Yogyakarta Bidik Wisatawan Myanmar
A
A
A
YOGYAKARTA - Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekspor DIY ke berbagai negara, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) setempat mengadakan program bertajuk ”Ambassadors Go to Jogja with Love” yang digelar di The Garden Room Eastparc Hotel Yogyakarta, kemarin siang.
Kegiatan ini menghadirkan 15 duta besar (dubes) Indonesia yang bertugas di sejumlah negara sepertiSpanyol, Myanmar, Rusia, Italia, Saudi Arabia, dan beberapa perwakilan negara sahabat. Kehadiran para duta besar ini untuk sharing informasi produk-produk dan kerja sama di bidang perdagangan apa saja yang dapat dilakukan Indonesia.
Pertemuan juga guna merajut kerja sama Indonesia dengan negara lain. Tujuannya agar lebih banyak ekspor berbagai produk unggulan bisa dilakukan Indonesia. Salah satu tujuan ekspor potensial adalah ke Republik Uni Myanmar. Myanmar menjadi salah satu target kerja sama pengusaha Yogyakarta.
Salah satu peluang yang dibidik ialah sektor pariwisata mengingat kemiripan latar belakang sejarah antara Indonesia dan Myanmar, yakni peninggalan bercorak agama Buddha. Di Indonesia, banyak terdapat peninggalan candi, sementara Myanmar memiliki objek historikal berupa pagoda yang jumlahnya mencapai 4.000-an.
“Sebenarnya banyak wisatawan Myanmar yang tertarik berkunjung ke Indonesia, terutama ke Candi Borobudur. Tapi sayang, aksesnya masih terbatas,” ungkap Dubes RI untuk Myanmar Ito Sumardi, kemarin. Untuk mengatasi kendala itu, pihak kedubes telah berunding dengan maskapai Garuda Indonesia terkait rencana penerbangan langsung rute Yogyakarta–Myanmar.
Mantan Kabareskrim Polri ini optimistis rencana itu bisa direalisasikan tahun ini juga. Ito menyebutkan, angka kunjungan wisatawan Myanmar ke Yogyakarta masih sangat rendah. Bahkan dalam setahun jumlahnya tidak sampai ribuan. Sementara itu, kalangan media di DIY menyambut baik kedatangan para Dubes RI tersebut.
“Kami sangat concern terhadap pariwisataduniapariwisataDIY,” ungkap Wakil Ketua PWI Cabang Yogyakarta, Esti Susilarti. Ketua Kadin DIY Gonang Djuliastono mengapresiasi sambutan positif dari para dubes RI untuk negara sahabat. “Pada acara ini ada Dubes Indonesia dari 15 negara yang diundang,” tutur Gonang.
Windy anggraina
Kegiatan ini menghadirkan 15 duta besar (dubes) Indonesia yang bertugas di sejumlah negara sepertiSpanyol, Myanmar, Rusia, Italia, Saudi Arabia, dan beberapa perwakilan negara sahabat. Kehadiran para duta besar ini untuk sharing informasi produk-produk dan kerja sama di bidang perdagangan apa saja yang dapat dilakukan Indonesia.
Pertemuan juga guna merajut kerja sama Indonesia dengan negara lain. Tujuannya agar lebih banyak ekspor berbagai produk unggulan bisa dilakukan Indonesia. Salah satu tujuan ekspor potensial adalah ke Republik Uni Myanmar. Myanmar menjadi salah satu target kerja sama pengusaha Yogyakarta.
Salah satu peluang yang dibidik ialah sektor pariwisata mengingat kemiripan latar belakang sejarah antara Indonesia dan Myanmar, yakni peninggalan bercorak agama Buddha. Di Indonesia, banyak terdapat peninggalan candi, sementara Myanmar memiliki objek historikal berupa pagoda yang jumlahnya mencapai 4.000-an.
“Sebenarnya banyak wisatawan Myanmar yang tertarik berkunjung ke Indonesia, terutama ke Candi Borobudur. Tapi sayang, aksesnya masih terbatas,” ungkap Dubes RI untuk Myanmar Ito Sumardi, kemarin. Untuk mengatasi kendala itu, pihak kedubes telah berunding dengan maskapai Garuda Indonesia terkait rencana penerbangan langsung rute Yogyakarta–Myanmar.
Mantan Kabareskrim Polri ini optimistis rencana itu bisa direalisasikan tahun ini juga. Ito menyebutkan, angka kunjungan wisatawan Myanmar ke Yogyakarta masih sangat rendah. Bahkan dalam setahun jumlahnya tidak sampai ribuan. Sementara itu, kalangan media di DIY menyambut baik kedatangan para Dubes RI tersebut.
“Kami sangat concern terhadap pariwisataduniapariwisataDIY,” ungkap Wakil Ketua PWI Cabang Yogyakarta, Esti Susilarti. Ketua Kadin DIY Gonang Djuliastono mengapresiasi sambutan positif dari para dubes RI untuk negara sahabat. “Pada acara ini ada Dubes Indonesia dari 15 negara yang diundang,” tutur Gonang.
Windy anggraina
(bbg)