Inspirasi dari Semen dan Prisma

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:30 WIB
Inspirasi dari Semen dan Prisma
Inspirasi dari Semen dan Prisma
A A A
SURABAYA - Ide kreatif anak muda Surabaya untuk menuangkan desain memang beragam, bahkan cukup unik. Seperti Talitha Fairuz, misalnya, dia terinspirasi membuat busana two pieces saat melihat semen.

Busana yang ia beri tema Perspektif itu, didominasi warna abuabu mirip warna semen. Tak hanya terinspirasi dari semen, Talitha juga terinspirasi dari arsitek bergaya minimalis yang pernah dilihatnya. Alhasil, dia mencoba mengaplikasi model bangunan menjadi sebuah busana yang elegan.

”Inspirasi dari semen dan saat melihat gedung yang memiliki arsitekstur minimalis karena itu tipe busananya juga sedikit lurus-lurus meski two pieces atau berupa atasan dan bawahan yang terpisah,” kata Talitha dalam open house Lasalle College Surabaya kemarin.

Busana yang ia rancang dengan potongan lengan kelelawar (cape) dan bawahan berupa jump suite tersebut menggunakan cutting atau potongan simpel. Terlihat pada bagian blazer atau pinggangnya seolah ada pembatas. Desain busana yang masuk top thirty di ajang perhelatan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 ini menurut perempuan berusia 20 tahun tersebut, sengaja tidak bermain banyak detail dan terlihat polos karena mengandalkan kekuatan cutting.

Itu yang membuat busana ini tampak unik sekaligus elegan. Cape yang ia tambahkan juga memberi kesan tidak norak mengingat busana dengan tampilan cape baik lengan pendek atau panjang beberapa tahun terakhir menjadi tren. Bahan yang digunakan oleh Talitha kebanyakan memanfaatkan wool.

Busana karya siswi Lasalle College yang masuk top thirty IFW 2015tidak hanya hasil rancangan Talitha, ada pula busana hasil rancangan Josephin Tantono yang juga mewakili Surabaya dalam ajang bergengsi tersebut. Busana yang ia rancang dengan perpaduan warna oranye, biru muda, dan abu-abu tersebut menggunakan bahan kain katun dan organza.

Tampilannya sedikit mengkilat karena disesuaikan dengan tema yang diusung oleh Josephin yakni Primologi. Warna-warna yang ia tuangkan dalam busana juga diambil dari warna- warna prisma. ”Prisma ini kan sebuah cahaya yang masuk tetapi dikuatkan oleh cahaya yang lain sehingga muncul warna-warna yang indah dan saya mengambil tiga warna seperti abu-abu, oranye, dan biru,” katanya.

Tampilan busana ini jika diamati juga menggunakan efek sedikit terawang seperti layaknya prisma. Dalam karyanya Josephin juga tidak banyak bermain detail, tapi untuk memberi kesan anggun ia hanya mengandalkan padu padan warna beserta cutting-nya. Misalnya untuk kerah dibuat agak berdiri dengan warna oranye, kemudian warna oranye dimunculkan lagi pada bagian lengan yang dikombinasi dengan warna abu-abu.

Untuk bagian tengah, dia juga memberi potongan seolah segitiga menyamping dengan perpaduan warna abu-abu dan biru muda, sehingga busana ini terlihat makin nyentrik dengan aturan cuttingyang dimainkan oleh Josephin. ”Cutting-nya bisa dibilang sederhana dengan tampilan busana lurusan tetapi di beberapa bagian saya juga menampilkan perpaduan cutting dengan warna-warna yang saya gunakan supaya tampilannya tidak membosankan mengingat juga tidak menambahkan aneka detail,” papar nya.

Mamik wijayanti
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6735 seconds (0.1#10.140)