Tim Pra-PON Dikritik
A
A
A
MEDAN - Tim sepak bola Pra-PON Sumatera Utara yang telah terbentuk untuk mengikuti kualifikasi Pra-PON 2015 menuai kritik. Para pemain yang lolos seleksi tahap pertama dinilai tidak mewakili daerah di Sumut. Mantan pemain nasional Parlin Siagian menyayangkan hasil seleksi tersebut.
Menurut dia, panitia seleksi tidak jeli dan tak beralasan, tidak memasukan pemain yang tampil di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porporvsu) 2014 beberapa waktu lalu. ”Saya tidak habis pikir apa alasan tim pemantau hanya meloloskan satu pemain dari Labuhanbatu Utara (Labura). Apakah Labura lolos ke final karena hanya satu pemain yang bagus. Ini tidak betul lagi,” ujar Parlin.
Dia menyatakan, keberhasilan Labura lolos ke final Porprovsu 2014 berarti tim tersebut diperkuat para pemain bagus. Namun, dia heran tim pemantau hanya meloloskan satu pemain dari daerah tersebut.
Mantan pemain PSMS Medan ini menegaskan, pemain yang lolos tersebut belum jelas kapasitasnya karena bukan dari Porprovsu 2014. Karena itu, dia meminta agar KONI Sumatera Utara lebih bijak. ”KONI Sumut harus tahu bahwa pemain Pra-PON itu bukan berasal dari Porprovsu yang mereka gelar. Untuk apa KONI Sumut menggelar Porprovsu, kalau pemain yang dipakai lain,” tandasnya.
Parlin menilai, Asprov PSSI Sumut terkesan tidak ingin memajukan tim Pra-PON ini. Karena itu, dia berharap agar KONI Sumut jeli melihat komposisi pemain yang diajukan dan bersikap tegas. ”Saya meminta agar KONI Sumut jangan memberikan rekomendasi. Sebab, tim sekarang ini telah mencederai Porprovsu dan merugikan daerah peserta Porprovsu lalu,” ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Azam Nasution. Mantan manajer tim PON Sumut 2012 ini mengaku pesimistis melihat pemain yang lolos tersebut. ”Pemain yang lolos itu bukan terbaik. Banyak pemain bagus yang tidak ikut karena tidak dipantau,” ungkapnya.
Dia menyesalkan tim pemantau hanya meloloskan dua pemain dari Medan dan satu dari Labura. Padahal, kedua tim tersebut lolos ke Porprovsu 2014. ”Kalau mereka berhasil lolos ke final, berarti pemainnya bagus. Seharusnya Asprov PSSI Sumut memberikan penghargaan kepada mereka,” tandasnya.
Azam menyarankan agar Asprov PSSI Sumut berkaca dari kegagalan tim Pra-PON Remaja kemarin. Tim Pra-PON Remaja Sumut gagal lolos karena seleksi digelar asal-asalan. ”Pemain Pra-PON Remaja kemarin kandibentuk asal-asalan. Hasilnya, kami gagal lolos, meski bertindak sebagai tuan rumah. Ini harus menjadi pengalaman bagi Asprov PSSI Sumut,” pungkasnya.
Haris Dasril
Menurut dia, panitia seleksi tidak jeli dan tak beralasan, tidak memasukan pemain yang tampil di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porporvsu) 2014 beberapa waktu lalu. ”Saya tidak habis pikir apa alasan tim pemantau hanya meloloskan satu pemain dari Labuhanbatu Utara (Labura). Apakah Labura lolos ke final karena hanya satu pemain yang bagus. Ini tidak betul lagi,” ujar Parlin.
Dia menyatakan, keberhasilan Labura lolos ke final Porprovsu 2014 berarti tim tersebut diperkuat para pemain bagus. Namun, dia heran tim pemantau hanya meloloskan satu pemain dari daerah tersebut.
Mantan pemain PSMS Medan ini menegaskan, pemain yang lolos tersebut belum jelas kapasitasnya karena bukan dari Porprovsu 2014. Karena itu, dia meminta agar KONI Sumatera Utara lebih bijak. ”KONI Sumut harus tahu bahwa pemain Pra-PON itu bukan berasal dari Porprovsu yang mereka gelar. Untuk apa KONI Sumut menggelar Porprovsu, kalau pemain yang dipakai lain,” tandasnya.
Parlin menilai, Asprov PSSI Sumut terkesan tidak ingin memajukan tim Pra-PON ini. Karena itu, dia berharap agar KONI Sumut jeli melihat komposisi pemain yang diajukan dan bersikap tegas. ”Saya meminta agar KONI Sumut jangan memberikan rekomendasi. Sebab, tim sekarang ini telah mencederai Porprovsu dan merugikan daerah peserta Porprovsu lalu,” ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Azam Nasution. Mantan manajer tim PON Sumut 2012 ini mengaku pesimistis melihat pemain yang lolos tersebut. ”Pemain yang lolos itu bukan terbaik. Banyak pemain bagus yang tidak ikut karena tidak dipantau,” ungkapnya.
Dia menyesalkan tim pemantau hanya meloloskan dua pemain dari Medan dan satu dari Labura. Padahal, kedua tim tersebut lolos ke Porprovsu 2014. ”Kalau mereka berhasil lolos ke final, berarti pemainnya bagus. Seharusnya Asprov PSSI Sumut memberikan penghargaan kepada mereka,” tandasnya.
Azam menyarankan agar Asprov PSSI Sumut berkaca dari kegagalan tim Pra-PON Remaja kemarin. Tim Pra-PON Remaja Sumut gagal lolos karena seleksi digelar asal-asalan. ”Pemain Pra-PON Remaja kemarin kandibentuk asal-asalan. Hasilnya, kami gagal lolos, meski bertindak sebagai tuan rumah. Ini harus menjadi pengalaman bagi Asprov PSSI Sumut,” pungkasnya.
Haris Dasril
(ftr)