Tuntut Otsus, Gubernur Kaltim Tiru Strategi Mahatma Gandhi
A
A
A
SAMARINDA - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak mengaku serius memperjuangkan otonomi khusus (otsus) untuk provinsi yang ia pimpin. Strategi yang dilakukan Mahatma Gandhi akan ia tiru.
"Saya tegas menyatakan akan menuntut otsus. Saya akan melakukan aksi diam di Gedung DPRD Kaltim sebagai bentuk keseriusan saya menuntut otsus untuk Kaltim," kata Awang Faroek kepada wartawan, Selasa (13/1/2015).
Dia menyebut, aksi ini meniru gerakan Mahatma Gandhi dalam menentang Pemerintahan Inggris di India. Kala itu, tokoh spiritual India ini melakukan aksi diam.
"Aksi diam ini seperti yang dilakukan Mahatma Gandhi saat melawan Inggris. Meski diam, tapi hasilnya menang. Makanya saya gunakan cara ini, karena saya yakin masyarakat Kaltim akan mendukung gerakan otsus untuk Kaltim," ujarnya.
Perjuangan seperti ini, kata Awang, tak perlu memerlukan energi berlebihan. Namun ia yakin cara ini cukup efektif.
"Aksi diam ini tak perlu menggunakan urat dan suara. Saya akan duduk tenang dan tidak berbicara sedikit pun," katanya.
Untuk diketahui, Awang Faroek dalam kondisi sakit. Untuk beraktivitas, mantan Bupati Kutai Timur ini harus menggunakan kursi roda. Bahkan, untuk berbicara dia mulai kesulitan.
"Jadi nanti saya akan duduk dan diam saja. Kalau ada yang mau liputan ya tidak bisa tanya-tanya. Kan namanya aksi diam, jadi tidak ada suara dan tidak ada gerakan," jelasnya.
Namun, Awang masih enggan menyebutkan kapan aksi diam ini akan dilaksanakan. Dia hanya menyebut rencana aksi itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Provinsi Kaltim mendesak pemerintah pusat untuk memberikan otonomi khusus bagi Kaltim. Alasannya, dana Kaltim adalah salah satu provinsi penyumbang devisa dari sektor sumber daya alam. Namun, yang kembali ke Kaltim hanya sedikit. Akibatnya, pembangunan infrastruktur tidak kunjung selesai.
"Saya tegas menyatakan akan menuntut otsus. Saya akan melakukan aksi diam di Gedung DPRD Kaltim sebagai bentuk keseriusan saya menuntut otsus untuk Kaltim," kata Awang Faroek kepada wartawan, Selasa (13/1/2015).
Dia menyebut, aksi ini meniru gerakan Mahatma Gandhi dalam menentang Pemerintahan Inggris di India. Kala itu, tokoh spiritual India ini melakukan aksi diam.
"Aksi diam ini seperti yang dilakukan Mahatma Gandhi saat melawan Inggris. Meski diam, tapi hasilnya menang. Makanya saya gunakan cara ini, karena saya yakin masyarakat Kaltim akan mendukung gerakan otsus untuk Kaltim," ujarnya.
Perjuangan seperti ini, kata Awang, tak perlu memerlukan energi berlebihan. Namun ia yakin cara ini cukup efektif.
"Aksi diam ini tak perlu menggunakan urat dan suara. Saya akan duduk tenang dan tidak berbicara sedikit pun," katanya.
Untuk diketahui, Awang Faroek dalam kondisi sakit. Untuk beraktivitas, mantan Bupati Kutai Timur ini harus menggunakan kursi roda. Bahkan, untuk berbicara dia mulai kesulitan.
"Jadi nanti saya akan duduk dan diam saja. Kalau ada yang mau liputan ya tidak bisa tanya-tanya. Kan namanya aksi diam, jadi tidak ada suara dan tidak ada gerakan," jelasnya.
Namun, Awang masih enggan menyebutkan kapan aksi diam ini akan dilaksanakan. Dia hanya menyebut rencana aksi itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Provinsi Kaltim mendesak pemerintah pusat untuk memberikan otonomi khusus bagi Kaltim. Alasannya, dana Kaltim adalah salah satu provinsi penyumbang devisa dari sektor sumber daya alam. Namun, yang kembali ke Kaltim hanya sedikit. Akibatnya, pembangunan infrastruktur tidak kunjung selesai.
(zik)