Begal Ditembak Mati Tim Buser Malang Kota
A
A
A
MALANG - Genderang perang terhadap pelaku kejahatan jalanan terus ditabuh Polres Malang Kota. Rabu (18/3) pagi, Tim Buru Sergap (Buser) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Malang Kota kembali menembak mati pelaku curanmor yang diduga pelaku perampokan serta begal.
Pelaku yang berhasil ditembak mati diketahui berinisial K, 30, warga Kabupaten Malang. Dia tertembak di bagian dada. Sementara satu pelaku lagi diketahui berinisial HN, 32, mengalami luka parah karena tertembak kakinya dan HN yang juga merupakan warga Kabupaten Malang. Kedua pelaku kejahatan ini ditembak petugas di wilayah Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Selain dua tersangka itu, polisi masih memeriksa dua orang saksi, yakni S dan A. Belum diketahui keterlibatan S dan A terhadap aksi kejahatan itu. Kepala Polres Malang Kota AKBP Singgamata menegaskan, anggotanya terpaksa menembak karena kedua pelaku menyerang saat akan ditangkap. “Keduanya dipergoki petugas saat membawa kabur sepeda motor hasil curiannya.
Saat akan ditangkap, tersangka K langsung menyerang petugas dengan sebilah golok,” ujarnya. Saat proses penangkapan itu, pelaku K dan HN mengendarai sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor polisi N 3831 GS. Sepeda motor itu merupakan hasil kejahatan yang dilakukan kedua pelaku pada Senin (16/3) malam. Bersama pelaku, petugas menyita tiga unit sepeda motor.
Satu unit sepeda motor Honda Beat disita adalah yang digunakan pelaku saat tertangkap. Sementara dua sepeda motor lagi, yakni Suzuki Satria FU warna hitam bernomor polisi N 2234 AQ digunakan pelaku untuk melancarkan aksi kejahatannya dan sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor polisi N 4033 IH yang merupakan hasil kejahatan.
Selain sepeda motor, petugas juga menyita satu buah celurit, satu buah pedang, dua buah linggis, palu besi, dua buah obeng, dan enam buah kunci T. “Tersangka HN diketahui merupakan residivis kasus yang sama di Blitar. Kami masih membuka data kejahatan yang mereka lakukan dan mengembangkan kemungkinan ada jaringan dan pelaku lainnya yang terlibat,” kata Singgamata.
Sosiolog Universitas Brawijaya (UB) Malang, Genta Mahardika mengatakan, aksi para begal yang ramai terjadi saat ini merupakan fenomena baru. Aksi yang terjadi saat ini melibatkan banyak generasi muda dan meluas di berbagai wilayah. Aksi kejahatan yang semakin brutal, nekat, dan pelakunya berani melancarkan aksi di tempat keramaian itu,
menurut dosen sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB Malang ini, bukan sekadar penyimpangan sosial semata, tetapi terindikasi ada gerakan terorganisasi yang mendalanginya. “Penyimpangan sosial ini bisa saja dimanfaatkan pelaku lama untuk mengorganisasinya dan menjadi penadah dari hasil kejahatan kelompok baru tersebut,” katanya.
Yuswantoro
Pelaku yang berhasil ditembak mati diketahui berinisial K, 30, warga Kabupaten Malang. Dia tertembak di bagian dada. Sementara satu pelaku lagi diketahui berinisial HN, 32, mengalami luka parah karena tertembak kakinya dan HN yang juga merupakan warga Kabupaten Malang. Kedua pelaku kejahatan ini ditembak petugas di wilayah Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Selain dua tersangka itu, polisi masih memeriksa dua orang saksi, yakni S dan A. Belum diketahui keterlibatan S dan A terhadap aksi kejahatan itu. Kepala Polres Malang Kota AKBP Singgamata menegaskan, anggotanya terpaksa menembak karena kedua pelaku menyerang saat akan ditangkap. “Keduanya dipergoki petugas saat membawa kabur sepeda motor hasil curiannya.
Saat akan ditangkap, tersangka K langsung menyerang petugas dengan sebilah golok,” ujarnya. Saat proses penangkapan itu, pelaku K dan HN mengendarai sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor polisi N 3831 GS. Sepeda motor itu merupakan hasil kejahatan yang dilakukan kedua pelaku pada Senin (16/3) malam. Bersama pelaku, petugas menyita tiga unit sepeda motor.
Satu unit sepeda motor Honda Beat disita adalah yang digunakan pelaku saat tertangkap. Sementara dua sepeda motor lagi, yakni Suzuki Satria FU warna hitam bernomor polisi N 2234 AQ digunakan pelaku untuk melancarkan aksi kejahatannya dan sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor polisi N 4033 IH yang merupakan hasil kejahatan.
Selain sepeda motor, petugas juga menyita satu buah celurit, satu buah pedang, dua buah linggis, palu besi, dua buah obeng, dan enam buah kunci T. “Tersangka HN diketahui merupakan residivis kasus yang sama di Blitar. Kami masih membuka data kejahatan yang mereka lakukan dan mengembangkan kemungkinan ada jaringan dan pelaku lainnya yang terlibat,” kata Singgamata.
Sosiolog Universitas Brawijaya (UB) Malang, Genta Mahardika mengatakan, aksi para begal yang ramai terjadi saat ini merupakan fenomena baru. Aksi yang terjadi saat ini melibatkan banyak generasi muda dan meluas di berbagai wilayah. Aksi kejahatan yang semakin brutal, nekat, dan pelakunya berani melancarkan aksi di tempat keramaian itu,
menurut dosen sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB Malang ini, bukan sekadar penyimpangan sosial semata, tetapi terindikasi ada gerakan terorganisasi yang mendalanginya. “Penyimpangan sosial ini bisa saja dimanfaatkan pelaku lama untuk mengorganisasinya dan menjadi penadah dari hasil kejahatan kelompok baru tersebut,” katanya.
Yuswantoro
(bhr)