Meriah Dengan Nut Cracker Show
A
A
A
SURABAYA - Clara bisa jadi gadis yang paling bahagia saat merayakan malam Natal. Apalagi ketika bocah kecil itu juga mendapatkan hadiah boneka nut cracker (pemecah kacang) dari pesulap Drosselmeyer. Tentunya bisa dikatakan hari itu adalah Natal paling indah dalam hidup Clara, ditambah lagi boneka nut cracker tersebut bisa hidup membawa keajaiban dan mimpi indah.
Bahkan, Clara juga dibawa masuk ke dalam negeri gula-gula yang penuh keceriaan Natal dan merayakan Natal yang indah di istana. Cerita tentang Clara dan nut cracker ini bukanlah cerita nyata, melainkan bagian dari pertunjukan balet Nut Cracker yang digelar Marlupi Dance Academy (MDA).
Cerita Nut Cracker ini sengaja dipilih karena masih identik dengan Natal dan ceritanya mampu menciptakan suasana Natal yang indah dan ceria. Apalagi pertunjukan kali ini juga menjadi pertunjukan pertama tentang Nut Cracker yang diselenggarakan di Kota Pahlawan.
”Ke depannya, kami ingin menjadikan annual show untuk menyambut Natal. Karena cerita ini identik dengan Natal dan sangat familier di masyarakat, apalagi anak-anak,” kata founder MDA Marlupi Sijangga yang juga merangkap director dalam pertunjukan itu, kemarin.
Menurut dia, pertunjukkan balet tersebut sekaligus menghibur puluhan anak-anak panti asuhan supaya mereka juga dapat merasakan kebahagiaan Natal bersama. ”Kegiatan ini tidak hanya sekadar merayakan Natal, tetapi persembahan khusus dari kami untuk teman-teman panti asuhan agar mereka juga bisa merasakan bahagianya kasih Natal,” ujarnya.
Artistic Director pertunjukan Nut Cracker, Vivi Sijangga menjelaskan, pertunjukan itu akan berlangsung selama 60 menit, sedangkan untuk persiapannya memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Pemain balet yang dilibatkan dalam pertunjukan ini sekitar 50 penari utama dan 350 pemain pendukung.
Ada puluhan jenis tarian dan lagu-lagu latar yang akan dimainkan. ”Kami sudah mempersiapkan pertunjukan ini secara khusus supaya bisa tampil sempurna dan menghibur semua orang. Bahkan untuk pemilihan peran, lagu, hingga koreografinya. Tidak lupa juga kami menyertakan balerina-balerina kecil berbakat dalam pertunjukan ini,” ujarnya.
Melalui pertunjukan yang baru pertama kali digelar itu, Vivi berharap agar pergelaran ini bisa menjadi awal dari perkembangan pertunjukan balet di Surabaya dan bisa maju ke tingkat internasional. Apalagi di Surabaya banyak bakat luar biasa yang tidak kalah dari dunia internasional.
”Kami ingin pemerintah juga mendukung kegiatan seni asing, seperti balet ini. Selain itu, kami juga berharap pemerintah mendukung sarana pertunjukan yang memadai supaya lebih sering mengadakan pertunjukan dan lebih banyak menampilkan kolaborasi balet dengan tarian dan musik tradisional Indonesia,” katanya.
Mamik Wijayanti
Bahkan, Clara juga dibawa masuk ke dalam negeri gula-gula yang penuh keceriaan Natal dan merayakan Natal yang indah di istana. Cerita tentang Clara dan nut cracker ini bukanlah cerita nyata, melainkan bagian dari pertunjukan balet Nut Cracker yang digelar Marlupi Dance Academy (MDA).
Cerita Nut Cracker ini sengaja dipilih karena masih identik dengan Natal dan ceritanya mampu menciptakan suasana Natal yang indah dan ceria. Apalagi pertunjukan kali ini juga menjadi pertunjukan pertama tentang Nut Cracker yang diselenggarakan di Kota Pahlawan.
”Ke depannya, kami ingin menjadikan annual show untuk menyambut Natal. Karena cerita ini identik dengan Natal dan sangat familier di masyarakat, apalagi anak-anak,” kata founder MDA Marlupi Sijangga yang juga merangkap director dalam pertunjukan itu, kemarin.
Menurut dia, pertunjukkan balet tersebut sekaligus menghibur puluhan anak-anak panti asuhan supaya mereka juga dapat merasakan kebahagiaan Natal bersama. ”Kegiatan ini tidak hanya sekadar merayakan Natal, tetapi persembahan khusus dari kami untuk teman-teman panti asuhan agar mereka juga bisa merasakan bahagianya kasih Natal,” ujarnya.
Artistic Director pertunjukan Nut Cracker, Vivi Sijangga menjelaskan, pertunjukan itu akan berlangsung selama 60 menit, sedangkan untuk persiapannya memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Pemain balet yang dilibatkan dalam pertunjukan ini sekitar 50 penari utama dan 350 pemain pendukung.
Ada puluhan jenis tarian dan lagu-lagu latar yang akan dimainkan. ”Kami sudah mempersiapkan pertunjukan ini secara khusus supaya bisa tampil sempurna dan menghibur semua orang. Bahkan untuk pemilihan peran, lagu, hingga koreografinya. Tidak lupa juga kami menyertakan balerina-balerina kecil berbakat dalam pertunjukan ini,” ujarnya.
Melalui pertunjukan yang baru pertama kali digelar itu, Vivi berharap agar pergelaran ini bisa menjadi awal dari perkembangan pertunjukan balet di Surabaya dan bisa maju ke tingkat internasional. Apalagi di Surabaya banyak bakat luar biasa yang tidak kalah dari dunia internasional.
”Kami ingin pemerintah juga mendukung kegiatan seni asing, seperti balet ini. Selain itu, kami juga berharap pemerintah mendukung sarana pertunjukan yang memadai supaya lebih sering mengadakan pertunjukan dan lebih banyak menampilkan kolaborasi balet dengan tarian dan musik tradisional Indonesia,” katanya.
Mamik Wijayanti
(ftr)