Tjahjo Minta Risma Maju Lagi
A
A
A
SURABAYA - Pengurus DPP PDIP memberi sinyal kepada Tri Rismaharini untuk maju kembali dalam pemilihan calon wali kota (cawali) Desember mendatang meski suara bulat pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) menolaknya.
Sinyal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP nonaktif Tjahjo Kumolo seusai Penganugerahan Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan bidang Pelayanan Jasa Perkotaan 2014 di Balai Kota Surabaya kemarin. Tjahjo menegaskan, selama menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Surabaya, Risma –panggilan akrab Tri Rismaharini– berhasil menjalankan program maupun gagasan yang dimilikinya.
“Seorang kepala daerah, orientasi memimpin dan jabatannya harus dua periode sehingga pemikirannya tetap berjalan dan diwujudkan,” katanya. Bu Risma juga perlu diberi kesempatan lagi dan jabatannya harus tuntas dua periode. ”Jangan berpikir memimpin daerah satu periode saja, tetapi harus dua periode,” ujar Tjahjo. Terkait adanya penolakan dari pengurus PAC se-Surabaya agar DPC tidak mengusung Risma dalam pilwali, Menteri Dalam Negeri itu enggan menanggapi.
Penolakan itu merupakan urusan internal partai. “Saya tidak mau mencampuri urusan internal partai, itu terserah mereka. Tapi secara pribadi, saya berharap Bu Risma maju lagi memimpin Surabaya karena saya melihat dia berhasil,” ungkapnya. Risma saat dikonfirmasi belum mau terang-terangan apakah akan maju kembali atau tidak dalam pilwali nanti. Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengaku masih fokus menjalankan tugasnya sebagai wali kota.
“Saya konsentrasi tugas utama dulu. Maju atau tidak di pilwali itu urusan nanti,” tandas Risma. Ditanya soal garansi dukungan selama dua periode oleh Ketua Umum DP PDIP Megawati Soekarno Putri, Risma tidak membantah maupun membenarkan. Dia hanya tersenyum simpul. Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mengusulkan nama Risma untuk dicalonkan dari DPC.
Berdasarkan pengalaman tahun 2010, Risma juga tidak diusulkan dalam bursa pilwali. Saat itu nama yang muncul adalah Saleh Mukadar sebagai calon wali kota dan Bambang DH sebagai cawali. Tapi tiba-tiba Megawati memutuskan Risma sebagai cawali berpasangan dengan Bambang DH. “Semua tergantung DPP. Siapa pun yang direkom pasti akan kami dukung,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Gerakan Rakyat Surabaya (GRS) Mat Mochtar memastikan bahwa Megawati Soekarno Putri akan tetap merekomendasikan Risma untuk diusung partai berlambang banteng moncong putih itu menjadi cawali. Pengusaha besi tua yang mengklaim dekat dengan Megawati itu menyatakan, pada Pilwali 2010 lalu, putri Presiden pertama RI itu sudah memberikan garansi kepada Risma akan diusung PDIP selama dua periode. Artinya, tidak mungkin ada orang lain selain Risma yang akan diusung PDIP, apalagi semua rekomendasi mengenai calon kepala daerah harus melalui Megawati.
“Bu Mega minta agar Risma jangan diganggu. Dia akan didukung untuk dua periode,” ungkapnya. Mat Mochtar menegaskan, Risma merupakan wali kota yang memiliki prestasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Dia berulang kali mendapat penghargaan internasional. Terakhir, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) itu meraih peringkat ketiga atau second runner-up dalam daftar sepuluh teratas wali kota paling berprestasi versi World Mayor Prize (WMP).
“Bu Risma juga berhasil menutup lokalisasi terbesar di Indonesia yaitu Dolly. Dia (Risma) ini orang baik, harus didukung. Semua yang dilakukan Risma itu untuk kemajuan Surabaya,” katanya. Seperti diketahui, pengurus PAC PDIP se-Surabaya menolak Risma dicalonkan kembali karena dia tidak pernah memberikan kontribusi kepada partai. Ketua Fraksi PDIP Sukadar mengatakan, mayoritas PAC sudah meminta kepada DPC untuk tidak lagi mengusung Risma. Selain karena tidak ada kontribusi terhadap partai, dia juga tidak bisa diajak berkoordinasi.
“Apa yang didapat partai dari Risma, tidak ada. Kami juga tidak akan mengemis-ngemis ke Risma agar dia mau kami calonkan maju menjadi wali kota,” ucapnya. Berdasarkan usulan PAC, sebagai partai pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 di Surabaya, sudah waktunya PDIP mengusung kader sendiri. Berangkat dari hal tersebut maka cawali tidak akan diberikan kepada orang lain di luar partai. PDIP akan tetap mengusung kader sendiri dengan risiko apa pun.
“Kami belajar dari pengalaman. Ternyata ketika mengusung calon dari orang di luar partai, tidak ada kontribusi sama sekali,” katanya. Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono memastikan bakal ada figur calon yang akan diusung partainya dalam pilwali.
Menurutnya, dalam setiap pilkada, calon yang diusung partai selalu ada yang baru. Dari arus bawah ada yang menginginkan Ketua DPC Surabaya, Wisnu Sakti Buana yang maju menjadi cawali.
Lukman hakim
Sinyal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP nonaktif Tjahjo Kumolo seusai Penganugerahan Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan bidang Pelayanan Jasa Perkotaan 2014 di Balai Kota Surabaya kemarin. Tjahjo menegaskan, selama menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Surabaya, Risma –panggilan akrab Tri Rismaharini– berhasil menjalankan program maupun gagasan yang dimilikinya.
“Seorang kepala daerah, orientasi memimpin dan jabatannya harus dua periode sehingga pemikirannya tetap berjalan dan diwujudkan,” katanya. Bu Risma juga perlu diberi kesempatan lagi dan jabatannya harus tuntas dua periode. ”Jangan berpikir memimpin daerah satu periode saja, tetapi harus dua periode,” ujar Tjahjo. Terkait adanya penolakan dari pengurus PAC se-Surabaya agar DPC tidak mengusung Risma dalam pilwali, Menteri Dalam Negeri itu enggan menanggapi.
Penolakan itu merupakan urusan internal partai. “Saya tidak mau mencampuri urusan internal partai, itu terserah mereka. Tapi secara pribadi, saya berharap Bu Risma maju lagi memimpin Surabaya karena saya melihat dia berhasil,” ungkapnya. Risma saat dikonfirmasi belum mau terang-terangan apakah akan maju kembali atau tidak dalam pilwali nanti. Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengaku masih fokus menjalankan tugasnya sebagai wali kota.
“Saya konsentrasi tugas utama dulu. Maju atau tidak di pilwali itu urusan nanti,” tandas Risma. Ditanya soal garansi dukungan selama dua periode oleh Ketua Umum DP PDIP Megawati Soekarno Putri, Risma tidak membantah maupun membenarkan. Dia hanya tersenyum simpul. Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mengusulkan nama Risma untuk dicalonkan dari DPC.
Berdasarkan pengalaman tahun 2010, Risma juga tidak diusulkan dalam bursa pilwali. Saat itu nama yang muncul adalah Saleh Mukadar sebagai calon wali kota dan Bambang DH sebagai cawali. Tapi tiba-tiba Megawati memutuskan Risma sebagai cawali berpasangan dengan Bambang DH. “Semua tergantung DPP. Siapa pun yang direkom pasti akan kami dukung,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Gerakan Rakyat Surabaya (GRS) Mat Mochtar memastikan bahwa Megawati Soekarno Putri akan tetap merekomendasikan Risma untuk diusung partai berlambang banteng moncong putih itu menjadi cawali. Pengusaha besi tua yang mengklaim dekat dengan Megawati itu menyatakan, pada Pilwali 2010 lalu, putri Presiden pertama RI itu sudah memberikan garansi kepada Risma akan diusung PDIP selama dua periode. Artinya, tidak mungkin ada orang lain selain Risma yang akan diusung PDIP, apalagi semua rekomendasi mengenai calon kepala daerah harus melalui Megawati.
“Bu Mega minta agar Risma jangan diganggu. Dia akan didukung untuk dua periode,” ungkapnya. Mat Mochtar menegaskan, Risma merupakan wali kota yang memiliki prestasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Dia berulang kali mendapat penghargaan internasional. Terakhir, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) itu meraih peringkat ketiga atau second runner-up dalam daftar sepuluh teratas wali kota paling berprestasi versi World Mayor Prize (WMP).
“Bu Risma juga berhasil menutup lokalisasi terbesar di Indonesia yaitu Dolly. Dia (Risma) ini orang baik, harus didukung. Semua yang dilakukan Risma itu untuk kemajuan Surabaya,” katanya. Seperti diketahui, pengurus PAC PDIP se-Surabaya menolak Risma dicalonkan kembali karena dia tidak pernah memberikan kontribusi kepada partai. Ketua Fraksi PDIP Sukadar mengatakan, mayoritas PAC sudah meminta kepada DPC untuk tidak lagi mengusung Risma. Selain karena tidak ada kontribusi terhadap partai, dia juga tidak bisa diajak berkoordinasi.
“Apa yang didapat partai dari Risma, tidak ada. Kami juga tidak akan mengemis-ngemis ke Risma agar dia mau kami calonkan maju menjadi wali kota,” ucapnya. Berdasarkan usulan PAC, sebagai partai pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 di Surabaya, sudah waktunya PDIP mengusung kader sendiri. Berangkat dari hal tersebut maka cawali tidak akan diberikan kepada orang lain di luar partai. PDIP akan tetap mengusung kader sendiri dengan risiko apa pun.
“Kami belajar dari pengalaman. Ternyata ketika mengusung calon dari orang di luar partai, tidak ada kontribusi sama sekali,” katanya. Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono memastikan bakal ada figur calon yang akan diusung partainya dalam pilwali.
Menurutnya, dalam setiap pilkada, calon yang diusung partai selalu ada yang baru. Dari arus bawah ada yang menginginkan Ketua DPC Surabaya, Wisnu Sakti Buana yang maju menjadi cawali.
Lukman hakim
(ars)