Pertama di Indonesia, Bisa untuk Pasien dan Penelitian

Selasa, 17 Februari 2015 - 11:29 WIB
Pertama di Indonesia, Bisa untuk Pasien dan Penelitian
Pertama di Indonesia, Bisa untuk Pasien dan Penelitian
A A A
Indonesia belum memiliki rumah sakit (RS) khusus atau lembaga penelitian tertentu yang berfungsi meneliti penyakit infeksi. Padahal Indonesia merupakan negara beriklim tropis sehingga hampir semua penyakit di dunia pernah ada di sini.

Penyakit-penyakitituperlu diteliti tapi sayang selama ini kebanyakanpenelitijustrudari orangasing. Alhasil, merekalah yangmenguasaiilmutersebut, termasuk meramu dan membuat vaksin bahkan juga dibukukan. Alasan ini yang kemudian membuat RS PendidikanUnair, Surabaya, membuka Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga(RSKI-Unair) yang diresmikanhari ini. RSKI Unair ini merupakan RS pertama di Indonesia dan terletak di Surabaya.

RS ini ke depan akan menjadi perintis untuk percepatan pencapaian kesetaraan dan kemandirian, terutama di bidang penyakit tropik. Apalagi penyakit infeksi, seperti SARS, MERS, HIV-AIDS, TB, malaria, flu babi, flu burung, difteri, dan demam berdarah dapat ditangani secara khusus, sehingga bisa digunakan sebagai bentuk studi dan penelitian di rumah sakit ini.

“Tujuan awal RS ini memang untuk RS riset dan ke depan memang akan lebih banyak meneliti penyakitpenyakit tropik dan infeksi. Karena itu, RS ini juga menjadi RS pertama untuk penelitian penyakit tropik dan infeksi,” kata Prof Dr. Boerhan Hidayat SpA (K). RSKI Unair dibangun dari RAPBN Kementerian Kesehatan dengan gedung tujuh lantai dan memiliki berbagai fasilitas memadai untuk membantu penanganan pasien dari berbagai infeksi.

Mengingat RS ini tidak juga dilengkapi dengan alat laboratorium yang canggih sehingga mampu menjadi RS riset atau translation research clinic . Bahkan, penyakit menular dan mengancam sekalipun termasuk yang epidemi dan pandemi juga bisa ditampung di RS ini, baik untuk pasien maupun untuk penelitiannya. Apalagi RS yang berada di lingkungan pendidikan ini memang harus mengedepankan penelitian selain harus memberi pelayanan dan pendidikan sehingga produknya berupa panduan, bio produk, diagnostik, atau vaksin.

“Sebagai pendukung dari RS riset ini, kami juga memiliki tenaga medis dan para dokter spesialis dan laboratorium khusus, ruang isolasi khusus, serta ruang rawat inap dengan desain khusus untuk jenis penyakit tertentu,” ujarnya. RS ini tidak hanya sekadar memberi pelayanan kepada pasien yang terserang penyakit infeksi tertentu melalui pelayanan pengobatan saja.

Namun, juga memberi pelayanan pencegahan, misalnya, konsultasi dan pemberian vaksin kepada seseorang yang hendak pergi ke daerah notabene sedang mengalami wabah penyakit tertentu. “Apabila orang ingin pergi umrah, haji, atau wisata ke suatu daerah, mereka juga bisa berkonsultasi kepada kami dan melakukan vaksin di sini,” ujarnya.

Meski baru diresmikan kemarin dan mendapat izin operasional sejak Desember 2014 lalu, tapi RS ini sudah melakukan penelitian sejak setahun lalu. Beberapa penelitian termasuk proyek penting yang nanti akan bermanfaat untuk masyarakat banyak.

Mamik Wijayanti
Surabaya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7296 seconds (0.1#10.140)