Terapi Emosi

Selasa, 10 Maret 2015 - 10:51 WIB
Terapi Emosi
Terapi Emosi
A A A
PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) mendapat satu pelajaran dari uji coba dengan PSBK Blitar pada Minggu (8/3) malam lalu. Bukan tentang strategi dan cara bermain, namun lebih kepada emosional pemain.

Karakter keras, ngotot dan cenderung kasar yang melekat pada klub-klub kontestan Divisi Utama tersebut Indonesia tersebut, mengharuskan penggawa Laskar Wong Kito lebih hati-hati. Kondisi itulah yang memungkinkan bisa memantik emosi Ferdinand Sinaga dkk. Asisten Pelatih SFC Hartono Ruslan mengakui, anak asuhnya sangat mudah terpancing emosi bila bermain dengan lawan yang notabene kasar.

Itu dirasakannya saat menghadapi PSBK Blitar, Minggu lalu. “Ternyata pada uji coba kali ini, bukan hanya cara bermain yang kami perhatikan. Tapi emosi pemain. Tentu kami akan melakukan evaluasi emosi pemain, mungkin pertandingan kemarin bagian terapi emosi mereka,” ungkapnya.

Hartono menjelaskan, gaya ber main keras yang dikeluarkan anak-anak Blitar membuat emosi Ferdinand Sinaga dan Patrich Wanggai tersulut. Karena faktor itulah, anak asuhnya hanya mampu mendulang satu gol dari kaki Morimakan Kota menit ke-49. “Ferdinand dan Wanggai sangat emosi. Padahal, jika mereka bisa lebih menahan dan tetap fokus, kita bisa banyak cetak gol,” jelas pelatih berlisensi A AFC ini.

Mantan asisten Kas Hartadi musim 2012 itu menuturkan, walau sikap emosi yang ditunjukkan kedua penggawa SFC tersebut masih wajar, tim pelatih juga harus lebih mengingatkan semua pemain. Agar sikap tersebut tidak terulang lagi pada pertandingan selanjutnya. “Kami mendapat pelajaran berharga di sini. Jika kita tidak segera dan terus mengingatkan pemain, takutnya berlanjut ke pertandingan ISL,” tuturnya.

Terlepas dari hal tersebut, tim sendiri sudah bergerak ke Kota Solo untuk melanjutkan uji coba berikutnya menghadapi Persis Solo pada 12 Maret. Dua pemain yang sebelumnya absen, Titus “Tibo” Bonai dan Goran Ljubojevic dalam perjalanan menyusul tim ke Solo. “Tibo dari Papua ke Solo dan Goran berangkat dari Palembang. Besok semua sudah berkumpul latihan,” pungkasnya.

Sementara, Manajer SFC Robert Heri menambahkan, wajar kalau ada beberapa pemain yang tiba-tiba tidak mampu mengontrol emosi. Apalagi jika banyak faktor yang bisa menyebabkan emosi pemain tak terkendali. Bisa jadi penyebabnya dari kepemimpinan wasit, lawan bermain kasar dan sebagainya. “Saya rasa itu wajar. Karena emosi itu bukan direncanakan, tapi spontan. Mereka profesional dan emosi itu tidak akan terjadi pada tiap pertandingan.

Muhammad moeslim
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1322 seconds (0.1#10.140)