Menuju Socio-Entrepeneur University
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) di usia ke- 65 ini meneguhkan kembali mandat yang diembannya.
Universitas terkemuka ini bertekad terus melahirkan manusia susila berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan memiliki keinsyafan ber tanggung jawab atas kesejahteraan serta berjiwa dan berbudaya Indonesia. Pada era global saat ini, UGM sebagai balai nasional pendi dikan tinggi memiliki kewajiban membantu meningkatkan kualitas SDM Indonesia memasuki era pasar bebas MEA dalam mem bangun daya saing bangsa.
Ini diwujudkan dengan mendidik mahasiswanya menjadi socio-entrepreneurs. “Yakni menjadi inovator yang siap menghadapi segala macam tantangan baru dengan men junjung tinggi nilai-nilai mo ral yang luhur, berjiwa sosial, dan mempunyai rasa kemanusiaan tinggi. UGM sebagai agent of change dan agent of development memainkan peran dalam men dorong munculnya young entrepeneur tanpa meninggalkan akar sosial budaya dan jati diri bangsa,” kata Rektor UGM Prof Dwikorita Karnawati di UGM, kemarin.
Demi tercapainya tujuan socioentrepeneurship, UGM merasa perlu mengubah paradigma dari invensi ke inovasi atau shifting paradigma from invention to innovation. Bagi UGM, paradigma inovasi rasanya tidak sulit dilakukan, mengingat civitas akademika telah memiliki modal yang luar biasa.
Prof Dwikorita menambahkan, UGM berkomitmen untuk terus berkarya dan berinovasi tanpa batas yang ditunjukkan dengan berbagai macam penghargaan yang diperoleh fakultas, pusat studi, ataupun kelompok riset dan kelompok kerja. “Sepanjang 2014, berbagai penghargaan internasional telah diraih di berbagai bidang,” ucapnya.
Pencapaian yang diraih UGM pada 2014 di antaranya meraih akreditasi internasional dari AACSB (Association Advance Collegiate Schools of Business) oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Akreditasi internasional juga diperoleh Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik dari Institution of Chemical Engineering, dan penghargaan World Center of Excellence on Landslide Disaster Risk Reduction 2014-2017 dari UNESCOUN- ISDR-IPL 2014.
Universitas juga mengembangkan jiwa penalaran dan kewirausahaan bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan mengembangkan potensi dirinya secara nyata tanpa harus menunggu datangnya peluang. Kegiatan tri darma perguruan tinggi yang dijalankan juga harus mampu memperkokoh peran UGM sebagai pilar kemajuan bangsa, yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan.
UGM melihat perlu pengembangan dan inovasi akademik berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan tuntutan pembangunan nasional yang fokus di bidang pangan, kesehatan, energi, infrastruktur, kemaritiman, manufacturing/IT, dan sosial-kemanusiaan.
“Melalui tekad reorientasi yang dicanangkan dalam Dies Natalis ke-65 ini, UGM harus semakin memperkokoh perannya di dunia nasional ataupun global, namun tetap berakar kuat pada budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,” kata Dwikorita.
Muh Fauzi
Universitas terkemuka ini bertekad terus melahirkan manusia susila berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan memiliki keinsyafan ber tanggung jawab atas kesejahteraan serta berjiwa dan berbudaya Indonesia. Pada era global saat ini, UGM sebagai balai nasional pendi dikan tinggi memiliki kewajiban membantu meningkatkan kualitas SDM Indonesia memasuki era pasar bebas MEA dalam mem bangun daya saing bangsa.
Ini diwujudkan dengan mendidik mahasiswanya menjadi socio-entrepreneurs. “Yakni menjadi inovator yang siap menghadapi segala macam tantangan baru dengan men junjung tinggi nilai-nilai mo ral yang luhur, berjiwa sosial, dan mempunyai rasa kemanusiaan tinggi. UGM sebagai agent of change dan agent of development memainkan peran dalam men dorong munculnya young entrepeneur tanpa meninggalkan akar sosial budaya dan jati diri bangsa,” kata Rektor UGM Prof Dwikorita Karnawati di UGM, kemarin.
Demi tercapainya tujuan socioentrepeneurship, UGM merasa perlu mengubah paradigma dari invensi ke inovasi atau shifting paradigma from invention to innovation. Bagi UGM, paradigma inovasi rasanya tidak sulit dilakukan, mengingat civitas akademika telah memiliki modal yang luar biasa.
Prof Dwikorita menambahkan, UGM berkomitmen untuk terus berkarya dan berinovasi tanpa batas yang ditunjukkan dengan berbagai macam penghargaan yang diperoleh fakultas, pusat studi, ataupun kelompok riset dan kelompok kerja. “Sepanjang 2014, berbagai penghargaan internasional telah diraih di berbagai bidang,” ucapnya.
Pencapaian yang diraih UGM pada 2014 di antaranya meraih akreditasi internasional dari AACSB (Association Advance Collegiate Schools of Business) oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Akreditasi internasional juga diperoleh Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik dari Institution of Chemical Engineering, dan penghargaan World Center of Excellence on Landslide Disaster Risk Reduction 2014-2017 dari UNESCOUN- ISDR-IPL 2014.
Universitas juga mengembangkan jiwa penalaran dan kewirausahaan bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan mengembangkan potensi dirinya secara nyata tanpa harus menunggu datangnya peluang. Kegiatan tri darma perguruan tinggi yang dijalankan juga harus mampu memperkokoh peran UGM sebagai pilar kemajuan bangsa, yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan.
UGM melihat perlu pengembangan dan inovasi akademik berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan tuntutan pembangunan nasional yang fokus di bidang pangan, kesehatan, energi, infrastruktur, kemaritiman, manufacturing/IT, dan sosial-kemanusiaan.
“Melalui tekad reorientasi yang dicanangkan dalam Dies Natalis ke-65 ini, UGM harus semakin memperkokoh perannya di dunia nasional ataupun global, namun tetap berakar kuat pada budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,” kata Dwikorita.
Muh Fauzi
(ftr)