Fogging Kurang Efektif Cegah DBD
A
A
A
SURABAYA - Pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang umum dilakukan adalah dengan penyemprotan atau fogging. Namun siapa sangka, upaya ini ternyata kurang efektif untuk membasmi nyamuk aedes aegypti.
Hal ini disampaikan pengajar dan peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia DR. Dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc, kepada wartawan di Surabaya, kemarin. Hasil penelitian dokter ini menunjukkan obat nyamuk memberikan efek penurunan angka demam berdarah terbesar dibandingkan fogging dan larvasida (pemberantasan jentik nyamuk).
“Kalau fogging terlalu sering, kemungkinan nyamuk justru bisa resisten. Itu makin berbahaya. Karenaitupenggunaanobatnyamuk akhirnya menjadi pilihan di masyarakat untuk pencegahan paling efektif. Selain itu, masyarakat juga paling menyukai lotion anti nyamuk sebagai salah satu upaya terhindar dari gigitan nyamuk, kata mereka lebih simpel dan murah,” katanya. Dia juga mengungkapkan 75% mencegah gigitan nyamuk bisa memakai lotionanti nyamuk.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Unair, Prof Dr Usman Hadi, Sp.PD, K-PTI, mengatakan, Indonesia menduduki peringkat dua untuk penderita demam berdarah setelah Brasil dan tertinggi se-Asia Tenggara. “Karena itu saat ini demam berdarah ditetapkan sebagai KLB oleh pemerintah,” kata guru besar yang juga spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini.
Saat dijumpai dalam diskusi “Langkah Pencegahan Demam Berdarah Paling Efektif”, dia menambahkan, tren kasus demam berdarah di Indonesia selalu naik tiap musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat harus selalu waspada. Selain itu, lingkungan alam yang tropis, sanitasi dan kebersihan yang buruk, serta masih rendahnya kesadaran masyarakat, juga memicu peningkatan demam berdarah di masyarakat.
Beberapa cara yang bisa digunakan mencegah serangan nyamuk demam berdarah, yakni yang sudah dicanangkan pemerintah seperti 3M (menutup, menguras, dan mengubur). Pencegahan tersebut sebenarnya tidak cukup, mengingat nyamuk aedes aegypti mempunyai jam biologis, yakni hanya akan menggigit sekitar pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Menurut Prof Usman, sebaiknya mengenakan pakaian celana dan lengan panjang agar terhindar dari gigitan nyamuk.
Selain itu, bisa juga menggunakan perlengkapan anti nyamuk mulai dari obat nyamuk hingga pemakaian lotionanti nyamuk. “Puncak dari serangan demam berdarah biasanya pada April, nah karena itu sejak sekarang harusnya masyarakat mulai antisipasi dengan berbagai cara untuk mencegah demam berdarah,” ujar profesor yang juga menjadi konsultan penyakit tropik dan infeksi itu.
Mamik wijayanti
Hal ini disampaikan pengajar dan peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia DR. Dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc, kepada wartawan di Surabaya, kemarin. Hasil penelitian dokter ini menunjukkan obat nyamuk memberikan efek penurunan angka demam berdarah terbesar dibandingkan fogging dan larvasida (pemberantasan jentik nyamuk).
“Kalau fogging terlalu sering, kemungkinan nyamuk justru bisa resisten. Itu makin berbahaya. Karenaitupenggunaanobatnyamuk akhirnya menjadi pilihan di masyarakat untuk pencegahan paling efektif. Selain itu, masyarakat juga paling menyukai lotion anti nyamuk sebagai salah satu upaya terhindar dari gigitan nyamuk, kata mereka lebih simpel dan murah,” katanya. Dia juga mengungkapkan 75% mencegah gigitan nyamuk bisa memakai lotionanti nyamuk.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Unair, Prof Dr Usman Hadi, Sp.PD, K-PTI, mengatakan, Indonesia menduduki peringkat dua untuk penderita demam berdarah setelah Brasil dan tertinggi se-Asia Tenggara. “Karena itu saat ini demam berdarah ditetapkan sebagai KLB oleh pemerintah,” kata guru besar yang juga spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini.
Saat dijumpai dalam diskusi “Langkah Pencegahan Demam Berdarah Paling Efektif”, dia menambahkan, tren kasus demam berdarah di Indonesia selalu naik tiap musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat harus selalu waspada. Selain itu, lingkungan alam yang tropis, sanitasi dan kebersihan yang buruk, serta masih rendahnya kesadaran masyarakat, juga memicu peningkatan demam berdarah di masyarakat.
Beberapa cara yang bisa digunakan mencegah serangan nyamuk demam berdarah, yakni yang sudah dicanangkan pemerintah seperti 3M (menutup, menguras, dan mengubur). Pencegahan tersebut sebenarnya tidak cukup, mengingat nyamuk aedes aegypti mempunyai jam biologis, yakni hanya akan menggigit sekitar pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Menurut Prof Usman, sebaiknya mengenakan pakaian celana dan lengan panjang agar terhindar dari gigitan nyamuk.
Selain itu, bisa juga menggunakan perlengkapan anti nyamuk mulai dari obat nyamuk hingga pemakaian lotionanti nyamuk. “Puncak dari serangan demam berdarah biasanya pada April, nah karena itu sejak sekarang harusnya masyarakat mulai antisipasi dengan berbagai cara untuk mencegah demam berdarah,” ujar profesor yang juga menjadi konsultan penyakit tropik dan infeksi itu.
Mamik wijayanti
(ars)