Pembangunan Smelter Ditolak
A
A
A
GRESIK - LSM Pusat Demokrasi dan Kemanusiaan (Pudak) melakukan aksi menolak pembangunan smelter di Gresik.
Dalam aksi di Bundaran Perum Gresik Kota Baru (GKB) itu, mereka menilai pembangunan smelter bakal kian merusak lingkungan Kota Santri . Aksi dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB. Sambil berorasi, mereka juga membeber poster bertulis; Industri Tidak Membangkitkan Ekonomi Rakyat, Malah Meracuni; Tolak Smelter Freeport di Gresik; Indonesia Bukan Negeri Jajahan; Kembalikan Harta Kami yang Kau Bawa.
”Kami menolak proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik. Karena kami menganggap perusahaan pemurniaan tembaga asal Amerika Serikat itu dapat merusak lingkungan. Bahkan, tidak akan dapat melakukan perbaikan,” ujar Ihya Ulumuddin, koordinator aksi dalam orasinya, kemarin.
Selain itu, massa Pudak juga menyebarkan selebaran kepada para pengguna jalan maupun pengunjung Bundaran GKB. Ada tiga tuntutan Pudak terhadap pembangunan smelter di Gresik, di antaranya tolak pendirian smelter PT Freeport di Gresik, putuskan kontrak karya dengan Freeport karena tidak menguntungkan bangsa Indonesia, serta copot dan ganti menteri ESDM karena dia adalah antek asing.
Koordinator LSM Pudak, Farid Abdillah mengatakan, keberadaan PT Freeport Indonesia melanggar UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Larangan Mengekspor Konsentrat Mentah. Karena itu, keberadaannya kerap kali merusak lingkungan dan penekanan terhadap pemerintah terkait eksploitasinya.
”Kami sebagai warga Gresik menolak tegas rencana pembangunan proyek smelter PT Freeport Indonesia. Buktinya di Papua selama puluhan tahun sudah merusak lingkungan. Kami juga menolak perpanjangan kontrak perusahaan asal Amerika Serikat itu,” katanya.
Setelah melakukan aksi orasi dan bagi selebaran hampir satu jam, massa Pudak membubarkan diri. Kendati begitu, Pudak berjanji akan terus beraksi menolak pembangunan smelter di Gresik sampai pemerintah pusat mendengar aspirasi dan memutuskan memindahkan pembangunan smelter dari Gresik.
Sekadar informasi, beberapa pekan kemarin, manajemen PT Freeport Indonesia menjelaskan ingin membangun smelter di Gresik tepatnya di kompleks industri PT Petrokimia Gresik. Bahkan, disiapkan dana sebesar Rp30 triliun.
Ashadik ik
Dalam aksi di Bundaran Perum Gresik Kota Baru (GKB) itu, mereka menilai pembangunan smelter bakal kian merusak lingkungan Kota Santri . Aksi dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB. Sambil berorasi, mereka juga membeber poster bertulis; Industri Tidak Membangkitkan Ekonomi Rakyat, Malah Meracuni; Tolak Smelter Freeport di Gresik; Indonesia Bukan Negeri Jajahan; Kembalikan Harta Kami yang Kau Bawa.
”Kami menolak proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik. Karena kami menganggap perusahaan pemurniaan tembaga asal Amerika Serikat itu dapat merusak lingkungan. Bahkan, tidak akan dapat melakukan perbaikan,” ujar Ihya Ulumuddin, koordinator aksi dalam orasinya, kemarin.
Selain itu, massa Pudak juga menyebarkan selebaran kepada para pengguna jalan maupun pengunjung Bundaran GKB. Ada tiga tuntutan Pudak terhadap pembangunan smelter di Gresik, di antaranya tolak pendirian smelter PT Freeport di Gresik, putuskan kontrak karya dengan Freeport karena tidak menguntungkan bangsa Indonesia, serta copot dan ganti menteri ESDM karena dia adalah antek asing.
Koordinator LSM Pudak, Farid Abdillah mengatakan, keberadaan PT Freeport Indonesia melanggar UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Larangan Mengekspor Konsentrat Mentah. Karena itu, keberadaannya kerap kali merusak lingkungan dan penekanan terhadap pemerintah terkait eksploitasinya.
”Kami sebagai warga Gresik menolak tegas rencana pembangunan proyek smelter PT Freeport Indonesia. Buktinya di Papua selama puluhan tahun sudah merusak lingkungan. Kami juga menolak perpanjangan kontrak perusahaan asal Amerika Serikat itu,” katanya.
Setelah melakukan aksi orasi dan bagi selebaran hampir satu jam, massa Pudak membubarkan diri. Kendati begitu, Pudak berjanji akan terus beraksi menolak pembangunan smelter di Gresik sampai pemerintah pusat mendengar aspirasi dan memutuskan memindahkan pembangunan smelter dari Gresik.
Sekadar informasi, beberapa pekan kemarin, manajemen PT Freeport Indonesia menjelaskan ingin membangun smelter di Gresik tepatnya di kompleks industri PT Petrokimia Gresik. Bahkan, disiapkan dana sebesar Rp30 triliun.
Ashadik ik
(ftr)