Awas Longsor dan Banjir Mulai Terjadi

Senin, 29 Desember 2014 - 12:25 WIB
Awas Longsor dan Banjir...
Awas Longsor dan Banjir Mulai Terjadi
A A A
GUNUNGKIDUL - Musim hujan sudah mulai menimbulkan sejumlah bencana alam di DIY. Karena itu, masyarakat diminta lebih waspada terhadap bencana alam khususnya tanah longsor.

Setelah tanah longsor terjadi di Kecamatan Patuk beberapa waktu lalu, kemarin giliran masyarakat Kecamatan Gedangsari yang merasakannya. Hujan yang mengguyur wilayah itu sejak Sabtu (27/12), juga mengakibatkan tanah longsor dan merusak satu rumah warga. Rumah milik Sudaryanto, 55, warga Dusun Pace A RT 01/- 02, Desa Hargomulyo, tertimbun akibat pekarangan di atasnya, yakni milik Martani, 56, mengalami longsor.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 05.00 WIB kemarin. Tapi, hal ini sempat membuat panik Sudaryanto sekeluarga. Dia menceritakan peristiwa longsornya talud milik tetangganya karena hujan yang terjadi sejak Sabtu sore lalu. Malam hari, Sudaryanto bersama anak dan istrinya tertidur pulas lantaran hujan tak juga berhenti.

Pagi hari, keluarga Sudaryanto dikagetkan suara gemuruh langsung membuat mereka terperanjat dan keluar rumah. “Suaranya kaya gempa, kami langsung terbangun dan berlari, ternyata rumah bagian belakang saya tertimpa talud milik tetangga,” tuturnya kepada wartawan, kemarin.

Untuk menghindari kerusakan lebih parah bila terjadi hujan susulan, puluhan warga setempat langsung kerja bakti. Mereka menyingkirkan longsoran tanah bercampur batu yang menimpa rumah itu. Warga Dukuh Pace A, Sutini mengatakan, melihat posisi rumah Sudaryanto dengan pekarangan di atasnya menunjukkan potensi rawan bencana. Sebab rumah korban tepat berada di bawah pekarangan Martani yang berada di lereng bukit. “Yang bisa kami lakukan adalah kerja bakti menyingkirkan material (longsor),” ujarnya.

Kondisi ini juga dialami beberapa warga lain, termasuk milik Martani yang tanahnya rawan tergerus. Rata-rata rumahnya berada di bawah bukit atau talud pekarangan dengan kemiringan curam. “Ini kondisi tanahnya demikian, jadi ya memang harus waspada,” katanya.

Desa Hargomulyo merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedangsari yang rawan bencana tanah longsor. Ajakan kepada warga yang berada di wilayah rawan longsor untuk pindah sulit dilakukan. Warga beralasan tidak punya lahan lain.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budhi Harjo ketika dikonfirmasi mengaku sudah mendatangi lokasi kejadian. Pihaknya memberikan bantuan logistik bagi korban dan warga yang kerja bakti. “Melihat materialnya memang tidak akan selesai sehari, kami akan bantu logistik dan menambah relawan untuk pembersihan,” ujarnya.

Terpisah, hujan deras yang terus mengguyur Bantul dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah mengalami bencana. Hujan yang disertai angin kencang juga menyebabkan belasan pohon tumbang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam rentetan bencana yang terjadi dari Sabtu hingga kemarin.

Ketua Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan waktu lama memang berakibat buruk pada sejumlah titik di Bantul. Beberapa wilayah yang sebelumnya diprediksi akan dilanda bencana tanah longsor akhirnya terbukti. Pohon-pohon perindang di tepi jalan dan permukiman juga banyak yang roboh. “Untungnya tidak ada korban jiwa,” katanya.

BPBD Bantul mencatat dalam dua hari terakhir saat turun hujan deras terjadi belasan bencana. BPBD Bantul mencatat setidaknya ada 17 pohon tumbang, satu jembatan runtuh, satu jembatan bergeser tiangnya, empat kejadian tanah longsor, serta banjir. Pohon yang tumbang terjadi di beberapa titik yang memang langganan bencana.

Pohon tumbang terjadi di beberapa desa di antaranya Desa Seloharjo di Kecamatan Pundong, Desa Selopamioro dan Desa Karang Tengah di Kecamatan Imogiri, Desa Argorejo di Kecamatan Sedayu, serta Desa Wonolelo di Kecamatan Pleret. “Pohon tumbang sedikitnya menimpa enam rumah warga dan melintangi jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas,” ujarnya.

Sementara bencana tanah longsor terjadi empat titik di antaranya Desa Triwidadi di Kecamatan Pajangan dan Desa Girirejo di Kecamatan Imogiri. Bencana itu hanya menyebabkan sejumlah rumah warga rusak. Seperti rumah milik Tukiyem, 50, di Dusun Plemantung, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri.

Pemilik rumah harus merugi Rp10 juta lantaran longsor menerjang dapur dan dua kamar rumahnya. Hujan deras juga mengakibatkan dua jembatan rusak bahkan ada yang roboh sehingga tidak bisa dilalui.

Di Dusun Nangsri, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, tiang jembatan yang menghubungkan Desa Selopamioro di Kecamatan Imogiri dan Desa Seloharjo di Kecamatan Pundong, Bantul, bergeser setelah tak kuat menahan derasnya arus Sungai Opak pada Sabtu malam. “Sejak Minggu (28/12) pagi, jembatan gantung itu ditutup dari aktivitas publik,” katanya.

Selain itu, Jembatan Nangsri dan Jembatan Gunung Polo yang menghubungkan Dusun Gunung Polo dan Dusun Sundi Kidul, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, juga ambruk dan putus pada Sabtu sekitar pukul 12.00 WIB.

Menurut Humas Polsek Sedayu Ipda Agus Suprja, selain karena dimakan usia, jembatan itu juga tak kuat menahan derasnya arus Sungai Konteng. “Warga yang tidak dapat melalui jembatan itu harus berputar sejauh hingga lima kilometer untuk sampai ke lokasi tujuan,” kata Agus.

Agus menambahkan, sebenarnya pada September 2013, jembatan ini juga runtuh. Kemudian oleh warga kembali dibangun dengan biaya swadaya masyarakat sekitar Rp30 juta. Saat itu warga nekat membangun jembatan karena bantuan dari pemerintah daerah tak kunjung datang. Padahal sudah ada pejabat dan anggota DPRD Bantul yang mengunjungi jembatan itu. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi ikut menaikkan volume air di Sungai Code.

Akibatnya, permukiman di bantaran sungai itu tepatnya di Dusun Pandean, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, turut terendam. BPBD memprediksi total kerugian akibat rentetan bencana itu mencapai ratusan juta rupiah.

Suharjono/ Erfanto Linangkung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4937 seconds (0.1#10.140)