Menanti Sikap Manajemen

Selasa, 24 Februari 2015 - 09:18 WIB
Menanti Sikap Manajemen
Menanti Sikap Manajemen
A A A
PALEMBANG - Sebelum terjadi pembatalan jadwal kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015, Sriwijaya FC (SFC) termasuk klub yang paling siap. Karena masa persiapan Laskar Wong Kito lebih cepat dibanding kontestan lain.

Sayangnya, rencana matang PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku manajemen SFC, mencapai target besar seolah sia-sia, menyusul keputusan Menpora dan BOPI menunda kick off ISL. Presiden SFC Dodi Reza Alex mengungkapkan, tidak ada hal lain yang diinginkan semua klub ISL, kecuali berjalannya pertandingan ISL.

“Kami tim yang paling siap. Sejak berakhir musim lalu, SFC langsung menyusun target besar. Tapi apa yang sudah kami lakukan terkesan sia-sia. Anggaran sudah banyak kami keluarkan, namun kompetisi tidak berjalan,” ungkapnya. Putra sulung Gubernur Sumsel Alex Noerdin itu menuturkan, manajemen mengikat kontrak pemain SFC untuk musim ini rata-rata dilakukan pada Desember 2014 hingga Februari ini.

Kalau ISL musim 2015 baru terlaksana April nanti, berarti manajemen harus memperbaiki kontrak kerja dan jelas menambah pengeluaran lagi. “Bayangkan saja, kami harus membayar pemain, tapi kompetisi belum berjalan. Di saat kompetisi belum selesai, kontrak kerja mereka habis dan manajemen harus memperbaiki kontrak itu. Sekarang apa mau Menpora dan BOPI menanggung pengeluaran klub atas penundaan itu,” tegasnya.

Untuk menindaklanjuti semua yang terjadi, petinggi SFC sore ini menggelar rapat di Hotel Swarna Dwipa. Bisa saja hasil rapat tersebut mengejutkan publik Sumsel, lantaran manajemen sempat mem-publishplan B mereka, untuk berlaga di Liga Singapura. “Kita rapat untuk merangkum semua persoalan yang terjadi. Seperti hasil dari deglarasi di Bandung, pertemuan dengan DPR RI di Jakarta. Setelah itu kita menentukan apa keputusan kami (manajemen),” kata Manajer SFC Robert Heri.

Robert menegaskan, rapat tersebut akan menghasilkan langkah konkret ke depan untuk menjadi injakan SFC mengarungi kompetisi nanti. “Kita tunggu saja hasilnya nanti apa,” tandasnya. Sementara, Direktur Marketing dan Promosi PT SOM Nirmala Dewi menyatakan, pihaknya harus mencari dana untuk kebutuhan tak terduga (taktis). Terlebih kontrak pemain rata-rata berakhir November.

“Demi menjaga kestabilan klub, kita harus memiliki dana taktis. Kalau tidak, akan menjadi masalah di kompetisi nanti. Karena semua pemain dikontrak satu musim dan itu sudah kesepakatan awal. Tapi dengan kondisi seperti, menjadi persoalan baru bagi kami,” katanya.

Nirmala menjelaskan, di awal kompetisi, PT SOM telah mempersiapkan Rp35 miliar untuk satu kompetisi. Artinya, manajemen harus mempersiapkan anggaran yang tidak jauh berbeda dengan jumlah tersebut. “Tapi jumlahnya tak sampai setengah dari Rp35 miliar, saya juga belum bisa menentukan jumlah biaya yang disiapkan. Besok (hari ini) kami rapat dengan jajaran direksi untuk membahas soal ini,” jelasnya.

M moeslim
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4103 seconds (0.1#10.140)