Paving Rusak Malah Ditambal Tanah Pedel
A
A
A
BOJONEGORO - Jalan paving di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, rusak parah. Kondisi jalan banyak berlubang, bergelombang, dan paving-nya pecah-pecah.
Rusaknya jalan poros desa tersebut tidak diperbaiki dengan ditambal sulam dengan paving lagi melainkan diuruk dengan tanah pedel. Akibat diuruknya tanah pedel tersebut justru membuat para pengguna jalan yang melintas khususnya warga setempat merasa terganggu.
Terlebih saat musim hujan seperti saat ini jalan yang usai ditambal pedelbercampur air dan membuat jalan tidak nyaman dilalui. Jalan yang rusak itu rata-rata separuh badan jalan. Setelah ditambal pedel, para pengguna jalan tidak melintasi di atas pedel melainkan memilih yang ber-paving meski lebarnya hanya setengah meter. Terlebih usai hujan, bahu jalan sangat becek dan mudah menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kerusakan jalan poros desa ber-paving tersebut sebenarnya baru beberapa bulan terakhir dan saat ini sudah diperbaiki. Namun, perbaikan tersebut tidak sesuai program yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro jika jalan ber-paving rusak ditambal sulam dengan paving lagi.
“Sebetulnya kalau paving nya rusak ya diganti lagi, kalau paving-nya ambles ya dibongkar dan diuruk pasir lagi. Kalau di sini tidak, langsung diuruk batu pedel, malah menjadi jalan makadam lagi,” ujarnya. Jalan paving di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, juga kondisinya memprihatinkan.
Kondisi jalan paving sepanjang lima kilometer rusak parah. Jalan paving itu banyak yang berlubang, pecah-pecah, dan berserakan. Akibatnya, jalan yang berlubang kini terisi genangan air hujan. Jalan paving di Desa Bonorejo itu rusak parah lantaran sering dilalui truk proyek yang mengangkut material ke lokasi proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro.
Saat ini sebagian jalan paving itu dibongkar dan diperbaiki. Akibatnya, kendaraan yang lalu lalang di jalur itu harus bergerak pelan dan bergantian. Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Suyoto, ketika dikonfirmasi mengaku sudah mendapat laporan dari warga setempat jika jalan ber-pavingdi Desa Temu diuruk batu pedel.
Bahkan, dia juga mengaku sudah memerintahkan camat Kanor untuk mengingatkan perangkat Desa Temu yang memperbaiki jalan ber-paving dengan diuruk pedel. “Harus dikembalikan menjadi jalan paving lagi. Kita sudah memonitor ada di beberapa tempat, dan itu sekarang menjadi perhatian,” ujar Suyoto.
Dia juga meminta pemerintah desa dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) harus memasukkan perbaikan jalan berpaving yang ada di desa setempat. “Tidak hanya Desa Temu, tetapi seluruh desa di Bojonegoro harus merawat jalan paving dengan baik, jangan sampai ditambal batu pedel,” ucap Suyoto.
Sementara berdasarkan data di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bojonegoro diketahui pembangunan jalan paving di perdesaan sejak 2010 hingga 2014 mencapai 278.777 meter dengan anggaran sebesar Rp166,8 miliar.
Sedangkan target pembangunan jalan paving di pedesaan hingga 2018 sepanjang 1.280.897 meter dengan anggaran senilai Rp548,1 miliar.
Muhammad Roqib
Rusaknya jalan poros desa tersebut tidak diperbaiki dengan ditambal sulam dengan paving lagi melainkan diuruk dengan tanah pedel. Akibat diuruknya tanah pedel tersebut justru membuat para pengguna jalan yang melintas khususnya warga setempat merasa terganggu.
Terlebih saat musim hujan seperti saat ini jalan yang usai ditambal pedelbercampur air dan membuat jalan tidak nyaman dilalui. Jalan yang rusak itu rata-rata separuh badan jalan. Setelah ditambal pedel, para pengguna jalan tidak melintasi di atas pedel melainkan memilih yang ber-paving meski lebarnya hanya setengah meter. Terlebih usai hujan, bahu jalan sangat becek dan mudah menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kerusakan jalan poros desa ber-paving tersebut sebenarnya baru beberapa bulan terakhir dan saat ini sudah diperbaiki. Namun, perbaikan tersebut tidak sesuai program yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro jika jalan ber-paving rusak ditambal sulam dengan paving lagi.
“Sebetulnya kalau paving nya rusak ya diganti lagi, kalau paving-nya ambles ya dibongkar dan diuruk pasir lagi. Kalau di sini tidak, langsung diuruk batu pedel, malah menjadi jalan makadam lagi,” ujarnya. Jalan paving di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, juga kondisinya memprihatinkan.
Kondisi jalan paving sepanjang lima kilometer rusak parah. Jalan paving itu banyak yang berlubang, pecah-pecah, dan berserakan. Akibatnya, jalan yang berlubang kini terisi genangan air hujan. Jalan paving di Desa Bonorejo itu rusak parah lantaran sering dilalui truk proyek yang mengangkut material ke lokasi proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro.
Saat ini sebagian jalan paving itu dibongkar dan diperbaiki. Akibatnya, kendaraan yang lalu lalang di jalur itu harus bergerak pelan dan bergantian. Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Suyoto, ketika dikonfirmasi mengaku sudah mendapat laporan dari warga setempat jika jalan ber-pavingdi Desa Temu diuruk batu pedel.
Bahkan, dia juga mengaku sudah memerintahkan camat Kanor untuk mengingatkan perangkat Desa Temu yang memperbaiki jalan ber-paving dengan diuruk pedel. “Harus dikembalikan menjadi jalan paving lagi. Kita sudah memonitor ada di beberapa tempat, dan itu sekarang menjadi perhatian,” ujar Suyoto.
Dia juga meminta pemerintah desa dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) harus memasukkan perbaikan jalan berpaving yang ada di desa setempat. “Tidak hanya Desa Temu, tetapi seluruh desa di Bojonegoro harus merawat jalan paving dengan baik, jangan sampai ditambal batu pedel,” ucap Suyoto.
Sementara berdasarkan data di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bojonegoro diketahui pembangunan jalan paving di perdesaan sejak 2010 hingga 2014 mencapai 278.777 meter dengan anggaran sebesar Rp166,8 miliar.
Sedangkan target pembangunan jalan paving di pedesaan hingga 2018 sepanjang 1.280.897 meter dengan anggaran senilai Rp548,1 miliar.
Muhammad Roqib
(ftr)