Dokter Bukan Lagi Dewa

Minggu, 18 Januari 2015 - 10:35 WIB
Dokter Bukan Lagi Dewa
Dokter Bukan Lagi Dewa
A A A
KAMIS (15/01), digelar pisah sambut Direktur Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, yang menandai resminya dr Mohammad Syahril Sp.P MPH menjadi orang nomor satu di satu – satunya RS tipe A di Sumsel ini

Sekilas tiada beda, pejabat lama pergi dan masuk nama baru. Namun publik Sumsel harus tahu, siapa nakhoda baru RSMH? Rencana dan program seperti apa yang disiapkan untuk meningkatkan kualitas layanan?

Sejumlah informasih berhasil dikumpulkan KORAN SINDO PALEMBANG, salah satunya Syahril adalah putra Sumsel kelahiran Lahat. Dia juga telah memiliki pengalaman dan penghargaan, di antaranya dokter tarbaik tingkat nasional tahun 1994, dan puskesmas tempatnya mengabdi di Solo juga meraih penghargaan terbaik di tahun 1997. Bagaimana rencana dan programnya di RSMH Palembang? Berikut wawancara reporter KORAN SINDO PALEMBANGTasmalinda dengan Syahril, usai pisah sambut baru – baru ini.

Sebelumnya selamat atas posisi baru ini. Awalnya bagaimana Anda bisa terpilih untuk memimpin RSMH Palembang ?

Saya juga sebelumnya tidak mengetahui akan ditunjuk menjadi Direktur RSMH. Tapi, tepat 2 Januari, saya dipanggil oleh Dirjen Kementerian Kesehatan. Itupun hanya diminta hadir untuk acara pengangkatan jabatan, tanpa saya berfikir untuk dipindahkan. Karena saat itupun, saya masih menjabat Direktur RS umum Persahabatan Jakarta. Sehari sebelum acara, saya dikabarkan akan dipindahkan dan menjabat Direktur RSMH Palembang. Tapi, sebenarnya saya juga sudah tidak merasa asing di Sumsel.

Kenapa tidak asing?

Karena saya kelahiran Lahat, dibesarkan dan bersekolah hingga SMA di Lahat. Ketika dipercayakan di RSMH Palembang, saya seolah kembali ke tanah kelahiran. Saya merasakan balik ke kampung halaman dan kembali merasakan budaya yang sudah lama pernah saya kenal.

Meski sudah kenal dengan budaya Sumsel, apa rencana RSMH?

Setiap direktur tentu memiliki gaya kepemimpinan masingmasing. Saya akan pilih gaya kepemimpinan be my selfsaja. Saya orangnya siap kerja dan siap bekerjasama. Keinginan saya sangat besar guna mengembangkan RSMH untuk menjadi benar-benar rumah sakit layanan publik di Sumsel. Tentu, dengan meneruskan kemajuan yang sudah diraih RSMH Palembang selama ini.

Ke depan harus banyak perubahan, yang mengarah kebaikan. Misalnya, memaksimalkan layanan bagi pasien. Pada UU Nomor 44 tahun 2009, dijelaskan jika rumah sakit merupakan layanan publik yang mengedepankan transparansi, keterbukaan, hingga mudah diakses oleh siapapun warga negera yang sakit. Menjadi layanan publik bidang kesehatan itupun, harus memenuhi syarat, misalnya pelayanan yang sesuai dengan standar dan mutu hingga pada pelayanan berkualitas dengan mengutamakan keselamatan pasien.

Dalam jangka waktu dekat, saya ingin membuka ruang (hall) khusus di rumah sakit guna menjadi media bagi pasien, dokter, pegawai, masyarakat hingga jurnalis dalam keterbukaan informasi di rumah sakit. Mengutamakan bagaimana pasien mengetahui layanan yang sudah diberikan, rumah sakit juga memberikan penjelasan yang benar. Sementara masyarakat dan instansi yang memiliki fungsi kontrol seperti media massa juga berperan di sana.

Bagaimana dengan internal rumah sakit?

Pertama, saya ingin mentranformasikan budaya baru dalam pelayanan kesehatan, yakni budaya untuk lebih cepat, lebih ramah, dan lebih bermutu. Bagaimana pegawai hingga dokter yang berada di lini pertama pelayanan masyarakat bisa membudayakan hal-hal tersebut. Sementara tentang keahlian, saya nyakin banyak dokter-dokter hingga pegawai di sini sudah maju atau bisa dikatakan lebih maju. Saya ingin ada keterbukaan informasi, bagaimana nantinya nomor telepon saya bisa diakses, telepon dokter hingga kepala departemen juga bisa diakses keluarga pasien.

Kenapa konsep keterbukaan yang diutamakan?

Karena pada dasarnya, dokter dan rumah sakit menjadi instansi layanan publik. Dokter bukan lagi dewa yang tidak bisa dikomunikasikan dengan keluarga pasien. Dokter dan rumah sakit, merupakan “pelayan” pasien. Bagaimana rumah sakit dapat maju, jika antar dokter dan pasien tidak berkomunikasi aktif menyampaikan kekurangan dan penilaian pelayanannya. Keluarga pasien memiliki hak untuk bertanya sementara dokter juga memiliki kewajiban menjelaskan.

Selama menjadi dokter dan memimpin rumah sakit, adakah yang paling berkesan?

Pengalaman cukup banyak. Tapi, paling berkesan itu saat menjabat kepala Puskesmas di Kecamatan Sumo Boyolali, Jawa Tengah. Saat itu, puskesmas berhasil menjadi pemenang dalam ajang Abdi Satya Bakti. Di mana puskesmas dilombakan bersama dengan layanan publik seperti bank, telkom, hingga PDAM dalam pelayanan publik terbaik tahun 1997.

Dalam penilaian itu, dilakukan langsung oleh wakil rakyat dan wartawan. Sementara yang membuat puskesmas menjadi pemenang karena dinilai memiliki layanan kesehatan prima dengan terobosan kepada kegiatankegiatan yang berdampak langsung bagi masyarakat. Pada 1994, di Puskesmas yang sama, saya juga terpilih menjadi dokter terbaik tingkat nasional dan langsung mendapatkan penghargaan dari Presiden Soeharto.

Pengalaman inilah yang menyakinkan saya, jika saat seseorang sudah memiliki tekad, bekerja dengan baik, serta ikhlas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan aturan, maka akan banyak manfaat yang diperoleh. Ini yang menjadi semangat bagi saya, terutama di RSMH Palembang ini.

Selain di rumah sakit, ada kesibukan lain di luar?

Saya punya kerja sosial di bidang pendidikan. Di Solo saya memiliki institusi pendidikan dalam pengembangan kewirausahaan terutama bagi para pelajar lulusan SMK-SMK. Selain itu, saya tergabung dalam majelis kesehatan bersama istri saya, di Ponpes Modern As Salam Solo. Bersama istri rutin memberikan peran dan fungsinya sebagai majelis kesehatan bagi pondok pesantren modern itu.

Memang saya sedari kuliah di FK Universitas 11 Maret Solo lebih disibukkan dengan kegiatan berorganisasi. Sekarang jadinya, saya sudah jadi worker holic, orang yang tidak mau berdiam diri, terus bekerja, bagaimanapun hasilnya. Ya itu, terus bekerja, terus bekerja.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9999 seconds (0.1#10.140)