Bangun Sekolah Gratis yang Modern

Jum'at, 26 Desember 2014 - 13:12 WIB
Bangun Sekolah Gratis yang Modern
Bangun Sekolah Gratis yang Modern
A A A
SURABAYA - Setelah tidak lagi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), M Nuh tidak kehilangan eksistensi. Dia tetap supersibuk mengerjakan berbagai kegiatan.

Selain sebagai dosen elektro di Fakultas Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Nuh juga konsentrasi menggarap proyek sosial. Bisa dikatakan program ini untuk akhirat atau surgawi. Ini yang terlihat pada sosok Nuh sekarang. Kapasitasnya sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Islah kini membesarkan lembaga pendidikan yang dulu didirikan mendiang abahnya.

YPI Al Islah mengelola Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al Islah. KB, TK, SD, dan SMP berlokasi di kawasan Gunung Anyar, sedangkan SMK di Rungkut. ”Siswa SMP sebelumnya masuk siang, memanfaatkan gedung yang paginya dipakai belajar-mengajar murid dan guru SD. Nanti setelah gedung baru bagi SMP jadi, semua murid SMP masuk pagi,” kata Nuh.

Pria asli Surabaya ini kini menggenjot menuntaskan pembangunan gedung empat lantai untuk SMP Al Islah. Ditargetkan awal tahun ajaran 2015–2016, lokal ruangan di lantai satu sudah bisa difungsikan. Anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan gedung ini Rp12 miliar lebih. Dana itu untuk mewujudkan sarana prasarana gedung pendukung sekolah full day.

Meski puluhan miliar digelontorkan, yayasan yang diawaki Nuh ini tidak memberlakukan tarif. Ketua yayasan pendidikan Islam Al Islah ini menggratiskan seluruh murid di semua jenjang. Operasional sekolah cukup dibiayai dana bantuan operasional sekolah (BOS). ”Sekolahan menerima BOS dari kementerian. Ini sudah cukup karena itu sekolah menggratiskan biaya,” sebut bapak dari putri tunggal ini.

Nuh mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk semakin membuat besar sekolah yang ada sejak 1954 untuk SD dan SMP sejak 1978. Kepala SMP Al Islah Ali Afandi menyebut gedung baru ini akan dibuat empat lantai di atas lahan seluas 4.000 m2 di belakang gedung SD. Lahan diperoleh dari pembebasan tanah warga. ”Murid SMP ada 660 orang dan sekarang masuk siang,” kata Ali.

Yayasan memprioritaskan warga di Gunung Anyar dan Rungkut bisa diterima di sekolahan tersebut. Ini yang membuat selalu terjadi antrean pendaftar pra-tahun ajaran baru. ”Tanpa tes sampai pagu terpenuhi. Negeri belum tutup, sini sudah tutup. Tiap tahun kami malah menolak siswa setara satu lokal kelas karena tidak ada lagi pagu,” tutur Ali.

Meski gratis, sekolahan Al Islah tetap dilengkapi perpustakaan dan sejumlah laboratorium. Banyak prestasi moncerditorehkan siswa. Salah satunya lomba komputer dan pembuatan software. Siswa SMK Al Islah, misalnya, berprestasi di bidang informasi dan teknologi (IT) karena murid dibimbing langsung mahasiswa ITS.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6818 seconds (0.1#10.140)