4 Bacarek ITS Adu Program

Rabu, 03 Desember 2014 - 13:24 WIB
4 Bacarek ITS Adu Program
4 Bacarek ITS Adu Program
A A A
SURABAYA - Tahapan pemilihan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terus bergulir. Setelah penetapan dan pembekalan pada 13 bakal calon rektor (bacarek) memasuki tahap temu kenal.

Pada hari pertama kemarin, ada empat dari 13 bacarek yang mengikuti. Temu kenal kedua akan dilaksanakan hari ini di Auditorium Pascasarjana. Empat bacarek dipersilakan memaparkan visi misi terhadap ITS dalam lima tahun ke depan. Keempat orang tersebut adalah Bambang Lelono Widjiantoro dari Jurusan Teknik Fisika, Joni Hermana dari Jurusan Teknik Lingkungan, Adi Soeprijanto dari Teknik Elektro, dan Bambang Soemardiono dari Jurusan Arsitektur.

Pemaparan visi misi dipandu moderator Yono Hadi Pramono. Masing-masing bacarek diberi waktu 20 menit untuk memaparkan gagasan kepada peserta. Tampil pertama adalah bacarek Bambang Lelono yang membawa tagline ITS Kita. Tagline tersebut memiliki makna dan singkatan, yakni Inovasi Transparan dan Sinergi, sehingga mampu memberikan kesejahteraan melalui intensif kinerja berdasarkan tata kelola yang baik dengan memegang teguh prinsip akuntabilitas.

Bahkan, dia bertekad akan langsung turun lapangan memperbaiki kondisi di ITS nanti bila terpilih. ”Kalau saya sudah terpilih jadi rektor, saya akan blusukan ke unit-unit atau jurusan untuk mencari permasalahan yang ada dan berupaya mencarikan solusi yang terbaik,” kata pria yang saat ini menjabat Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) di depan ratusan civitas akademika yang hadir sehingga langsung disambut aplaus meriah.

Sementara Joni Hermana sebagai penampil kedua mengusung tagline Janji Joni, ITS Rumah Kita Bersama. Dia yakin ITS bisa menjadi besar kalau semua civitas akademika mampu menjadikan ITS sebagai rumah bersama, baik untuk kalangan dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, dan mitra ITS. ”Dua kata kunci yang harus diutamakan untuk mewujudkan itu semua adalah teamwork dan leadership ,” katanya mengingatkan yang tidak kalah antusias disambut para pendukungnya.

Joni lebih memilih adanya kesetaraan antara dosen, tendik, dan mahasiswa, dalam hak bersuara sesuai porsi. Dengan begitu, komunikasi yang bersumber dari berbagai arah dapat tercapai. ”Jadi dengan demikian, mereka akan merasa nyaman, bebas berkumpul, berkarya, dan berprestasi,” kata mantan dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ini.

Kemudian Adi Soeprijanto yang maju urutan ketiga memaparkan bahwa ITS harus bisa menjadi tempat nyaman, baik bagi dosen, tendik, maupun mahasiswa. Kenyamanan bagi dosen bisa dilakukan melalui upgrading remunerasi, memperhatikan kepangkatan, peluang studi lanjut, dan pengembangan karier.

Kenyamanan bagi tendik juga bisa melalui upgrading remunerasi, pengembangan karier, dan kesempatan studi lanjut. ”Sedangkan untuk mahasiswa, kenyamanan itu bisa dilakukan melalui pemberian beasiswa, konseling karier, layanan prima, dan studi lanjut,” kata Direktur Pascasarjana ITS yang mengusung tagline Sapta Adi Cita, Solusi Soeprijanto untuk ITS dilengkapi #OjokRuwet.

Ia percaya bahwa segala sesuatu dapat dipecahkan dengan solusi simpel. ”Pikiran ruwet tak akan menghasilkan solusi, namun harus ada strategis dan optimis serta realistis. Jangan lupa senantiasa bersandar pada Ilahi, Insya Allah ITS sejahtera di dalam, moncer di luar,” kata bacarek yang memiliki tujuh cita Adi ini, yakni ITS Nyaman, ITS Mandiri, ITS Emas, ITS Pusat Riset, ITS ICT, ITS untuk Bangsa, dan ITS Mendunia

Dalam paparan bacarek selanjutnya, Bambang Soemardiono, mengibaratkan mengelola sebuah perguruan tinggi itu sama hal dengan mengelola kota kecil. Sebab terdapat elemen sosial, budaya, ekonomi, dan ada konflik di dalamnya.

”Tugas kita mengelola konflik tersebut untuk ITS yang berkelanjutan,” kata bacarek yang mengusung misi kampus berkelanjutan ini.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1354 seconds (0.1#10.140)