Sungai Mekuris Meluap - Puluhan Rumah Terendam Banjir
A
A
A
BOJONEGORO - Hujan deras selama beberapa hari terakhir menyebabkan Sungai Mekuris yang berada di Desa Simbatan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro meluap.
Akibatnya, puluhan rumah warga, jalan, dan areal persawahan tergenang banjir. Menurut Camat Kanor, Subiyono, Sungai Mekuris yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo itu meluap sejak pukul 05.00 WIB kemarin. Tingginya debit air kiriman dari wilayah hulu seperti Kecamatan Balen dan Kedungadem tidak mampu dibendung oleh tanggul Sungai Mekuris. Sehingga air meluap menggenangi perkampungan dan persawahan.
“Sawah yang terendam banjir sekitar 80 hektare. Sawah itu ditanami padi yang berumur 10 hari sampai 40 hari. Sedangkan, rumah yang terendam banjir sekitar 15 kepala keluarga (KK),” ujarnya, kemarin. Puluhan rumah yang terendam itu berada di Desa Simbatan. Sedangkan 80 hektare tanaman padi yang terendam banjir berada di dua desa yakni Desa Palembon dan Simbatan, Kecamatan Kanor.
Selain itu 1.000 meter jalan antarkecamatan dan 400 meter jalan desa terendam air. Beruntung tingginya debit air Sungai Mekuris itu tidak sampai merusak bangunan tanggul yang baru diperbaiki. “Tidak ada tanggul yang jebol, air meluber di atas tanggul kemudian menggenangi rumah dan persawahan,” ujarnya.
Menurut Subiyono, di Kecamatan Kanor ada 16 desa yang masuk daftar rawan dan langganan bencana banjir. Seperti desa Simbatan, Palembon, Tejo, Pesen, Temu, Semambung, dan Kedungprimpen. “Sepuluh desa rawan banjir dari Sungai Bengawan Solo, sedangkan enam desa dari Sungai Mekuris,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo, sejak mendapat kabar Sungai Mekuris meluap pagi tadi, ia bersama puluhan anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bojonegoro dan sejumlah TNI langsung menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan bencana. “Kami lakukan peninggian tanggul dengan karung berisi pasir serta identifikasi korban,” katanya.
Ditambahkan, selama Januari 2015 ini BPBD telah mendata banjir bandang sebanyak empat kali di wilayah Bojonegoro. Yakni pada (4/1) banjir bandang menerjang Kecamatan Temayang akibat jebolnya dua titik tanggul sungai desa setempat. Menyusul kemudian pada (19/1) banjir bandang menerjang Desa Karangsono dan Sendangrejo, Kecamatan Dander.
Selain itu, pada Minggu (1/2) banjir bandang terjadi di Desa/Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro. Banjir bandang setinggi kurang lebih 80 sentimeter itu menerjang ratusan rumah. Selain itu, banjir juga menggenangi puluhan hektare tanaman padi.
Sementara itu, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro juga terlihat naik. Air mengalir deras berwarna kuning kecokelatan. Air yang mengalir deras juga menyeret ranting kering, pelepah pisang, dan tanaman eceng gondok.
Sementara, beberapa anak Sungai Bengawan Solo seperti Kali Gandong yang mengalir di Kecamatan Tambakrejo, Purwosari, dan Gayam juga terlihat penuh. Begitu pula Sungai Kalitidu yang mengalir di Kecamatan Kalitidu tampak penuh.
Muhammad Roqib
Akibatnya, puluhan rumah warga, jalan, dan areal persawahan tergenang banjir. Menurut Camat Kanor, Subiyono, Sungai Mekuris yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo itu meluap sejak pukul 05.00 WIB kemarin. Tingginya debit air kiriman dari wilayah hulu seperti Kecamatan Balen dan Kedungadem tidak mampu dibendung oleh tanggul Sungai Mekuris. Sehingga air meluap menggenangi perkampungan dan persawahan.
“Sawah yang terendam banjir sekitar 80 hektare. Sawah itu ditanami padi yang berumur 10 hari sampai 40 hari. Sedangkan, rumah yang terendam banjir sekitar 15 kepala keluarga (KK),” ujarnya, kemarin. Puluhan rumah yang terendam itu berada di Desa Simbatan. Sedangkan 80 hektare tanaman padi yang terendam banjir berada di dua desa yakni Desa Palembon dan Simbatan, Kecamatan Kanor.
Selain itu 1.000 meter jalan antarkecamatan dan 400 meter jalan desa terendam air. Beruntung tingginya debit air Sungai Mekuris itu tidak sampai merusak bangunan tanggul yang baru diperbaiki. “Tidak ada tanggul yang jebol, air meluber di atas tanggul kemudian menggenangi rumah dan persawahan,” ujarnya.
Menurut Subiyono, di Kecamatan Kanor ada 16 desa yang masuk daftar rawan dan langganan bencana banjir. Seperti desa Simbatan, Palembon, Tejo, Pesen, Temu, Semambung, dan Kedungprimpen. “Sepuluh desa rawan banjir dari Sungai Bengawan Solo, sedangkan enam desa dari Sungai Mekuris,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo, sejak mendapat kabar Sungai Mekuris meluap pagi tadi, ia bersama puluhan anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bojonegoro dan sejumlah TNI langsung menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan bencana. “Kami lakukan peninggian tanggul dengan karung berisi pasir serta identifikasi korban,” katanya.
Ditambahkan, selama Januari 2015 ini BPBD telah mendata banjir bandang sebanyak empat kali di wilayah Bojonegoro. Yakni pada (4/1) banjir bandang menerjang Kecamatan Temayang akibat jebolnya dua titik tanggul sungai desa setempat. Menyusul kemudian pada (19/1) banjir bandang menerjang Desa Karangsono dan Sendangrejo, Kecamatan Dander.
Selain itu, pada Minggu (1/2) banjir bandang terjadi di Desa/Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro. Banjir bandang setinggi kurang lebih 80 sentimeter itu menerjang ratusan rumah. Selain itu, banjir juga menggenangi puluhan hektare tanaman padi.
Sementara itu, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro juga terlihat naik. Air mengalir deras berwarna kuning kecokelatan. Air yang mengalir deras juga menyeret ranting kering, pelepah pisang, dan tanaman eceng gondok.
Sementara, beberapa anak Sungai Bengawan Solo seperti Kali Gandong yang mengalir di Kecamatan Tambakrejo, Purwosari, dan Gayam juga terlihat penuh. Begitu pula Sungai Kalitidu yang mengalir di Kecamatan Kalitidu tampak penuh.
Muhammad Roqib
(bhr)