Perhiasan Batu Alam Impor Mulai Dilirik
A
A
A
YOGYAKARTA - Fond Indonesia mungkin sebagian besar masyarakat masih bertanyatanya jenis bisnis apakah ini?
Fond Indonesia adalah sebuah bisnis perhiasan baru yang dirintis oleh dua anak muda berbakat Hennils Tamaela dan Anastasia Wina. Meski tidak memiliki background ilmu bisnis namun Hennils dan Anastasia bertekad kuat memulai bisnis perhiasan yang baru dirintis September 2014.
Bisnis perhiasan berbahan dasar batu-batu alam ini berawal dari kegemaran Anastasia Wina sang owner yang gemar menggunakan perhiasan gelang. Dari situlah tercetus ide Wina untuk berbisnis aksesori dan dimulai dari perhiasan gelang. Ide saja tidak cukup karena Wina dan Hennils harus mengumpulkan modal untuk memulai bisnis ini.
“Untuk mengumpulkan modal awal memulai bisnis ini, saya berjualan baju-baju bekas di Sunday Morning UGM setiap Minggu pagi.” “Sampai saya rasa terkum - pul modal untuk memulai usaha, akhirnya 25 September 2014 usaha ini resmi saya dan Hennils serius kerjakan,” kata Anastasia Wina, kemarin.
Produk perhiasan gelang Fond pertama kali dipasarkan dan diperkenalkan pada masyarakat pada event Festival Kesenian Indonesia yang diadakan oleh Kampus ISI Yogyakarta beberapa waktu lalu. Hennils dan Wina adalah mahasiswa seni musik ISI Yogyakarta yang memiliki minat khusus pada dunia wirausaha.
Untuk merintis dan mengembangkan produknya, dua anak muda ini memulai pemasaran menggunakan media online Instagram. Meski baru berjalan tiga bulan namun bisnis perhiasan ini mendapat respons yang baik dari pasar. Perhiasan Fond lebih menyasar pada segmentasi kelas menengah atas.
Kata “fond” memiliki arti kasih sayang, awalnya akan menggunakan kata “love" namun karena kata-kata tersebut lumrah dan banyak dipakai akhirnya dipilihlah kata “fond” sebagai label produk perhiasan batu alam ini. Meski sebelumnya banyak ditemui perhiasan berbahan batu alam namun produk Fond cukup berbeda dari produk sejenis lainnya.
Jika beberapa perhiasan batu alam jenis batuan didapat dari batu-batu lokal, Fond adalah produk perhiasan batu alam yang banyak menggunakan batu-batu alam impor mulai dari Australia hingga Timur Tengah dan beberapa negara lain sehingga terlihat kualitas dan bentuk batu yang cukup mencolok dan berbeda.
Selain itu produk ini didukung oleh kreativitas ide desain Hennils dan Wina sebagai owner sekaligus founder Fond. Harga berbagai gelang merek Fond berkisar dari Rp25.000–500.000 tergantung dari jenis batu, desain, dan warna batu. Dua anak muda ini tidak khawatir akan kekurangan stok batu alam untuk membuat aneka gelang cantik karena mereka memiliki supplier batu alam dari berbagai negara.
Kendala yang saat ini dirasakan adalah kurangnya SDM karena sejauh ini semua proses produksi dan pemasaran masih dikerjakan Hennils dan Wina, ke depan akan mulai mencari pegawai untuk membantu proses pengerjaan gelang Fond.
Hennils,owner dan founder Fond Indonesia menambahkan, meski terbilang masih baru, namun bisnis ini cukup menjanjikan dengan omzet Rp2 Juta per bulan. Kini permintaan perhiasan Fond Indonesia mulai banyak berdatangan tidak hanya dari Yogyakarta tapi dari beberapa daerah di luar kota seperti Jakarta, Ambon, Bandung, Semarang, Bali, Batam, Madura.
“Mayoritas konsumen lebih suka model simpel dan warna yang disukai adalah warna biru. Kami dapat membuatkan gelang sesuai permintaan konsumen dan sesuai budget yang dimiliki konsumen,” paparnya.
Windy Aggraina
Fond Indonesia adalah sebuah bisnis perhiasan baru yang dirintis oleh dua anak muda berbakat Hennils Tamaela dan Anastasia Wina. Meski tidak memiliki background ilmu bisnis namun Hennils dan Anastasia bertekad kuat memulai bisnis perhiasan yang baru dirintis September 2014.
Bisnis perhiasan berbahan dasar batu-batu alam ini berawal dari kegemaran Anastasia Wina sang owner yang gemar menggunakan perhiasan gelang. Dari situlah tercetus ide Wina untuk berbisnis aksesori dan dimulai dari perhiasan gelang. Ide saja tidak cukup karena Wina dan Hennils harus mengumpulkan modal untuk memulai bisnis ini.
“Untuk mengumpulkan modal awal memulai bisnis ini, saya berjualan baju-baju bekas di Sunday Morning UGM setiap Minggu pagi.” “Sampai saya rasa terkum - pul modal untuk memulai usaha, akhirnya 25 September 2014 usaha ini resmi saya dan Hennils serius kerjakan,” kata Anastasia Wina, kemarin.
Produk perhiasan gelang Fond pertama kali dipasarkan dan diperkenalkan pada masyarakat pada event Festival Kesenian Indonesia yang diadakan oleh Kampus ISI Yogyakarta beberapa waktu lalu. Hennils dan Wina adalah mahasiswa seni musik ISI Yogyakarta yang memiliki minat khusus pada dunia wirausaha.
Untuk merintis dan mengembangkan produknya, dua anak muda ini memulai pemasaran menggunakan media online Instagram. Meski baru berjalan tiga bulan namun bisnis perhiasan ini mendapat respons yang baik dari pasar. Perhiasan Fond lebih menyasar pada segmentasi kelas menengah atas.
Kata “fond” memiliki arti kasih sayang, awalnya akan menggunakan kata “love" namun karena kata-kata tersebut lumrah dan banyak dipakai akhirnya dipilihlah kata “fond” sebagai label produk perhiasan batu alam ini. Meski sebelumnya banyak ditemui perhiasan berbahan batu alam namun produk Fond cukup berbeda dari produk sejenis lainnya.
Jika beberapa perhiasan batu alam jenis batuan didapat dari batu-batu lokal, Fond adalah produk perhiasan batu alam yang banyak menggunakan batu-batu alam impor mulai dari Australia hingga Timur Tengah dan beberapa negara lain sehingga terlihat kualitas dan bentuk batu yang cukup mencolok dan berbeda.
Selain itu produk ini didukung oleh kreativitas ide desain Hennils dan Wina sebagai owner sekaligus founder Fond. Harga berbagai gelang merek Fond berkisar dari Rp25.000–500.000 tergantung dari jenis batu, desain, dan warna batu. Dua anak muda ini tidak khawatir akan kekurangan stok batu alam untuk membuat aneka gelang cantik karena mereka memiliki supplier batu alam dari berbagai negara.
Kendala yang saat ini dirasakan adalah kurangnya SDM karena sejauh ini semua proses produksi dan pemasaran masih dikerjakan Hennils dan Wina, ke depan akan mulai mencari pegawai untuk membantu proses pengerjaan gelang Fond.
Hennils,owner dan founder Fond Indonesia menambahkan, meski terbilang masih baru, namun bisnis ini cukup menjanjikan dengan omzet Rp2 Juta per bulan. Kini permintaan perhiasan Fond Indonesia mulai banyak berdatangan tidak hanya dari Yogyakarta tapi dari beberapa daerah di luar kota seperti Jakarta, Ambon, Bandung, Semarang, Bali, Batam, Madura.
“Mayoritas konsumen lebih suka model simpel dan warna yang disukai adalah warna biru. Kami dapat membuatkan gelang sesuai permintaan konsumen dan sesuai budget yang dimiliki konsumen,” paparnya.
Windy Aggraina
(ftr)