Awas, Jalan MKP Berbahaya
A
A
A
MOJOKERTO - Warga atau wisatawan patut waspada jika melintasi Jalan Mustofa Kamal Pasa (MKP) di wana wisata air panas Desa Padusan hingga Desa Claket, Kecamatan Pacet. Jalur baru sepanjang 4,6 kilo meter itu belum aman pasca longsor.
Beberapa hari lalu jalan berkonstruksi beton ini tertutup material longsoran tebing yang ada di salah satu sisi jalan. Beberapa titik lainnya di sepanjang jalan yang melintas di pegunungan itu juga rawan longsor. Itu lantaran kemiringan tebing yang tak standar. Konstruksi tanah tebing di jalur ini juga rawan longsor juga hujan deras mengguyur.
Tak hanya rawan longsor, jalan yang menelan anggaran Rp7 miliar itu juga belum dilengkapi dengan rambu-rambu yang cukup. Padahal di jalur ini terdapat kelokan tajam, turunan, dan tanjakanyangekstrem. Terlebih, belum ada sempadan jalan atau pembatas. Padahal di salah satu sisi jalan merupakan jurang terjal. Bahkan, di beberapa ruas jalan menempel di bibir jurang.
Pengendara yang tak hati-hati rawan terperosok ke jurang. Kondisi jalan yang tak aman itu dirasakan warga Desa Padusan yang sering menggunakan jalur ini. Mereka mengaku waswas jika melintas di sisi yang mendekati jurang. ”Karena tidak ada pembatasnya. Terutama saat turunan dan tikungan tajam. Kalau kebablasan, bisa masuk jurang,” ujar Sugeng, salah satu warga ditemui di wisata air panas Padusan kemarin.
Dia tak menampik pascadibangunnya jalan tersebut, transportasi menjadi lancar. Karena sebelumnya, jalan ini cukup sempit ditambah lagi dengan banyaknya bebatuan terjal. Namun, meski kondisi jalan saat ini cukup lebar, masih muncul rasa khawatir. ”Pinggir jalan mepet dengan bibir jurang. Waswas juga karena tidak ada sempadan jalan,” ucapnya.
Bupati Mustofa Kamal Pasa mengakui pembangunan jalan yang mengambil nama dirinya itu belum rampung. Masih ada tahap pembangunan lagi yang bakal dikerjakan tahun ini, yakni pembuatan sempadan jalan dalam bentuk trotoar. ”Di sisi kiri dan kanan jalan nanti akan kita buat trotoarselebar1,5meter. Kalau begitu akan aman. Tahun ini dikerjakan,” paparnya kemarin.
Dia tak kesulitan membuat trotoar kendati di salah satu sisi jalan tak ada lagi lahan kosong dan dibatasi bibir jurang. Pihaknya akan membuat beton tambahan. ”Masih bisa dibuat dengan beton. Kalau sisi tebing, tentu kita akan mengepras tebingnya untuk trotoar. Ramburambu juga akan kita pasang nanti,” ucapnya.
Pasca longsor beberapa hari lalu, jalur ini masih ditutup hingga kemarin. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan perampingan tebing di dua titik longsor.
Beberapa pohon terpaksa ditebang karena rawan longsor. ”Kemiringannya (tebing) yang kita ubah dan sudah selesai kami lakukan,” ujarnya. Tanto Suhariyadi tak menampik ada beberapa titik lainnya yang juga rawan longsor. Pihaknya akan mencari titik-titik rawan tebing longsor dan melakukan perampingan. ”Bertahap akan kita lakukan perampingan. Terutama yang kami anggap rawan longsor,” katanya.
Dia tak menyebut sampai kapan jalur itu ditutup dan bisa digunakan kembali. Diketahui, Jalan Mustofa Kamal Pasa berada di kawasan wisata air panas Padusan dan membelah hutan hingga Desa Claket, Kecamatan Pacet.
Jalur ini memang cukup nyaman untuk dilintasi karena pemandangan alam Gunung Welirang yang berada di sisi kiri dan kanan jalan. Jadi, jika takdibangun dengan perencanaan yang matang, jalur ini justru berbahaya untuk wisatawan atau warga yang melintas.
Tritus Julan
Beberapa hari lalu jalan berkonstruksi beton ini tertutup material longsoran tebing yang ada di salah satu sisi jalan. Beberapa titik lainnya di sepanjang jalan yang melintas di pegunungan itu juga rawan longsor. Itu lantaran kemiringan tebing yang tak standar. Konstruksi tanah tebing di jalur ini juga rawan longsor juga hujan deras mengguyur.
Tak hanya rawan longsor, jalan yang menelan anggaran Rp7 miliar itu juga belum dilengkapi dengan rambu-rambu yang cukup. Padahal di jalur ini terdapat kelokan tajam, turunan, dan tanjakanyangekstrem. Terlebih, belum ada sempadan jalan atau pembatas. Padahal di salah satu sisi jalan merupakan jurang terjal. Bahkan, di beberapa ruas jalan menempel di bibir jurang.
Pengendara yang tak hati-hati rawan terperosok ke jurang. Kondisi jalan yang tak aman itu dirasakan warga Desa Padusan yang sering menggunakan jalur ini. Mereka mengaku waswas jika melintas di sisi yang mendekati jurang. ”Karena tidak ada pembatasnya. Terutama saat turunan dan tikungan tajam. Kalau kebablasan, bisa masuk jurang,” ujar Sugeng, salah satu warga ditemui di wisata air panas Padusan kemarin.
Dia tak menampik pascadibangunnya jalan tersebut, transportasi menjadi lancar. Karena sebelumnya, jalan ini cukup sempit ditambah lagi dengan banyaknya bebatuan terjal. Namun, meski kondisi jalan saat ini cukup lebar, masih muncul rasa khawatir. ”Pinggir jalan mepet dengan bibir jurang. Waswas juga karena tidak ada sempadan jalan,” ucapnya.
Bupati Mustofa Kamal Pasa mengakui pembangunan jalan yang mengambil nama dirinya itu belum rampung. Masih ada tahap pembangunan lagi yang bakal dikerjakan tahun ini, yakni pembuatan sempadan jalan dalam bentuk trotoar. ”Di sisi kiri dan kanan jalan nanti akan kita buat trotoarselebar1,5meter. Kalau begitu akan aman. Tahun ini dikerjakan,” paparnya kemarin.
Dia tak kesulitan membuat trotoar kendati di salah satu sisi jalan tak ada lagi lahan kosong dan dibatasi bibir jurang. Pihaknya akan membuat beton tambahan. ”Masih bisa dibuat dengan beton. Kalau sisi tebing, tentu kita akan mengepras tebingnya untuk trotoar. Ramburambu juga akan kita pasang nanti,” ucapnya.
Pasca longsor beberapa hari lalu, jalur ini masih ditutup hingga kemarin. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan perampingan tebing di dua titik longsor.
Beberapa pohon terpaksa ditebang karena rawan longsor. ”Kemiringannya (tebing) yang kita ubah dan sudah selesai kami lakukan,” ujarnya. Tanto Suhariyadi tak menampik ada beberapa titik lainnya yang juga rawan longsor. Pihaknya akan mencari titik-titik rawan tebing longsor dan melakukan perampingan. ”Bertahap akan kita lakukan perampingan. Terutama yang kami anggap rawan longsor,” katanya.
Dia tak menyebut sampai kapan jalur itu ditutup dan bisa digunakan kembali. Diketahui, Jalan Mustofa Kamal Pasa berada di kawasan wisata air panas Padusan dan membelah hutan hingga Desa Claket, Kecamatan Pacet.
Jalur ini memang cukup nyaman untuk dilintasi karena pemandangan alam Gunung Welirang yang berada di sisi kiri dan kanan jalan. Jadi, jika takdibangun dengan perencanaan yang matang, jalur ini justru berbahaya untuk wisatawan atau warga yang melintas.
Tritus Julan
(ftr)