Pakuwon Targetkan Pendapatan Rp3,4 T
A
A
A
SURABAYA - PT Pakuwon Jati Tbk kembali mengembangkan usaha properti di Jawa Timur (Jatim). Pakuwon menargetkan pendapatan hingga Rp3,4 triliun karena tahun lalu (2014) melebihi target yang ditetapkan.
Direktur Marketing PT Pakuwon Jati Tbk, Sutandi Purnomosidi, menargetkan sales tercapai Rp3,4 triliun. Target tersebut tidak lepas dari beberapa indikator yang mengarah pada pertumbuhan perekonomian secara nasional. “Target ini dipengaruhi harga minyak mentah dunia turun, trade balance sudah surplus, inflasi terkendali, dan ada kecenderunganpenurunansuku bunga,” katanya disela-sela GrandOpeningMarketingGallery Grand Pakuwon, kemarin.
Sikap optimisme sales yang ditunjukkan Pakuwon tidak lepas dari realisasi yang dibukukan emiten properti berbasis di Surabaya ini. Karena tahun lalu, target salesRp3 triliun, tetapi realisasi sampai akhir tahun tercapai Rp3,1 triliun. Padahal sepanjang 2014 banyak investor yang menahan investasinya.
Sementara indikator lainnya, pemerintah sedikit melonggarkan peraturan down payment(DP) atau biasa disebut loan to value yang tahun lalu ditetapkan 30% dari total harga. Kontribusi sales tertinggi tahun 2014 lalu, menurut Sutandi, masih disumbangkan high rise dengan komisi 70% dan sisanya landed. “Ke depan akan kami dorong menjadi 65:35 atau 60:40, seiring dengan pertumbuhan landed,” katanya.
Surabaya sejauh ini masih menjadi penyumbang penjualan high rise terbesar atau berkontribusi 80% dari total sales high rise, sedangkan sisanya di Jakarta. Untuk di Surabaya beberapa produk high risemilik Pakuwon, di antaranya East Coast Edu City, Supermall Pakuwon Indah, dan One Icon Residence.
Keberadaan Grand Pakuwon di kawasan Surabaya Barat ini diharapkan bisa berkontribusi 20% penjualan tahun ini. “Kondisi ini bisa dilihat dari respons warga Surabaya terhadap Grand Pakuwon. Saat ini penjualan hampir 400 unit semua tipe, sejak kami buka akhir 2014 hingga akhir Januari 2015,” ujar pria kelahiran Magelang itu.
Grand Pakuwon berdiri di atas lahan 330 hektare dan bisa dikembangkan hingga 400 hektare. Sementara harga rumah yang dibanderol di Grand Pakuwon ini mulai dari Rp1,6 miliar. PT Assa Land, salah satu pengembang terbesar di Indonesia Timur, segara mengembangkan superblok Marvell City kawasan Ngagel, Surabaya.
Apartemen yang sempat macet ini mulai dibangun dengan anggaran sebesar Rp2 triliun. “Untuk tahap pertama, investasi kami berkisar antara Rp800 miliar hingga Rp1 triliun. Sementara untuk target khusus untuk apartemen akhir April dan mal pada Mei 2015 mendatang,” kata Direktur Utama PT Assa Land, Ronny Prasetya disela acara Topping Off Ceremony & Chinese New Yaer Celebration di Surabaya, kemarin.
Ronny menyebutkan, sebenarnya pembangunan superblok itu sudah dilakukan sejak dua tahun lalu dari tahap awal. Sementara luas lahannya mencapai 2,6 hektare untuk pembangunan superblok tersebut. Hingga saat ini tercatat hasil penjualan khusus unit apartemen mencapai 75% dengan dipatok harga Rp800 juta per unit. “Kami berharap tahun ini penjualan apartemen terus meningkat karena kebutuhan apartemen masyarakat Kota Surabaya cukup tinggi,” ujarnya.
Dalam pembangunan superblok ini, Ronny menyebutkan, ada empat proyek, yaitu Hotel Citadines, Apartemen Linden, dan pusat perbelanjaan. Perusahaan menargetkan keempat proyek tahap pertama akan tuntas pada kuartal pertama 2015. “Di sektor mal sudah terealisasi 60 % hingga 65 % dalam proyek ini. Kami berharap target kami akan tercapai tahun ini,” kata Ronny.
Ia menyebutkan, untuk proyek tahap kedua akan dibangun dua menara apartemen terdiri atas apartemen dan kondominium dengan jumlah 1.200 unit, ball room berkapasitas 2.000 orang, serta gedung pernikahan. Proyek tahap dua ini ditargetkan selesai pada 2017 nanti.
Direktur Marvel, Kevin Kusuma menambahkan, proyek itu akan menjadi pionir superblok terlengkap dan modern di Surabaya. Saat ini belum ada properti selengkap yang direncanakan.
“Bangunan ini bertujuan memenuhi kebutuhan penduduk Surabaya yang kian tambah pesat seiring pertumbuhan ekonomi di Jatim, termasuk Surabaya, cukup baik setiap tahunnya,” tutur dia.
Arief Ardliyanto
Direktur Marketing PT Pakuwon Jati Tbk, Sutandi Purnomosidi, menargetkan sales tercapai Rp3,4 triliun. Target tersebut tidak lepas dari beberapa indikator yang mengarah pada pertumbuhan perekonomian secara nasional. “Target ini dipengaruhi harga minyak mentah dunia turun, trade balance sudah surplus, inflasi terkendali, dan ada kecenderunganpenurunansuku bunga,” katanya disela-sela GrandOpeningMarketingGallery Grand Pakuwon, kemarin.
Sikap optimisme sales yang ditunjukkan Pakuwon tidak lepas dari realisasi yang dibukukan emiten properti berbasis di Surabaya ini. Karena tahun lalu, target salesRp3 triliun, tetapi realisasi sampai akhir tahun tercapai Rp3,1 triliun. Padahal sepanjang 2014 banyak investor yang menahan investasinya.
Sementara indikator lainnya, pemerintah sedikit melonggarkan peraturan down payment(DP) atau biasa disebut loan to value yang tahun lalu ditetapkan 30% dari total harga. Kontribusi sales tertinggi tahun 2014 lalu, menurut Sutandi, masih disumbangkan high rise dengan komisi 70% dan sisanya landed. “Ke depan akan kami dorong menjadi 65:35 atau 60:40, seiring dengan pertumbuhan landed,” katanya.
Surabaya sejauh ini masih menjadi penyumbang penjualan high rise terbesar atau berkontribusi 80% dari total sales high rise, sedangkan sisanya di Jakarta. Untuk di Surabaya beberapa produk high risemilik Pakuwon, di antaranya East Coast Edu City, Supermall Pakuwon Indah, dan One Icon Residence.
Keberadaan Grand Pakuwon di kawasan Surabaya Barat ini diharapkan bisa berkontribusi 20% penjualan tahun ini. “Kondisi ini bisa dilihat dari respons warga Surabaya terhadap Grand Pakuwon. Saat ini penjualan hampir 400 unit semua tipe, sejak kami buka akhir 2014 hingga akhir Januari 2015,” ujar pria kelahiran Magelang itu.
Grand Pakuwon berdiri di atas lahan 330 hektare dan bisa dikembangkan hingga 400 hektare. Sementara harga rumah yang dibanderol di Grand Pakuwon ini mulai dari Rp1,6 miliar. PT Assa Land, salah satu pengembang terbesar di Indonesia Timur, segara mengembangkan superblok Marvell City kawasan Ngagel, Surabaya.
Apartemen yang sempat macet ini mulai dibangun dengan anggaran sebesar Rp2 triliun. “Untuk tahap pertama, investasi kami berkisar antara Rp800 miliar hingga Rp1 triliun. Sementara untuk target khusus untuk apartemen akhir April dan mal pada Mei 2015 mendatang,” kata Direktur Utama PT Assa Land, Ronny Prasetya disela acara Topping Off Ceremony & Chinese New Yaer Celebration di Surabaya, kemarin.
Ronny menyebutkan, sebenarnya pembangunan superblok itu sudah dilakukan sejak dua tahun lalu dari tahap awal. Sementara luas lahannya mencapai 2,6 hektare untuk pembangunan superblok tersebut. Hingga saat ini tercatat hasil penjualan khusus unit apartemen mencapai 75% dengan dipatok harga Rp800 juta per unit. “Kami berharap tahun ini penjualan apartemen terus meningkat karena kebutuhan apartemen masyarakat Kota Surabaya cukup tinggi,” ujarnya.
Dalam pembangunan superblok ini, Ronny menyebutkan, ada empat proyek, yaitu Hotel Citadines, Apartemen Linden, dan pusat perbelanjaan. Perusahaan menargetkan keempat proyek tahap pertama akan tuntas pada kuartal pertama 2015. “Di sektor mal sudah terealisasi 60 % hingga 65 % dalam proyek ini. Kami berharap target kami akan tercapai tahun ini,” kata Ronny.
Ia menyebutkan, untuk proyek tahap kedua akan dibangun dua menara apartemen terdiri atas apartemen dan kondominium dengan jumlah 1.200 unit, ball room berkapasitas 2.000 orang, serta gedung pernikahan. Proyek tahap dua ini ditargetkan selesai pada 2017 nanti.
Direktur Marvel, Kevin Kusuma menambahkan, proyek itu akan menjadi pionir superblok terlengkap dan modern di Surabaya. Saat ini belum ada properti selengkap yang direncanakan.
“Bangunan ini bertujuan memenuhi kebutuhan penduduk Surabaya yang kian tambah pesat seiring pertumbuhan ekonomi di Jatim, termasuk Surabaya, cukup baik setiap tahunnya,” tutur dia.
Arief Ardliyanto
(ftr)