Tokoh Nasional Muncul di Blitar
A
A
A
BLITAR - Aksi Save Indonesia yang digelar di depan kantor DPRD Kota Blitar diwarnai kemunculan orang-orang bertopeng wajah pimpinan KPK, Polri, dan kabinet Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Oleh ratusan aktivis Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) sosok berwajah Megawati Soekarno Putri, Surya Paloh, Presiden Joko Widodo, Abraham Samad, Bambang Widjajanto, dan Komjen Budi Gunawan ditempatkan berjongkok di bawah kaki pendemo. “Hentikan konflik sekarang juga. Selamatkan Indonesia, selamatkan KPK, Polri, dari rongrongan para koruptor,” ucap Deni Panjalu dalam orasinya.
KPK menetapkan calon tunggal Kapolri Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai tersangka kasus gratifikasi. Tidak menunggu lama, Mabes Polri membalas dengan menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto (BW). Polisi mene-tapkan BW sebagai tersangka laporan palsu perkara sengketa pilkada.
Akibatnya, yang bersangkutan harus meletakkan jabatan sebagai pimpinan KPK. Deni menduga, konflik yang terjadi hanya sandiwara belaka. Akal-akalan politik yang hanya menguntungkan para koruptor. “Ingat! Musuh kita adalah koruptor. Bukan KPK maupun Polri. Apa pun tujuan yang dipertontonkan para elit, semuanya terlihat memalukan,” kata Deni dengan telunjuk menuding para pemakai topeng KIH yang berjongkok di bawah.
Selain aktivis antikorupsi, unjuk rasa Save Indonesia juga melibatkan sejumlah tenaga honorer Pemkab Blitar. Massa mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera menyelesaikan konflik.
Presiden diharapkan tidak hanya mengeluarkan imbauan. Akan tetapi juga mengambil langkah nyata yang mampu meredakan semuanya. “Sebab faktanya, sampai hari ini, konflik masih terus berlangsung,” ucap Dian, honorer dari Dinas Kesehatan Pemkab Blitar.
Aksi yang berlangsung dua jam ditutup dengan penggalangan tanda tangan kesepakatan penyelamatan Indonesia, khususnya institusi KPK dan Polri. Selain para aktivis dan tenaga honorer, sejumlah anggota Polres Kota Blitar juga turut membubuhkan tanda tangan.
Solichan Arif
Oleh ratusan aktivis Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) sosok berwajah Megawati Soekarno Putri, Surya Paloh, Presiden Joko Widodo, Abraham Samad, Bambang Widjajanto, dan Komjen Budi Gunawan ditempatkan berjongkok di bawah kaki pendemo. “Hentikan konflik sekarang juga. Selamatkan Indonesia, selamatkan KPK, Polri, dari rongrongan para koruptor,” ucap Deni Panjalu dalam orasinya.
KPK menetapkan calon tunggal Kapolri Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai tersangka kasus gratifikasi. Tidak menunggu lama, Mabes Polri membalas dengan menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto (BW). Polisi mene-tapkan BW sebagai tersangka laporan palsu perkara sengketa pilkada.
Akibatnya, yang bersangkutan harus meletakkan jabatan sebagai pimpinan KPK. Deni menduga, konflik yang terjadi hanya sandiwara belaka. Akal-akalan politik yang hanya menguntungkan para koruptor. “Ingat! Musuh kita adalah koruptor. Bukan KPK maupun Polri. Apa pun tujuan yang dipertontonkan para elit, semuanya terlihat memalukan,” kata Deni dengan telunjuk menuding para pemakai topeng KIH yang berjongkok di bawah.
Selain aktivis antikorupsi, unjuk rasa Save Indonesia juga melibatkan sejumlah tenaga honorer Pemkab Blitar. Massa mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera menyelesaikan konflik.
Presiden diharapkan tidak hanya mengeluarkan imbauan. Akan tetapi juga mengambil langkah nyata yang mampu meredakan semuanya. “Sebab faktanya, sampai hari ini, konflik masih terus berlangsung,” ucap Dian, honorer dari Dinas Kesehatan Pemkab Blitar.
Aksi yang berlangsung dua jam ditutup dengan penggalangan tanda tangan kesepakatan penyelamatan Indonesia, khususnya institusi KPK dan Polri. Selain para aktivis dan tenaga honorer, sejumlah anggota Polres Kota Blitar juga turut membubuhkan tanda tangan.
Solichan Arif
(ftr)