Tak Ada Terompet dan Kembang Api

Kamis, 01 Januari 2015 - 11:33 WIB
Tak Ada Terompet dan...
Tak Ada Terompet dan Kembang Api
A A A
SURABAYA - Siapa bilang negeri ini tak punya pemimpin yang berempati. Pada saat rakyatnya berduka, mereka, para pemimpin negeri ini turut meneteskan air mata.

Segala Pesta Tahun Baru 2015 direm sekuat tenaga agar tak menyakiti keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (28/12). Sebuah sikap yang mengingatkan kita pada peringatan Tahun Baru 2010 atau bertepatan sehari setelah Presiden KH Abdurrahman Wahid meninggal dunia, pada 30 Desember 2009.

Pemerintah pada saat itu membatalkan pesta tahun baru sebagai wujud bela sungkawa terhadap meninggalnya Gus Dur. Negeri ini kembali menangis pada pengujung tahun. Mayoritas korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 tujuan Surabaya- Singapura berasal dari Jawa Timur. Sebanyak 30 orang penumpang dari Kota Malang dan 83 penumpang lainnya dari Kota Surabaya.

Belum lagi, sejumlah korban berasal dari Madiun, Mojokerto, Blitar, Jember, maupun Lumajang. Sudah sepantasnya Jawa Timur berduka. Tak sepatutnya Jawa Timur berpesta. “Sudah ditulisi dan kita awali, seperti di panggung depan Grahadi bahwa tidak ada pesta karena masa berkabung terkait adanya kecelakaan pesawat AirAsia,” kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Alhasil, tidak ada kembang api ataupun tiup terompet. Puncak acara pergantian tahun itu diganti dengan sujud syukur dan doa bersama. Sebelumnya, pesta kembang api hingga pertunjukan musik direncanakan akan mengisi malam pergantian tahun. Pemprov Jatim bahkan telah mendirikan panggung besar di depan patung Gubernur Soerjo lengkap dengan soud system dan peralatan band.

Tidak hanya itu, di samping kanan dan kiri panggung juga berdiri layar raksasa. Pada siang kemarin, konsep panggung itu diubah. Tidak ada lagi peralatan band di atas panggung. Baliho bertulis “Selamat Tahun Baru” juga dihilangkan. Baliho tersebut ditutup dengan spanduk putih bertulis “Acara Hiburan Ditiadakan. Ikut Berbelasungkawa Terhadap Korban Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ 8501”.

Kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim Ratnadi Ismaon mengatakan, pembatalan pesta dilakukan menyusul instruksi Gubernur Jawa Timur Soekarwo kemarin. “Pak Gubernur tidak menghendaki acara pesta itu, karena situasinya tengah berduka. Beliau meminta acara diganti dengan doa bersama,” tutur perempuan yang akrab disapa Bibing ini.

Bibing menjelaskan, semula acara malam tahun baru di depan Gedung Negara Grahadi memang diisi sejumlah acara, di antaranya pembacaan kilas balik, sambutan akhir tahun gubernur hingga meniup terompet bersama, dan menyalakan kembang api. “Namun, semua agenda tersebut dibatalkan. Jadi tidak ada sambutan, tiup terompet, dan kembang api lagi. Kecuali hanya sujud syukur dan doa bersama. Khusus untuk bantuan terhadap 1000 anak yatim tetap ada,” katanya.

Perubahan konsep acara malam tahun baru itu, lanjut Bibing, memang beralasan. Selain banyaknya musibah bencana, pada saat bersama warga Jawa Timur dan khusus Surabaya, juga tengah berkabung atas musibah kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. “Pesawat dan korban baru saja ditemukan. Tidak etis rasanya bila menggelar pesta di tengah kesedihan ini,” katanya.

Pesta pergantian tahun 2014 ke 2015 yang dipusatkan di kawasan Alun-Alun Tugu atau Balai Kota Malang, juga dibatalkan dan diganti dengan pembacaan tahlil serta Surat Yasin Kubro.

“Bagaimanapun kami turut prihatin dan berduka atas musibah pesawat AirAsia QZ8501 ini, apalagi banyak warga Kota Malang ikut dalam penerbangan itu dan menjadi korban, sehingga alangkah bijaknya kalau pesta itu kita alihkan menjadi tahlilan dan membaca Surat Yasin. Sedangkan musiknya diganti irama qasidah,” kata Wali Kota Malang Moch Anton di Malang.

Untuk lokasi tahlil dan pembacaan Yasin Kubro, katanya, tetap di kawasan Balai Kota Malang dan Alun-Alun Tugu. Tapi, untuk pesta dangdut yang akan diisi Orkes Monata dibatalkan, meskipun pemkot sudah membayar uang muka (DP).

Menurut dia, acara tahlil dan pembacaan Yasin Kubro tersebut akan diselingi dengan doa bersama untuk korban kecelakaan pesawat AirAsia. Doa bersama dilakukan sebagai bentuk berkabungnya Kota Malang atas musibah itu.

Berbeda dengan Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim, Pemkab Kediri masih menggelar pesta tahun baru di Taman Simpang Lima Gumul. “Agenda tetap berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan itu sudah direncanakan lama,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Haris di Kediri.

Kegiatan yang disiapkan di antaranya panggung budaya dan pesta kembang api. Anggota Komisi E DPRD Jatim Kartika Hidayati memberi apresiasi positif atas kebijakan gubernur dalam membatalkan pesta tahun baru itu.

“Malam pergantian tahun tidak harus dengan kembang api atau terompet. Yang terpenting adalah bagaimana memaknai pergantian tahun itu. Acara doa bersama tentu akan lebih bermakna daripada sekadar berpesta,” ujarnya.

Ihyaulumuddin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1086 seconds (0.1#10.140)