RS Banjir, Pasien Gagal Dioperasi

Sabtu, 14 Maret 2015 - 10:48 WIB
RS Banjir, Pasien Gagal Dioperasi
RS Banjir, Pasien Gagal Dioperasi
A A A
BANTUL - Gara-gara ruang operasi kebanjiran alias terendam air, pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati urung dioperasi. Imbasnya mereka harus menginap lebih lama di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul ini.

SL, 32, keluarga pasien asal Kecamatan Bambanglipuro, Bantul ini menceritakan, rencananya anaknya akan dioperasi Jumat (13/3) pagi karena patah tulang. Anaknya sudah diperintahkan mulai puasa sejak Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Hanya saja, pagi harinya ada petugas rumah sakit memberi tahu jika anaknya tak jadi dioperasi.

“Tidak jadi, katanya diundur Sabtu,” ucapnya, kemarin. Selain memberitahukan anaknya urung dioperasi, anaknya juga diperintahkan untuk makan alias tidak jadi puasa. Berdasarkan informasi yang dia peroleh dari pihak rumah sakit, mundur operasi anaknya itu karena ruang operasi mengalami kebanjiran Kamis (12/3) malam.

Memang, Kamis malam selepas magrib, kawasan seputaran RSUD hujan deras disertai angin. Pihak rumah sakit mengatakan, operasi anaknya urung dilaksanakan karena mereka tengah melakukan pembersihan dan sterilisasi. Jika tidak, pihak rumah sakit khawatir pasien justru terjangkit infeksi sehingga ia mematuhi apa yang diungkapkan oleh pihak rumah sakit kendati anaknya harus menginap lebih lama lagi.

“Katanya daripada infeksi, lebih baik ditunda operasinya,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Bagian Pelayanan RSUD Panembahan Senopati dr Attobari mengakui jika jadwal operasi pasien yang ditunda. Namun sebabnya bukan karena ruang operasi kebanjiran. Ditundanya jadwal operasi karena ruang operasi akan dipindah ke ruangan baru, dan saat ini baru dalam proses pemindahan peralatan.

Kendati demikian, Attobari mengakui jika memang ruang operasi di RSUD tersebut kemasukan air, hanya saja tidak begitu parah. Kemarin pagi, ruangan sedang dibersihkan dan memang dikosongkan karena tidak ada jadwal operasi. “Kalau tidak ada operasi, bukan karena banjir. Tapi karena memang kami mau pindahan ke ruang operasi baru,” ujarnya.

Attobari mengatakan, pihaknya telah membangun instalasi bedah yang baru dan akan difungsikan mulai 16 Maret mendatang. Oleh karena itu, pihaknya melakukan penjadwalan ulang semua operasi yang terencana hingga gedung operasi baru tersebut mulai digunakan. Namun untuk operasi yang sifatnya emergency, operasinya tetap bisa dilakukan di ruang operasi lama.

Beberapa penyakit seperti operasi usus buntu, patah tulang, ataupun tumor, dijadwal ulang dari rencana semula. Bahkan sejak awal pekan ini, pihaknya sudah meniadakan operasi yang terencana tersebut, namun tetap melaksanakan operasi yang sifatnya emergency. Berapa jumlah pasien operasi yang tertunda, Attobari mengaku tidak hafal.

“Kalau pastinya tidak tahu, karena harus koordinasi dengan bagian poli juga,” paparnya. Hanya saja, di ruang operasi lama memiliki tiga buah kamar operasi. Rata-rata, setiap kamar bisa digunakan 3–4 orang untuk operasi setiap harinya. Kendati dijadwal ulang, Attobari memastikan jadwal operasi mulai pekan depan tidak akan terganggu. Pasalnya, sudah dijadwalkan sebelumnya dan tidak mungkin bentrok dengan pasien lain.

Erfanto linangkung
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5730 seconds (0.1#10.140)