Hobi Main Kartu Dituang ke Busana
A
A
A
SURABAYA - Merancang busana avant garde kadang kurang diminati desainer. Pasalnya, busana ini hanya bisa dikenakan saat momen tertentu sesuai dengan tema atau semacam pesta kostum.
Berbeda jika mendesain gaun malam yang bisa dikenakan untuk semua acara resmi. Meski demikian, ketertarikan mendesain busana berbau avant garde tetap ditunjukkan Marcella Linardi. Desainer muda asal Surabaya, kemarin, memamerkan beberapa rancangan busana semi avant garde bertema Aces Up Solitare. Total ada enam busana avant garde untuk perempuan dan satu busana untuk laki-laki.
Saat dijumpai di Lenmarc Mall Surabaya, perempuan berusia 25 tahun ini mengaku tertarik mendesain busana bertema kartu remi karena dia sendiri hobi bermain kartu. Selain itu, saat mendesain busana dia mencoba mengaplikasikan motif-motif dari kartu remi yang dia suka. Alhasil, hampir semua motif maupun gambar yang menempel pada busana identik dengan kartu.
Seperti yang terlihat pada busana two pieces yang dikenakan salah satu model. Busana ini terdiri atas bawahan celana putih yang bagian sampingnya dijahit bordir dengan motif kartu bergambar hati berwarna hitam, kemudian atasan lengan panjang dengan bentuk hati cukup besar di bagian dada.
”Saya sengaja mendesain dengan tampilan kartukartu remi, karena suka bermain kartu dan hampir semua busana pasti ada gambar atau motif kartunya, tapi yang khusus untuk koleksi aces up solitare ini,” ujar perempuan berwajah oriental itu. Desain lain yang merupakan aplikasi Marcella pada busana dress selutut yang dikenakan salah satu model.
Uniknya, pada bagian tengah dress ini terdapat motif hati yang didesain tumpuk sehingga menampilkan lapisan demi lapisan tiap hati. Dijelaskan oleh perempuan yang tercatat sebagai siswi di Pison Art N Fashion Foundation (AFF) ini, bagian membentuk hati untuk busana dress putih adalah bagian paling sulit. Apalagi saat ditumpuk-tumpuk dengan bahan agak tebal, dia justru takut jika bagian atasnya akan melorot karena bawahnya cukup berat.
”Potongan bagian atas saya buat seperti kemben , nah kalau bawahnya berat jangan-jangan nanti melorot, maka saya benar- benar hunting untuk mencari bahan yang ringan supaya pas,” ujar Marcella yang selama ini menyukai hasil rancangan desainer lokal Indonesia, seperti Sebastian Gunawan. Ingin tampil berbeda dari kebanyakan rancangan yang lain, Marcella sengaja memilih kain dutchess untuk bahan utama pembuatan koleksinya ini.
Tidak cukup itu, untuk warna pun dia menggunakan warnawarna kartu, seperti merah, putih, dan hitam, sedangkan hitam dan putih bisa dibilang paling dominan untuk rancangannya kali ini.
Mamik wijayanti
Berbeda jika mendesain gaun malam yang bisa dikenakan untuk semua acara resmi. Meski demikian, ketertarikan mendesain busana berbau avant garde tetap ditunjukkan Marcella Linardi. Desainer muda asal Surabaya, kemarin, memamerkan beberapa rancangan busana semi avant garde bertema Aces Up Solitare. Total ada enam busana avant garde untuk perempuan dan satu busana untuk laki-laki.
Saat dijumpai di Lenmarc Mall Surabaya, perempuan berusia 25 tahun ini mengaku tertarik mendesain busana bertema kartu remi karena dia sendiri hobi bermain kartu. Selain itu, saat mendesain busana dia mencoba mengaplikasikan motif-motif dari kartu remi yang dia suka. Alhasil, hampir semua motif maupun gambar yang menempel pada busana identik dengan kartu.
Seperti yang terlihat pada busana two pieces yang dikenakan salah satu model. Busana ini terdiri atas bawahan celana putih yang bagian sampingnya dijahit bordir dengan motif kartu bergambar hati berwarna hitam, kemudian atasan lengan panjang dengan bentuk hati cukup besar di bagian dada.
”Saya sengaja mendesain dengan tampilan kartukartu remi, karena suka bermain kartu dan hampir semua busana pasti ada gambar atau motif kartunya, tapi yang khusus untuk koleksi aces up solitare ini,” ujar perempuan berwajah oriental itu. Desain lain yang merupakan aplikasi Marcella pada busana dress selutut yang dikenakan salah satu model.
Uniknya, pada bagian tengah dress ini terdapat motif hati yang didesain tumpuk sehingga menampilkan lapisan demi lapisan tiap hati. Dijelaskan oleh perempuan yang tercatat sebagai siswi di Pison Art N Fashion Foundation (AFF) ini, bagian membentuk hati untuk busana dress putih adalah bagian paling sulit. Apalagi saat ditumpuk-tumpuk dengan bahan agak tebal, dia justru takut jika bagian atasnya akan melorot karena bawahnya cukup berat.
”Potongan bagian atas saya buat seperti kemben , nah kalau bawahnya berat jangan-jangan nanti melorot, maka saya benar- benar hunting untuk mencari bahan yang ringan supaya pas,” ujar Marcella yang selama ini menyukai hasil rancangan desainer lokal Indonesia, seperti Sebastian Gunawan. Ingin tampil berbeda dari kebanyakan rancangan yang lain, Marcella sengaja memilih kain dutchess untuk bahan utama pembuatan koleksinya ini.
Tidak cukup itu, untuk warna pun dia menggunakan warnawarna kartu, seperti merah, putih, dan hitam, sedangkan hitam dan putih bisa dibilang paling dominan untuk rancangannya kali ini.
Mamik wijayanti
(ars)