Hasil Olahan Laut yang Masih Kecut

Sabtu, 17 Januari 2015 - 10:30 WIB
Hasil Olahan Laut yang...
Hasil Olahan Laut yang Masih Kecut
A A A
Para pelaut di Surabaya terkenal tangguh dalam menaklukkan badai. Mereka berlayar mencari ikan menerobos batas ombak. Hasil laut melimpah pun didapat. Kekayaan laut Indonesia yang penuh ragam membuat tangkapan ikut bertambah. Namun, hasil yang besar itu tak berjalan lurus dengan olahan laut yang masih “kecut”.

Air dari langit seperti ditumpahkan begitu saja ketika memasuki kawasan Kenjeran. Surabaya yang sudah tak pernah diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir tiba-tiba langsung mendung dan hujan deras. Jalanan di sekitar Bulak sampai Kenjeran ikut tergenang air yang menghambat laju kendaraan. Mendung yang hitam pekat membuat hati berdebar.

Terutama bagi para penjual ikan dan kerupuk yang ada di Bulak. Hati mereka ikut mendung ketika hujan yang tak kunjung berhenti membuat lapaknya sepi. Mereka kini hanya bisa menanti keberuntungan untuk pembeli yang datang menghampiri. “Tak hujan saja sepinya minta ampun. Apalagi kalau hujan deras begini,” kata Sulaiman, salah satu pedagang kerupuk ikan di sentra ikan Bulak.

Di lapaknya yang berukuran 1x1 meter dengan keramik licin di atasnya masih saja menumpuk bungkusan besar kerupuk yang disaji. Sejak pagi, belum ada pembeli satu pun yang menyentuh kerupuknya. Hujan yang sejuk tak mampu meredam gejolak dalam hatinya yang resah.

Sulaiman merupakan satu di antara beberapa pedagang yang masih bertahan di Sentra Ikan Bulak. Lapak-lapak di sebelahnya memilih untuk tutup karena sepinya pembeli yang datang. Kondisi Sentra Ikan Bulak masih selalu saja sepi. Selain faktor inkonsistensi pedagang untuk setia di stan, mereka juga mengalami kekurangan modal usaha.

Hasilnya, usaha yang baru dirintis masih terus terpuruk. Beberapa pedagang yang sudah mendapat jatah menempati stan di Sentra Ikan Bulak mengaku butuh modal sebagai penopang usaha. Ketiadaan modal itulah yang membuat pedagang belum bisa berjualan secara maksimal.

Ditambah lagi sepinya pembeli membuat laju penjualan kembang kempis. “Mayoritas pedagang ini kan tergabung dalam perkumpulan UKM kecil, karenanya ada yang butuh modal untuk keberlangsungan usahanya,” ujar salah satu pedagang, Tatik.

Ia melanjutkan, penyaluran modal ke pedagang harus tepat sasaran. Sehingga peruntukannya tepat sasaran juga. Ditambah lagi tidak sembarangan pedagang yang bisa diberi amanah menerima suntikan modal tersebut. “Nanti khawatirnya malah akan disalahgunakan,” ujar pedagang kerupuk ikan itu.

Wulandari, pedagang terasi dan petis juga mengeluh sepinya pendapatan. Rasa takut semakin besar bagi para nelayan dan pedagang di dekat pantai adalah berlakunya era Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA) 2015. Kalau kondisinya masih seperti ini, maka persaingan akan kalah dengan kehadiran banyak kompetitor baru di bisnis yang sama.

Stok ikan, katanya, begitu melimpah di rumah-rumah nelayan. Banyaknya kekayaan laut yang dimiliki tentu sia-sia kalau tak dimanfaatkan dengan baik. Karena itu olahan ikan dilakukan untuk menambah nilai dan pendapatan warga di dekat laut. “Tapi kami kesulitan dalam promosi dan penjualan. Pembeli yang datang banyak dari Surabaya dan kota di sekitarnya. Sementara pembeli dari luar kota dan turis mancanegara sangat jarang,” ucapnya.

Ia melanjutkan, kalau melihat hasil laut yang diperoleh warga Surabaya, harusnya bisa menjadi pusat ikan dan pengolahan yang besar. Namun keinginan itu belum bisa terwujud dengan minimnya modal para warga. “Banyak juga yang akhirnya terlilit utang ke bank titil . Karena itu perputaran uang tak begitu cepat,” katanya.

Pusat Kuliner Hasil Laut

Keberadaan sentra ikan Bulak sebenarnya bisa menjadi destinasi yang menarik. Ketika menyusuri Pantai Kenjeran dari kejauhan sudah terlihat bangunan yang unik di ujung kampung nelayan. Bangunan itu seperti sebuah perahu raksasa dengan layar terkembangnya.

Lokasinya yang ada di Jalan Bulak Cumpat No 1 Surabaya bisa dijadikan jujukan oleh-oleh aneka produk olahan laut. Sentra Ikan Bulak merupakan pusat pengolahan dan pemasaran hasil laut. Sentra ini dibangun untuk memberikan tempat usaha bagi UKM bidang perikanan dan kelautan yang layak, sehat, dan modern.

Sentra ini juga berfungsi untuk mengenalkan dan mempromosikan berbagai produk hasil olahan ikan agar semakin diminati oleh masyarakat. Warga Surabaya maupun wisatawan yang berkunjung ke Kenjeran bisa menjadikan SIB sebagai jujukan untuk belanja oleh-oleh hasil olahan ikan dalam satu tempat yang lebih nyaman.

Bangunan di atas lahan seluas 4.573 meter persegi ini, terdiri dari dua lantai. Lebih kurang ada 96 kios yang menjual kerupuk dan ikan kering, 40 kios ikan asap, 16 kios ikan segar, 20 kios kerajinan, dan 40 kios makanan dan minuman. Total ada 212 kios yang menyuguhkan aneka kebutuhan bagi para pengunjung yang datang.

Untuk lantai dasar diperuntukkan bagi pedagang hasil olahan ikan, seperti kerupuk, ikan kering, ikan asap, dan ikan segar. Sementara di lantai dua, menyuguhkan aneka makanan khas pesisir seperti lontong kupang, sate kerang, es kelapa muda, dan makanan siap saji lainnya.

Posisi Sentra Ikan Bulak sebenarnya sangat menarik karena berhadapan langsung dengan laut sehingga pengunjung bisa menikmati hidangan sambil melepas pandangan ke hamparan laut yang menawan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya Hadi Mulyono mengatakan, gerakan koperasi terus dilakukan bagi para pedagang dan warga di dekat laut. Ditambah lagi dengan penetapan status sebagai sentra kuliner yang bisa dikunjungi oleh turis ketika datang ke Surabaya.

Pihaknya juga rutin menggelar sarasehan koperasi yang bisa membantu warga dalam mengembangkan hasil olahan laut. Ada dua aspek yang ingin ditata dalam perkoperasian saat ini. Yakni hubungan anggota dengan pengurus yang jadi penguat terhadap lembaga.

Selain itu juga hubungan antarkoperasi yang bisa menjadi jaringan usaha untuk penghidupan. Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Djoestamadji menuturkan, berbagai upaya sudah dilakukan untuk memperkenalkan Sentra Ikan Bulak dengan hasil olahan lautnya yang bagus. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan yang dipusatkan di sana.

Karena itu, berbagai acara seperti pesta rakyat maupun pameran kuliner selalu diadakan di Sentra Ikan Bulak. Keberadaan sentra ikan bisa menjadi destinasi wisata kuliner baru yang ada di Surabaya. “Semua orang bisa datang ke sana untuk menikmati olahan laut. Ikan hasil pengasapan juga bisa disantap di tepi laut dengan pemandangan yang indah,” katanya.

Untuk pengenalan lainnya, Dinas Pertanian juga membicarakan rencana besar dengan Dinas Pariwisata terkait rencana pemanfaatan shuttle bus yang memiliki rute ke sentra ikan. “Jelas itu akan membantu para wisatawan,” tandasnya.

Aan Haryono
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)