Musim Hujan, Perajin Bata Merah Naikkan Harga Jual

Selasa, 13 Januari 2015 - 12:45 WIB
Musim Hujan, Perajin...
Musim Hujan, Perajin Bata Merah Naikkan Harga Jual
A A A
BOJONEGORO - Perajin bata merah di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo, Kabupaten Bojonegoro, menaikkan harga jual pada musim hujan seperti ini.

Hal ini disebabkan membengkaknya biaya produksi, seperti proses cetak, pengeringan, dan pembakaran, yang memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan musim kemarau. Sodikin, 60, perajin bata merah di Dusun Kalangan, Desa/ Kecamatan Padangan mengatakan, sejak memasuki musim hujan, ia bersama perajin batu bata merah lainnya di dusun setempat sepakat menaikkan harga bahan dasar bangunan tersebut. Karena saat ini para perajin tidak bisa berproduksi dan hanya mengandalkan penjualan sisa hasil produksi pada musim kemarau lalu.

Dia mengaku masih punya persediaan sisa produksi saat musim kemarau 20.000 unit. Batu bata merah itu hampir setiap hari diburu pembeli lokal Padangan dan sekitarnya. “Dari harga semula Rp450.000 kini naik menjadi Rp500.000 per seribu batu bata,” ujarnya. Sementara itu, perajin batu bata merah lain di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Suwarno, 42, mengatakan senada. Bahkan, kini ia tetap nekat berproduksi batu bata meski curah hujan tinggi.

Memang saat musim hujan proses produksi terhambat dan memakan waktu lebih lama sehingga berimbas pada kenaikan harga. “Misalnya saat proses pengeringan berlangsung biasanya membutuhkan waktu selama satu pekan kini menjadi dua pekan. Itu belum pembakarannya. Sementara proses pencetakan hanya mencapai 300 per hari dan tenaga dobel karena saat hujan harus ditutupi terpal plastik agar tidak remuk,” ujarnya.

Perajin bata merah banyak tersebar di beberapa lokasi di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, di antaranya di Kecamatan Ngraho, Padangan, Kalitidu, Bojonegoro, Balen, Sumberejo, dan Baureno. Perajin memanfaatkan tanah liat endapan Sungai Bengawan Solo sebagai bahan dasar batu bata merah.

Tanah liat itu dicetak berbentuk persegi panjang lalu dikeringkan. Setelah kering, cetakan batu bata merah itu dibakar di atas tungku perapian hingga sehari semalam. Setelah proses pembakaran, batu bata merah kemudian ditata lagi dan siap dijual. ?muhammad roqib
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0774 seconds (0.1#10.140)