Basarnas Kirim Kapal Andalan
A
A
A
SITUBONDO - Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan Kapal Nasional (KN) 225 dari Surabaya untuk mencari delapan nelayan Kabupaten Situbondo yang hilang akibat perahu tenggelam di Perairan Selat Madura.
“Pagi tadi, KN 225 sudah merapat di perairan sebelah utara PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Paiton, Probolinggo, untuk ikut melakukan pencarian korban,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Zainul Arifin di Situbondo. Kapal Motor Slerek Harmonis yang digunakan 17 nelayan asal Besuki dan Banyuglugur, Situbondo, tenggelam akibat hantaman ombak dan angin kencang di perairan sebelah utara PLTU Paiton, Senin (23/2) malam.
Tujuh orang diselamatkan nelayan lain pada malam itu dan dua orang diselamatkan pada Rabu (24/2) pagi, sementara delapan lainnya hilang. Zainul menjelaskan, pada pencarian hari kedua ini pihaknya, juga menambah armada berupa perahu karet sehingga semuanya berjumlah dua unit, dua perahu SAR dan perahu sejumlah nelayan di sekitar perairan Selat Madura itu.
Ia menjelaskan, perahu-perahu nelayan itu rencananya akan menarik KM Slerek Harmonis untuk dibawa kembali ke pantai, sementara jaring yang digunakan oleh para nelayan nahas itu sudah ditarik sehari sebelumnya. “Kami berharap pencarian hari ini membuahkan hasil. Para nelayan itu kami temukan dalam kondisi selamat semua,” katanya.
Dalam pencarian kemarin, dari delapan awak yang hilang dan baru seorang yang berhasil diselamatkan, yakni bernama Wasil, 40, warga Dusun Sletreng, Desa Lobawang, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo. “Korban selamat ditemukan sekitar jam 11.50 WIB. Kondisinya lemas dan langsung dibawa ke RS Besuki,” kata Kasat Polair Polres Situbondo, AKP Basori Alwi.
Dengan ditemukan satu korban lagi, maka jumlah korban yang belum ditemukan tinggal tujuh orang. Kawasan Mandaran yang menjadi lokasi penemuan Wasil, berada di sisi timur dermaga Besuki. Temuan ini menguatkan bahwa para korban yang belum ditemukan, terus terseret arus hingga ke arah timur dari lokasi pencarian ikan. “Ini akan jadi pertimbangan bagi kami dalam upaya pencarian yang menggunakan KN 225,” katanya.
Sementara untuk pencarian pada Rabu dihentikan karena dikhawatirkan berhadapan dengan angin kencang yang bisa mengancam keselamatan tim SAR gabungan. “Kemarin sore sampai tadi malam ada badai yang bisa mengancam keselatan tim. Karena itu pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok, Kamis (26/2),” kata Zainul.
P juliatmoko
“Pagi tadi, KN 225 sudah merapat di perairan sebelah utara PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Paiton, Probolinggo, untuk ikut melakukan pencarian korban,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Zainul Arifin di Situbondo. Kapal Motor Slerek Harmonis yang digunakan 17 nelayan asal Besuki dan Banyuglugur, Situbondo, tenggelam akibat hantaman ombak dan angin kencang di perairan sebelah utara PLTU Paiton, Senin (23/2) malam.
Tujuh orang diselamatkan nelayan lain pada malam itu dan dua orang diselamatkan pada Rabu (24/2) pagi, sementara delapan lainnya hilang. Zainul menjelaskan, pada pencarian hari kedua ini pihaknya, juga menambah armada berupa perahu karet sehingga semuanya berjumlah dua unit, dua perahu SAR dan perahu sejumlah nelayan di sekitar perairan Selat Madura itu.
Ia menjelaskan, perahu-perahu nelayan itu rencananya akan menarik KM Slerek Harmonis untuk dibawa kembali ke pantai, sementara jaring yang digunakan oleh para nelayan nahas itu sudah ditarik sehari sebelumnya. “Kami berharap pencarian hari ini membuahkan hasil. Para nelayan itu kami temukan dalam kondisi selamat semua,” katanya.
Dalam pencarian kemarin, dari delapan awak yang hilang dan baru seorang yang berhasil diselamatkan, yakni bernama Wasil, 40, warga Dusun Sletreng, Desa Lobawang, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo. “Korban selamat ditemukan sekitar jam 11.50 WIB. Kondisinya lemas dan langsung dibawa ke RS Besuki,” kata Kasat Polair Polres Situbondo, AKP Basori Alwi.
Dengan ditemukan satu korban lagi, maka jumlah korban yang belum ditemukan tinggal tujuh orang. Kawasan Mandaran yang menjadi lokasi penemuan Wasil, berada di sisi timur dermaga Besuki. Temuan ini menguatkan bahwa para korban yang belum ditemukan, terus terseret arus hingga ke arah timur dari lokasi pencarian ikan. “Ini akan jadi pertimbangan bagi kami dalam upaya pencarian yang menggunakan KN 225,” katanya.
Sementara untuk pencarian pada Rabu dihentikan karena dikhawatirkan berhadapan dengan angin kencang yang bisa mengancam keselamatan tim SAR gabungan. “Kemarin sore sampai tadi malam ada badai yang bisa mengancam keselatan tim. Karena itu pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok, Kamis (26/2),” kata Zainul.
P juliatmoko
(ars)