Ribuan KK Wilayah Blok Cepu Masuk Kategori Miskin
A
A
A
BOJONEGORO - Angka kemiskinan di daerah sekitar ladang minyak dan gas bumi (migas) Blok Cepu di Bojonegoro cukup tinggi.
Jumlah penduduk miskin dari 12 desa di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, tercatat 2.325 kepala keluarga (KK). Sebanyak 12 desa di Kecamatan Gayam yang merupakan wilayah ring satu ladang migas Blok Cupu, yakni Gayam, Ringintunggal, Begadon, Brabowan, Bonorejo, Beged, Mojodelik, Ngraho, Katur, Sudu, Cengungklung, dan Manukan, angka kemiskinannya cukup tinggi.
Di Desa Mojodelik merupakan desa penghasil migas Blok Cepu misalnya, tercatat jumlah penduduk miskin 263 KK. Sementara di Desa Gayam tercatat jumlah penduduk miskinnya 249 KK dan di Desa Katur tercatat jumlah penduduk miskin 398 KK. Sementara jumlah penduduk di Kecamatan Gayam tercatat 32.944 jiwa.
Jumlah penduduk di Desa Mojodelik sebanyak 4.260 jiwa, jumlah penduduk di Desa Gayam sebanyak 6.407 jiwa, dan jumlah penduduk di Desa Katur sebanyak 4.319 jiwa. Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Gayam, Tamzil, jumlah penduduk miskin di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu memang tinggi. Berkurangnya lahan pertanian yang beralih menjadi lahan proyek migas Blok Cepu turut memengaruhi semakin tingginya jumlah penduduk miskin.
“Sebelumnya mayoritas penduduk di sekitar ladang migas Blok Cepu bekerja sebagai petani dan buruh tani. Tetapi karena lahan pertanian berkurang, mereka banyak beralih profesi menjadi pekerja proyek migas,” ujarnya. Namun, kata dia, proyek migas Blok Cepu tidak berlangsung lama.
Akibatnya, setelah proyek migas Blok Cepu selesai timbul dampak sosial berupa bertambahnya pengangguran dan kemiskinan. “Kalau tidak ditangani dengan tepat, kemiskinan di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu bisa menimbulkan gejolak sosial,” ujarnya.
Ia mengatakan, salah satu upaya mengurangi kemiskinan di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu, yakni memberikan keterampilan kepada para pemuda dan mendorong munculnya usaha mikro kecil berbasis masyarakat. Sesuai dengan rencana Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro, juga akan mengadakan pelatihan kerja bagi 12.000 orang.
Pelatihan kerja yang pertama akan diadakan di Kecamatan Gayam pada Januari ini. Menurut Kepala Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono, pelatihan kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Pelatihan kerja yang diberikan di antaranya tata rias, potong rambut, pertukangan, perbengkelan, hingga usaha membuat mi ayam dan bakso. “Pelatihan kerja diadakan di balai desa dan tempat-tempat tertentu yang disepakati. Peserta pelatihan akan didampingi hingga bisa,” ujarnya.
Setelah diberi keterampilan, kata dia, peserta akan didampingi hingga bisa membuka usaha sendiri, diberi kemudahan mendapatkan pinjaman modal dari koperasi dan bank, serta dibantu membangun jaringan pemasaran.
Muhammad Roqib
Jumlah penduduk miskin dari 12 desa di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, tercatat 2.325 kepala keluarga (KK). Sebanyak 12 desa di Kecamatan Gayam yang merupakan wilayah ring satu ladang migas Blok Cupu, yakni Gayam, Ringintunggal, Begadon, Brabowan, Bonorejo, Beged, Mojodelik, Ngraho, Katur, Sudu, Cengungklung, dan Manukan, angka kemiskinannya cukup tinggi.
Di Desa Mojodelik merupakan desa penghasil migas Blok Cepu misalnya, tercatat jumlah penduduk miskin 263 KK. Sementara di Desa Gayam tercatat jumlah penduduk miskinnya 249 KK dan di Desa Katur tercatat jumlah penduduk miskin 398 KK. Sementara jumlah penduduk di Kecamatan Gayam tercatat 32.944 jiwa.
Jumlah penduduk di Desa Mojodelik sebanyak 4.260 jiwa, jumlah penduduk di Desa Gayam sebanyak 6.407 jiwa, dan jumlah penduduk di Desa Katur sebanyak 4.319 jiwa. Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Gayam, Tamzil, jumlah penduduk miskin di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu memang tinggi. Berkurangnya lahan pertanian yang beralih menjadi lahan proyek migas Blok Cepu turut memengaruhi semakin tingginya jumlah penduduk miskin.
“Sebelumnya mayoritas penduduk di sekitar ladang migas Blok Cepu bekerja sebagai petani dan buruh tani. Tetapi karena lahan pertanian berkurang, mereka banyak beralih profesi menjadi pekerja proyek migas,” ujarnya. Namun, kata dia, proyek migas Blok Cepu tidak berlangsung lama.
Akibatnya, setelah proyek migas Blok Cepu selesai timbul dampak sosial berupa bertambahnya pengangguran dan kemiskinan. “Kalau tidak ditangani dengan tepat, kemiskinan di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu bisa menimbulkan gejolak sosial,” ujarnya.
Ia mengatakan, salah satu upaya mengurangi kemiskinan di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu, yakni memberikan keterampilan kepada para pemuda dan mendorong munculnya usaha mikro kecil berbasis masyarakat. Sesuai dengan rencana Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro, juga akan mengadakan pelatihan kerja bagi 12.000 orang.
Pelatihan kerja yang pertama akan diadakan di Kecamatan Gayam pada Januari ini. Menurut Kepala Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono, pelatihan kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Pelatihan kerja yang diberikan di antaranya tata rias, potong rambut, pertukangan, perbengkelan, hingga usaha membuat mi ayam dan bakso. “Pelatihan kerja diadakan di balai desa dan tempat-tempat tertentu yang disepakati. Peserta pelatihan akan didampingi hingga bisa,” ujarnya.
Setelah diberi keterampilan, kata dia, peserta akan didampingi hingga bisa membuka usaha sendiri, diberi kemudahan mendapatkan pinjaman modal dari koperasi dan bank, serta dibantu membangun jaringan pemasaran.
Muhammad Roqib
(ftr)