MKP Colong Start Kampanye
A
A
A
MOJOKERTO - Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) sepertinya tak ingin melewatkan sisa masa jabatannya tanpa menggaet simpati masyarakat.
Pria asli Mojokerto ini mulai tebar janji dan membagi kaoskaos bergambar dirinya saat acara rembuk desa di Desa Claket, Kecamatan Pacet kemarin. Jika dirunut ke belakang, upaya MKP dalam mendapat simpati publik telah dilakukan sejak awal dia menjabat 2010 lalu. Melalui program Sambang Desa, salah satu bupati muda ini telah mengunjungi 304 desa.
Dalam agenda itu, MKP selalu menebar simpati dengan menjanjikan perbaikan infrastruktur yang diminta masyarakat. Praktis, nama MKP cukup terkenal hingga level bawah. Tuntas dengan program Sambang Desa, tahun ini MKP kembali membuat program pertemuan langsung dengan masyarakat kegiatan Rembuk Desa. Program ini menyentuh ke tingkatan lebih rendah yakni tingkat dusun.
Setiap pertemuan rembuk desa, MKP menyinggahi dan bertemu masyarakat langsung di setiap dusun. Program Rembuk Desa yang dimulai awal tahun lalu itu melibatkan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD), di antaranya Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR), Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Pengairan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan pemberdayaan Masyarakat (Bappemas), Kesbangpol Linmas, Bagian Pembangunan, Bagian Humas, dan camat setempat.
Untuk tahun ini, MKP akan menyasar semua dusun di 64 desa. Agenda Rembuk Desa ini digelar rutin setiap Senin hingga Rabu saat jam kerja. Kesan kampanye dalam rembuk desa ini kian kental. Dalam setiap kegiatan Rembuk Desaselain memberikan janjijanji, MKP juga membagikan kaos bergambar dirinya.
Di bagian belakang kaos terdapat tulisan “Lanjutkan”. Di beberapa desa juga terlihat baliho bergambar dukungan kepada MKP. Seperti yang terlihat di kegiatan Rembuk Desa di Desa Claket, Kecamatan Pacet. MKP membagikan kaos dan baju takwa kepada masyarakat Dusun Mligi dan dusun lainnya di Desa Claket.
Kaos dan baju takwa itu dibawa langsung MKP di dalam mobil yang ia tumpangi. Namun, MKP mengelak jika kegiatan tersebut politis. “Ini bukan politis. Rembuk Desa ini digelar agar saya tahu apa kebutuhan masyarakat. Bisa bertatap muka langsung dengan masyarakat hingga ke dusun,” kata MKP.
MKP menyebut program Sambang Desa masih belum cukup menuntaskan pertemuannya dengan seluruh masyarakat. Lantaran itu tahun ini pihaknya membuat program Rembuk Desa yang menyentuh masyarakat hingga tingkat dusun. “Karena memang masih banyak infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Saya mengajak SKPD agar pejabat di pemkab mengetahui kondisi masyarakat sebenarnya,” paparnya.
Materi yang disampaikan MKP dalam setiap kegiatan Rembuk Desa juga tak luput dari kampanye. Selain memberikan janji pemenuhan permintaan masyarakat, MKP juga kerap meminta dukungan pencalonannya nanti. Mengenai sasaran Rembuk Desa tahun ini, banyak kalangan menilai jika itu adalah pilihan lantaran kedekatan aparat desa dengan MKP.
Ketua Forum Komunikasi Indonesia 1 (FKI-1) Wiwied Haryono menilai ada muatan politis dalam program Rembuk Desa. Selain dilakukan jelang pilbup, ada bagi-bagi material kampanye dalam kegiatan tersebut. “Ini sudah bisa dikatakan sebagai kampanye dini. Saya juga dengar kadang-kadang ada bagi-bagi uang untuk masyarakat,” ucapnya.
Seharusnya program Rembuk Desa dilakukan tanpa membawa nama MKP, sebagai salah satu calon dalam pilbup. Pembagian kaos bergambar MKP sebagai bentuk bahwa MKP sudah melakukan kampanye dan menggunakan program Pemkab Mojokerto sebagai tumpangan.
“Jelas ini menumpang ke program pemkab. Kalau tak ada muatan politis, seharusnya wakil bupati juga diajak dalam kegiatan itu. Itu baru namanya program pemerintah daerah, bukan kampanye,” tandas Wiwied.
Tritus Julan
Pria asli Mojokerto ini mulai tebar janji dan membagi kaoskaos bergambar dirinya saat acara rembuk desa di Desa Claket, Kecamatan Pacet kemarin. Jika dirunut ke belakang, upaya MKP dalam mendapat simpati publik telah dilakukan sejak awal dia menjabat 2010 lalu. Melalui program Sambang Desa, salah satu bupati muda ini telah mengunjungi 304 desa.
Dalam agenda itu, MKP selalu menebar simpati dengan menjanjikan perbaikan infrastruktur yang diminta masyarakat. Praktis, nama MKP cukup terkenal hingga level bawah. Tuntas dengan program Sambang Desa, tahun ini MKP kembali membuat program pertemuan langsung dengan masyarakat kegiatan Rembuk Desa. Program ini menyentuh ke tingkatan lebih rendah yakni tingkat dusun.
Setiap pertemuan rembuk desa, MKP menyinggahi dan bertemu masyarakat langsung di setiap dusun. Program Rembuk Desa yang dimulai awal tahun lalu itu melibatkan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD), di antaranya Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR), Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Pengairan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan pemberdayaan Masyarakat (Bappemas), Kesbangpol Linmas, Bagian Pembangunan, Bagian Humas, dan camat setempat.
Untuk tahun ini, MKP akan menyasar semua dusun di 64 desa. Agenda Rembuk Desa ini digelar rutin setiap Senin hingga Rabu saat jam kerja. Kesan kampanye dalam rembuk desa ini kian kental. Dalam setiap kegiatan Rembuk Desaselain memberikan janjijanji, MKP juga membagikan kaos bergambar dirinya.
Di bagian belakang kaos terdapat tulisan “Lanjutkan”. Di beberapa desa juga terlihat baliho bergambar dukungan kepada MKP. Seperti yang terlihat di kegiatan Rembuk Desa di Desa Claket, Kecamatan Pacet. MKP membagikan kaos dan baju takwa kepada masyarakat Dusun Mligi dan dusun lainnya di Desa Claket.
Kaos dan baju takwa itu dibawa langsung MKP di dalam mobil yang ia tumpangi. Namun, MKP mengelak jika kegiatan tersebut politis. “Ini bukan politis. Rembuk Desa ini digelar agar saya tahu apa kebutuhan masyarakat. Bisa bertatap muka langsung dengan masyarakat hingga ke dusun,” kata MKP.
MKP menyebut program Sambang Desa masih belum cukup menuntaskan pertemuannya dengan seluruh masyarakat. Lantaran itu tahun ini pihaknya membuat program Rembuk Desa yang menyentuh masyarakat hingga tingkat dusun. “Karena memang masih banyak infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Saya mengajak SKPD agar pejabat di pemkab mengetahui kondisi masyarakat sebenarnya,” paparnya.
Materi yang disampaikan MKP dalam setiap kegiatan Rembuk Desa juga tak luput dari kampanye. Selain memberikan janji pemenuhan permintaan masyarakat, MKP juga kerap meminta dukungan pencalonannya nanti. Mengenai sasaran Rembuk Desa tahun ini, banyak kalangan menilai jika itu adalah pilihan lantaran kedekatan aparat desa dengan MKP.
Ketua Forum Komunikasi Indonesia 1 (FKI-1) Wiwied Haryono menilai ada muatan politis dalam program Rembuk Desa. Selain dilakukan jelang pilbup, ada bagi-bagi material kampanye dalam kegiatan tersebut. “Ini sudah bisa dikatakan sebagai kampanye dini. Saya juga dengar kadang-kadang ada bagi-bagi uang untuk masyarakat,” ucapnya.
Seharusnya program Rembuk Desa dilakukan tanpa membawa nama MKP, sebagai salah satu calon dalam pilbup. Pembagian kaos bergambar MKP sebagai bentuk bahwa MKP sudah melakukan kampanye dan menggunakan program Pemkab Mojokerto sebagai tumpangan.
“Jelas ini menumpang ke program pemkab. Kalau tak ada muatan politis, seharusnya wakil bupati juga diajak dalam kegiatan itu. Itu baru namanya program pemerintah daerah, bukan kampanye,” tandas Wiwied.
Tritus Julan
(ftr)