Menpora: Terima Kasih Jawa Timur
A
A
A
SURA7BAYA - Apresiasi tinggi diberikan Menpora Imam Nahrahwi kepada Jawa Timur setelah berani menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) I.
Multievent yang baru pertama kali digelar ini bisa menjadi tonggak sejarah dalam meningkatkan prestasi olahraga nasional. “Ini sejarah bagi Jawa Timur untuk penyelenggaraan PON Remaja Pertama. Semoga berjalan baik dan menghasilkan atlet profesional. Terima kasih pada Pemprov Jatim,” ujar Imam Nahrawi seusai resmi membuka PON Remaja I di Gedung DBL, tadi malam.
Wajar jika Menpora berterima kasih pada Jawa Timur. Maklum, meski menjadi acara nasional, namun sebagian besar dana justru dari APBD Jatim. “Menpora hanya nyumbang Rp10 Miliar, Pak De (Gubernur Jatim Soekarwo) Rp20 Miliar,” ujarnya.
Ke depan, Menpora berusaha agar pendanaan PON Remaja II ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. “Ini adalah langkah awal untuk rekrutmen atlet-atlet kita di semua cabang olahraga yang dilaksanakan, PON remaja kedua, kita usahakan Kemenpora menanggung semua pembiayaan,” ucapnya.
Melalui PON Remaja ini, Menpora berharap para pemuda Indonesia bisa menunjukkan prestasinya sehingga dapat diproyeksikan pada gelaran dan level yang lebih tinggi. “Arahnya tentu harus ke prestasi internasional,” katanya. Diakui Imam, fenomena negatif dalam dunia olahraga yang kerap terjadi adalah perebutan atlet antarkabupaten bahkan antarprovinsi.
Salah satu penyebabnya tidak meratanya persebaran pembinaan atlet antardaerah. “Selain itu, juga akibat belum ada sarana dan prasarana latihan yang memadai pada setiap kabupaten. Ini juga menjadi PR Kemenpora untuk mengatasinya,” ujarnya.
Imam Nahrowi berpesan untuk memegang teguh semangat sportivitas. Karena kemenangan itu tidak ada arti jika atlet menggunakan doping, pemalsuan usia, serta transfer atlet ke provinsi lain. “Juri, atlet, dan pelatih, jadi kita harus berbuat jujur di PON Remaja ini, karena jika kita berbuat jujur mau juara atau tidak kita merasakan kepuasan tersendiri,” katanya.
Ketua PB PON Remaja, Saifullah Yusuf, mengingatkan kepada semua peserta agar tetap memegang teguh tiga elemen penting, seperti sportivitas, berkarakter, dan berprestasi. “Tiga elemen ini jangan anggap remeh karena ini yang membuat remaja kita semakin baik,” katanya.
Terkait acara opening ceremony yang diluar dari kebiasaan pembukaan multievent olahraga, Saifullah Yusuf mengatakan, memang konsepnya disesuaikan dengan suasana anak muda. “Saya diperintah Pak Gubernur membuat acara pembukaan yang suasananya remaja banget, hasilnya seperti ini,” ucapnya.
Upacara pembukaan kemarin memang lebih bernuansa anak muda. Mulai dari kemasan dekorasi hingga beberapa artis ibukota, seperti Raisa dan The Rock Achmad Dani ikut tampil. Sementara bintang sepak bola Timnas U 19 Evan Dimas asal Surabaya dipercaya sebagai pembawa api PON Remaja 1/2014.
Rachmad Tomy
Multievent yang baru pertama kali digelar ini bisa menjadi tonggak sejarah dalam meningkatkan prestasi olahraga nasional. “Ini sejarah bagi Jawa Timur untuk penyelenggaraan PON Remaja Pertama. Semoga berjalan baik dan menghasilkan atlet profesional. Terima kasih pada Pemprov Jatim,” ujar Imam Nahrawi seusai resmi membuka PON Remaja I di Gedung DBL, tadi malam.
Wajar jika Menpora berterima kasih pada Jawa Timur. Maklum, meski menjadi acara nasional, namun sebagian besar dana justru dari APBD Jatim. “Menpora hanya nyumbang Rp10 Miliar, Pak De (Gubernur Jatim Soekarwo) Rp20 Miliar,” ujarnya.
Ke depan, Menpora berusaha agar pendanaan PON Remaja II ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. “Ini adalah langkah awal untuk rekrutmen atlet-atlet kita di semua cabang olahraga yang dilaksanakan, PON remaja kedua, kita usahakan Kemenpora menanggung semua pembiayaan,” ucapnya.
Melalui PON Remaja ini, Menpora berharap para pemuda Indonesia bisa menunjukkan prestasinya sehingga dapat diproyeksikan pada gelaran dan level yang lebih tinggi. “Arahnya tentu harus ke prestasi internasional,” katanya. Diakui Imam, fenomena negatif dalam dunia olahraga yang kerap terjadi adalah perebutan atlet antarkabupaten bahkan antarprovinsi.
Salah satu penyebabnya tidak meratanya persebaran pembinaan atlet antardaerah. “Selain itu, juga akibat belum ada sarana dan prasarana latihan yang memadai pada setiap kabupaten. Ini juga menjadi PR Kemenpora untuk mengatasinya,” ujarnya.
Imam Nahrowi berpesan untuk memegang teguh semangat sportivitas. Karena kemenangan itu tidak ada arti jika atlet menggunakan doping, pemalsuan usia, serta transfer atlet ke provinsi lain. “Juri, atlet, dan pelatih, jadi kita harus berbuat jujur di PON Remaja ini, karena jika kita berbuat jujur mau juara atau tidak kita merasakan kepuasan tersendiri,” katanya.
Ketua PB PON Remaja, Saifullah Yusuf, mengingatkan kepada semua peserta agar tetap memegang teguh tiga elemen penting, seperti sportivitas, berkarakter, dan berprestasi. “Tiga elemen ini jangan anggap remeh karena ini yang membuat remaja kita semakin baik,” katanya.
Terkait acara opening ceremony yang diluar dari kebiasaan pembukaan multievent olahraga, Saifullah Yusuf mengatakan, memang konsepnya disesuaikan dengan suasana anak muda. “Saya diperintah Pak Gubernur membuat acara pembukaan yang suasananya remaja banget, hasilnya seperti ini,” ucapnya.
Upacara pembukaan kemarin memang lebih bernuansa anak muda. Mulai dari kemasan dekorasi hingga beberapa artis ibukota, seperti Raisa dan The Rock Achmad Dani ikut tampil. Sementara bintang sepak bola Timnas U 19 Evan Dimas asal Surabaya dipercaya sebagai pembawa api PON Remaja 1/2014.
Rachmad Tomy
(ftr)