Seluruh Megaproyek Jatim Lolos
A
A
A
SURABAYA - Ini adalah kabar menggembirakan bagi pelaku bisnis di Jawa Timur. Pemerintah pusat menyetujui seluruh usulan proyek angkutan massal dan infrastruktur transportasi yang diusulkan Pemprov Jatim.
Salah satu usulan proyek tersebut adalah reaktivasi jalur rel Jombang-Babat. Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjelaskan bahwa kemarin usulan reaktivasi jalur rel peninggalan Belanda ini telah disetujui Presiden Jokowi untuk dikerjakan. Sesuai rencana, akses kereta Jombang-Babat ini akan dikoneksikan dengan jalur Babat-Gresik berlanjut hingga Teluk Lamong. Pengaktifan kembali jalur tersebut diharapkan bisa menjawab keluhan para pelaku bisnis di Jombang.
Sebab jalur rel ini ditargetkan bisa dimanfaatkan untuk mengangkut hasil industri dari kawasan industri seluas 980 hektare di Jombang, langsung ke Teluk Lamong. “Tidak hanya Jombang- Babat. Kami juga mengusulkan reaktivasi jalur rel Tuban-Babat. Ini untuk mendukung kawasan industri di Tuban. Alhamdulillah usulan ini disetujui,” kata Soekarwo. Sejumlah proyek infrastruktur lain yang diloloskan pemerintah pusat adalah pembangunan angkutan massal di Kota Surabaya.
Rencananya akan dibangun trem dari Terminal Joyoboyo menuju Jembatan Merah hingga Perak. Selain itu, dibangun pula monorel dari Keputih-Jalan Dr Soetomo- Lidah Kulon. Jumlah kereta komuter dari Surabaya menuju wilayah sekitarnya juga bakal ditambah karena kereta yang ada saat ini dinilai sudah kurang layak pakai. Rinciannya, jalur Surabaya- Sidoarjosebanyak3trem set, Surabaya-Lamogan sebanyak 2 trem set, dan Surabaya- Mojokerto seba-nyak 2 trem set. Pemerintah juga bakal menambah jumlah kereta komuter Surabaya- Lawang-Malang-Kota- Kepanjen-Sumber Pucung. Untuk penambahan komuter ini dianggarkan Rp120 miliar.
“Tadi juga telah disepakati bahwasanya Jatim akan membangun berbagai proyek infrastruktur transportasi massal yakni pembangunan double track Surabaya-Malang. Proyek ini menjadi prioritas jangka pendek. Sebab lalu lintas kendaraan sangat padat di jalur ini dan sering terjadi kemacetan,” ujar Soekarwo. Sementara prioritas proyek jangka panjang adalah perluasan Bandara Internasional Juanda. Ke depan, bandara yang berada di wilayah di Sidoarjo itu akan dikembangkan dengan membangun dua landasan pacu (runway).
Pembangunannya direncanakan dimulai pada tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2019. Menurut Soekarwo, jumlah penumpang di Bandara Juanda saat ini sudah mencapai 17,2 juta orang per tahun. Sementara kapasitas yang tersedia hanya 12,5 penumpang. “Jadi kondisinya sebenarnya sudah overload,” terang dia. Untuk mendukung operasional bandara dengan tiga landasan pacu tersebut, dibuat jalur kereta api langsung dari Stasiun Gubeng ke Bandara Juanda.
Proyek tersebut dinamai elevated Gubeng-Juanda, yaitu kereta api khusus yang terintegrasi dengan Juanda Airport City. Proyek ini membutuhkan lahan seluas kurang lebih 4.000 hektare dengan biaya sekitar Rp1,5 triliun. “Kami segera membuat kontrak kerja bersama pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Surabaya, mengenai sharing pembiayaan untuk proyek ini, sekitar Rp1,5 triliun” lanjut Soekarwo Proyek-proyek lain yang dilaksanakan tahun 2015 adalah pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo.
Pengembangan Tanjung Tembaga diyakini bisa membantu mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak sehingga kegiatan bongkar muat barang menuju wilayah Pasuruan, Situbondo, Bondowoso dan sekitarnya bisa lebih cepat. “Pelabuhan ini sangat efektif dan efisien dalam memecahkan masalah bongkar muat,” ujar Soekarwo.
Soekarwo berharap ada pelimpahan pengelolaan pelabuhan yang saat ini masih dikelola PT Pelindo III itu. Pemprov Jatim melalui APBD bertugas membangun jalan akses menuju palabuhan dan lapangan pergudangan. Sementara dana dari APBN digunakan untuk membangun dermaga II.
“Bila ini disepakati, Pelabuhan Tanjung Tembaga ini akan menjadi satu-satunya pelabuhan yang dikelola pemerintah,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim Wachid Wahyudi mengatakan, setelah mendapat persetujuan atas proyekproyek yang diusulkan tersebut, Pemprov Jatim saat ini fkus untuk berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mempercepat pelaksanaan proyek. “Begitu selesai rapat, saya langsung ditugasi ini,” kata dia.
Iihya’ ulumuddin
Salah satu usulan proyek tersebut adalah reaktivasi jalur rel Jombang-Babat. Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjelaskan bahwa kemarin usulan reaktivasi jalur rel peninggalan Belanda ini telah disetujui Presiden Jokowi untuk dikerjakan. Sesuai rencana, akses kereta Jombang-Babat ini akan dikoneksikan dengan jalur Babat-Gresik berlanjut hingga Teluk Lamong. Pengaktifan kembali jalur tersebut diharapkan bisa menjawab keluhan para pelaku bisnis di Jombang.
Sebab jalur rel ini ditargetkan bisa dimanfaatkan untuk mengangkut hasil industri dari kawasan industri seluas 980 hektare di Jombang, langsung ke Teluk Lamong. “Tidak hanya Jombang- Babat. Kami juga mengusulkan reaktivasi jalur rel Tuban-Babat. Ini untuk mendukung kawasan industri di Tuban. Alhamdulillah usulan ini disetujui,” kata Soekarwo. Sejumlah proyek infrastruktur lain yang diloloskan pemerintah pusat adalah pembangunan angkutan massal di Kota Surabaya.
Rencananya akan dibangun trem dari Terminal Joyoboyo menuju Jembatan Merah hingga Perak. Selain itu, dibangun pula monorel dari Keputih-Jalan Dr Soetomo- Lidah Kulon. Jumlah kereta komuter dari Surabaya menuju wilayah sekitarnya juga bakal ditambah karena kereta yang ada saat ini dinilai sudah kurang layak pakai. Rinciannya, jalur Surabaya- Sidoarjosebanyak3trem set, Surabaya-Lamogan sebanyak 2 trem set, dan Surabaya- Mojokerto seba-nyak 2 trem set. Pemerintah juga bakal menambah jumlah kereta komuter Surabaya- Lawang-Malang-Kota- Kepanjen-Sumber Pucung. Untuk penambahan komuter ini dianggarkan Rp120 miliar.
“Tadi juga telah disepakati bahwasanya Jatim akan membangun berbagai proyek infrastruktur transportasi massal yakni pembangunan double track Surabaya-Malang. Proyek ini menjadi prioritas jangka pendek. Sebab lalu lintas kendaraan sangat padat di jalur ini dan sering terjadi kemacetan,” ujar Soekarwo. Sementara prioritas proyek jangka panjang adalah perluasan Bandara Internasional Juanda. Ke depan, bandara yang berada di wilayah di Sidoarjo itu akan dikembangkan dengan membangun dua landasan pacu (runway).
Pembangunannya direncanakan dimulai pada tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2019. Menurut Soekarwo, jumlah penumpang di Bandara Juanda saat ini sudah mencapai 17,2 juta orang per tahun. Sementara kapasitas yang tersedia hanya 12,5 penumpang. “Jadi kondisinya sebenarnya sudah overload,” terang dia. Untuk mendukung operasional bandara dengan tiga landasan pacu tersebut, dibuat jalur kereta api langsung dari Stasiun Gubeng ke Bandara Juanda.
Proyek tersebut dinamai elevated Gubeng-Juanda, yaitu kereta api khusus yang terintegrasi dengan Juanda Airport City. Proyek ini membutuhkan lahan seluas kurang lebih 4.000 hektare dengan biaya sekitar Rp1,5 triliun. “Kami segera membuat kontrak kerja bersama pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Surabaya, mengenai sharing pembiayaan untuk proyek ini, sekitar Rp1,5 triliun” lanjut Soekarwo Proyek-proyek lain yang dilaksanakan tahun 2015 adalah pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo.
Pengembangan Tanjung Tembaga diyakini bisa membantu mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak sehingga kegiatan bongkar muat barang menuju wilayah Pasuruan, Situbondo, Bondowoso dan sekitarnya bisa lebih cepat. “Pelabuhan ini sangat efektif dan efisien dalam memecahkan masalah bongkar muat,” ujar Soekarwo.
Soekarwo berharap ada pelimpahan pengelolaan pelabuhan yang saat ini masih dikelola PT Pelindo III itu. Pemprov Jatim melalui APBD bertugas membangun jalan akses menuju palabuhan dan lapangan pergudangan. Sementara dana dari APBN digunakan untuk membangun dermaga II.
“Bila ini disepakati, Pelabuhan Tanjung Tembaga ini akan menjadi satu-satunya pelabuhan yang dikelola pemerintah,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim Wachid Wahyudi mengatakan, setelah mendapat persetujuan atas proyekproyek yang diusulkan tersebut, Pemprov Jatim saat ini fkus untuk berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mempercepat pelaksanaan proyek. “Begitu selesai rapat, saya langsung ditugasi ini,” kata dia.
Iihya’ ulumuddin
(ars)