim kemarau baru datang akhir April. “Saat terjadi angin puting beliung, diusahakan berlindung di tempat aman. Misalkan di bawah meja kayu yang kuat atau pergi ke tanah lapang. Tetapi, saat disertai petir, jangan lari ke tanah lapang karena lebih berbahaya lagi. Petir bisa menyambar tubuh kita,” katanya.
Nedi, warga RT 8/3 Jalan Lesti Utara, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, menuturkan, saat kejadian dirinya sedang tidur di kamar. Dia baru mengetahui terjadi angin puting beliung setelah diberitahukan anaknya. “Setelah keluar kamar, saya melihat atap rumah saya rusak. Di atap rumah ada batang kayu besar. Setelah kami periksa, ternyata berasal dari rumah Bu Jontri. Total kerugian saya sampai Rp10 jutaan. Tetapi, mau bagaimana lagi, ini musibah,” ujarnya.
Maman adi saputro
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Batu Doddy FR mengatakan, perkampungan warga di Jalan Lesti Utara Kelurahan Ngagalik disapu angin puting beliung, Minggu (22/3) sekitar pukul 16.30 WIB. Jumlah atap warga yang rusak mencapai 75 rumah. Namun, untuk tahap pertama baru 41 KK yang mendapatkan bantuan asbes gelombang untuk mengganti atap rusak akibat dampak angin puting beliung.
“Warga yang belum menerima bantuan segera kami upayakan menerima bantuan serupa. Ke-41 rumah ini kami dahulukan pencairan bantuannya karena kondisi kerusakan lebih parah dari yang lainnya,” ungkap Doddy. Selain membantu asbes gelombang, BPBD juga menyerahkan bantuan paku. Untuk bantuan kayu sebagai pengganti rangka bangunan rumah yang patah diusahakan ketua RW 3 bersama masyarakat.
Proses perbaikan atap rumah warga yang terkena angin puting beliung dilakukan bergotong royong dengan melibatkan anggota Linmas Kelurahan Ngaglik, warga Jalan Lesti Utara, termasuk anggota BPBD Kota Batu. Kasi Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirurohim mengatakan, ancaman terhadap terpaan angin puting beliung masih tinggi.
Karena saat ini masih memasuki musim pancaroba dari musim hujan ke kemarau. Berdasarkan perkiraan cuaca dari BMKGKarangploso, musim kemarau baru datang akhir April. “Saat terjadi angin puting beliung, diusahakan berlindung di tempat aman. Misalkan di bawah meja kayu yang kuat atau pergi ke tanah lapang. Tetapi, saat disertai petir, jangan lari ke tanah lapang karena lebih berbahaya lagi. Petir bisa menyambar tubuh kita,” katanya.
Nedi, warga RT 8/3 Jalan Lesti Utara, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, menuturkan, saat kejadian dirinya sedang tidur di kamar. Dia baru mengetahui terjadi angin puting beliung setelah diberitahukan anaknya. “Setelah keluar kamar, saya melihat atap rumah saya rusak. Di atap rumah ada batang kayu besar. Setelah kami periksa, ternyata berasal dari rumah Bu Jontri. Total kerugian saya sampai Rp10 jutaan. Tetapi, mau bagaimana lagi, ini musibah,” ujarnya.
Maman adi saputro
(bhr)