Adu Cantik Desain Keramik
A
A
A
Puluhan peserta dari berbagai universitas di Surabaya beradu kemampuan dalam ajang Lomba Mosaik bertema Colour style di Ciputra World Surabaya, Rabu (11/3) malam.
Kegiatan yang diadakan Universitas Petra bekerja sama dengan Granito Tile Studio Surabaya ini merupakan bagian dari rangkaian acara Young Designers Spectacles (SYDS), yang menampilkan berbagai acara dari fashion, lomba desain, hingga berbagai talk show. Felita salah seorang peserta terlihat membolak-balikkan potongan keramik yang sudah dipegangnya. Ada kegelisahan di wajahnya, tampak ragu.
Begitu juga dengan anggota timnya, Imma, yang duduk, berdiri, kemudian duduk lagi. Wajah dan sikap peserta lain juga hampir sama, mereka tidak menyangka jika desain yang sangat indah di komputer sangat tidak mudah ketika diimplementasikan dalam sebuah keramik. Felita dara mahasiswi Jurusan Desain Interior Universitas Petra mengungkapkan, hal paling sulit menyusun mosaik ini terletak pada pengabungan potongan kecil keramik untuk disusun sesuai tema yang diinginkan.
Awalnya didesain komputer terlihat mudah setelah diaplikasikan ternyata membutuhkan pemikiran lumayan. Apalagi ditambah dengan waktu yang terbatas. Memang banyak peserta mengaku baru pertama kali mengikuti lomba desain mosail ini. Melissa bersama Meilita yang pada awal mengangkat tema dedaunan harus mengubur dalam-dalam. Setelah disusun akhirnya kandas karena tidak ada potongan keramik lengkung.
Ajang yang ditujukan untuk berbagai kalangan ini sebenarnya bagian dari cara mengetahui keinginan dari masyarakat apa menjadi tren dari desain mosaik sebuah keramik. Marketing Superintendent Granito Surabaya, Hermina Handayani mengatakan, jika setiap dua tahun sekali lebih dari 15 hingga 20 model atau desain terbaru dikeluarkan dan ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, maka kami ingin mengetahui juga keinginan-keinginan masyarakat seperti apa. Selain itu, bagi Granito kegiatan lomba ini sebagai bagian langkah mempererat hubungan dengan stakeholder.
“Kami ingin lebih erat dengan pemangku kepentingan seperti Universitas khususnya desain, karena setiap hari kami bergelut di bidang itu,” tuturnya. Salah satu juri, Yohanes Widya Wardana menambahkan, penilaian dari lomba ini ditekankan pada estetika dan kerapian. “Untuk pemula, terlihat enak saja di mata sudah cukup,” kata juri dengan perawakan bertubuh gempal itu.
Tarmuji Talmacsi
Surabaya
Kegiatan yang diadakan Universitas Petra bekerja sama dengan Granito Tile Studio Surabaya ini merupakan bagian dari rangkaian acara Young Designers Spectacles (SYDS), yang menampilkan berbagai acara dari fashion, lomba desain, hingga berbagai talk show. Felita salah seorang peserta terlihat membolak-balikkan potongan keramik yang sudah dipegangnya. Ada kegelisahan di wajahnya, tampak ragu.
Begitu juga dengan anggota timnya, Imma, yang duduk, berdiri, kemudian duduk lagi. Wajah dan sikap peserta lain juga hampir sama, mereka tidak menyangka jika desain yang sangat indah di komputer sangat tidak mudah ketika diimplementasikan dalam sebuah keramik. Felita dara mahasiswi Jurusan Desain Interior Universitas Petra mengungkapkan, hal paling sulit menyusun mosaik ini terletak pada pengabungan potongan kecil keramik untuk disusun sesuai tema yang diinginkan.
Awalnya didesain komputer terlihat mudah setelah diaplikasikan ternyata membutuhkan pemikiran lumayan. Apalagi ditambah dengan waktu yang terbatas. Memang banyak peserta mengaku baru pertama kali mengikuti lomba desain mosail ini. Melissa bersama Meilita yang pada awal mengangkat tema dedaunan harus mengubur dalam-dalam. Setelah disusun akhirnya kandas karena tidak ada potongan keramik lengkung.
Ajang yang ditujukan untuk berbagai kalangan ini sebenarnya bagian dari cara mengetahui keinginan dari masyarakat apa menjadi tren dari desain mosaik sebuah keramik. Marketing Superintendent Granito Surabaya, Hermina Handayani mengatakan, jika setiap dua tahun sekali lebih dari 15 hingga 20 model atau desain terbaru dikeluarkan dan ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, maka kami ingin mengetahui juga keinginan-keinginan masyarakat seperti apa. Selain itu, bagi Granito kegiatan lomba ini sebagai bagian langkah mempererat hubungan dengan stakeholder.
“Kami ingin lebih erat dengan pemangku kepentingan seperti Universitas khususnya desain, karena setiap hari kami bergelut di bidang itu,” tuturnya. Salah satu juri, Yohanes Widya Wardana menambahkan, penilaian dari lomba ini ditekankan pada estetika dan kerapian. “Untuk pemula, terlihat enak saja di mata sudah cukup,” kata juri dengan perawakan bertubuh gempal itu.
Tarmuji Talmacsi
Surabaya
(ars)