Merasa Dapat Mukjizat Besar Tertinggal Pesawat

Selasa, 30 Desember 2014 - 11:40 WIB
Merasa Dapat Mukjizat...
Merasa Dapat Mukjizat Besar Tertinggal Pesawat
A A A
SURABAYA - Rumah berlantai dua di Rungkut Lor V/J17 itu cukup besar. Pintu pagar dari kayu terlihat sedikit terbuka sehingga tampak tiga mobil di dalamnya.

Rumah itu dihuni keluarga almarhum Soedibyo, mantan Kajati DKI Jakarta dan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus). Sepuluh orang dari keluarga ini adalah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya– Singapura.

Mereka adalah Mudjilah (istri almarhum Soedibyo), Christianawati dan Ari Putro Cahyono (anak), Anggi Mahesti dan Joedney Ribawanto (menantu), serta Gideon Satrio Renoult, Daniel Candra Winata Renoult, Soedibyo Samuel Renoult, Rahardian Putro Wicaksono, dan Putri Sekararum (cucu).

Mereka seharusnya ikut terbang di dalam pesawat yang sampai saat ini masih hilang. Namun mereka gagal berangkat karena tertinggal pesawat. Begitu tahu kabar pesawat AirAsia QZ8501 hilang, mereka saling berpelukan. Rasa kecewa dan marah lantaran ditinggal pesawat seketika berubah menjadi syukur yang tak terkira.

Sedih sekaligus lega bercampur menjadi satu. Sedih karena banyak penumpang yang ikut hilang, lega dan bersyukur mereka luput dari peristiwa itu. ”Ini mukjizat Tuhan, kalau mereka jadi berangkat, maka keturunan Pak Soedibyo akan habis semua,” kata Mulyono, Jaksa Kejati Jatim yang kemarin berkunjung ke rumah itu dengan setengah berbisik.

Kemarin, Mulyono bersama jaksa lain, Abdullah, ditemui Ari Putro Cahyono dan ibunya, Mudjilah. Maklum, Soedibyo juga pernah menjabat sebagai Asisten Intelijen di Kejati Jatim pada 2007-2008. ”Benar, Mas. Kalau jadi berangkat habis semua anak-anak saya. Lima cucu saya termasuk yang masih bayi sudah wassalam,” kata Mudjilah menyambut kalimat Mulyono.

Ari Putro menceritakan, sebenarnya berdasarkan jadwal pesawat AirAsia QZ8501 baru berangkat pada pukul 07.30 WIB. Namun, maskapai memajukan penerbangan menjadi pukul 05.20 WIB. Dia sendiri tidak mendapatkan kabar tentang perubahan jadwal terbang itu. ”Jadi kami tetap berangkat dari rumah pukul 05.15 WIB, dan sampai di Bandara pukul 05.30 WIB. Tapi sampai di sana kami sudah ketinggalan pesawat,” tuturnya.

Tahu ditinggal pesawat, Ari marah-marah kepada petugas tiket karena merasa tidak mendapatkan pemberitahuan. Namun, si petugas tiket mengaku telah menghubungi nomor telepon Ari pada 26 Desember dan melayangkan email pada 14 Desember 2014. ”Memang ada telepon masuk tapi tidak saya hiraukan, waktu itu saya di Yogyakarta. Tapi kalau email ke agen tiket ternyata tidak masuk,” kata Ari.

Pihak AirAsia lalu menawarkan penerbangan pengganti dengan rute transit di Jakarta pada pukul 12.45 WIB. Mereka pun mengambil tawaran tersebut dan menunggu di ruang tiket bandara. Namun tak lama setelah itu, Ari melihat ada beberapa petugas AirAsia yang berlarian.

”Saya mengira mereka itu sibuk karena akan ada sidak dari Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, saya tidak tahu jika ada kejadian ini,” kata Ari. Dia baru tahu ketika ada seorang petugas tiket mendatanginya dan mengatakan bahwa Ari mendapatkan kado Natal istimewa karena pesawat yang seharusnya ditumpangi hilang kontak dan diperkirakan jatuh. Mereka pun langsung lemas dan tidak bisa bicara. Tapi yang keluar dari mulut mereka hanya rasa syukur. ”Kami semua hanya bisa berkata puji Tuhan,” kata Ari.

Saat itu juga Ari dan keluarganya membatalkan liburan ke Singapura. Mudjilah menambahkan, anak dan cucunya sangat bersemangat berlibur ke Singapura. Mereka bahkan sudah bangun sejak pukul 04.00 WIB, seluruh perlengkapan dan perbekalan telah dikemas. ”Tapi di balik semua itu ada keajaiban Tuhan,” kata Christianawati yang ikut dalam obrolan.

Meski tak punya firasat apa pun, ada kejadian aneh yang menurut Christina boleh jadi sebuah pertanda. Beberapa saat sebelum berangkat, pembantunya sempat membuatkan segelas kopi, sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelumnya. ”Ketika buat kopi itu, tibatiba tempat kopinya pecah,” kata Christianawati.

Lutfi Yuhandi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0812 seconds (0.1#10.140)