Juara, Tim Drum Band Kesurupan
A
A
A
MADIUN - Setidaknya 25 siswa SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun kesurupan. Korban sebagian besar adalah pelajar putri anggota tim drum band yang baru saja menyabet empat gelar juara tingkat Provinsi di Nganjuk.
Jeritan dan kejang-kejang massal ini bermula saat tim drum band menjalani sesi pemotretan pagi kemarin. Diawali oleh jeritan dan kejang oleh salah satu siswi bernama Lina, kesurupan ini merembet ke sejumlah siswi lain. Kondisi menjadi gaduh saat kesurupan juga menjalar hingga ke siswa lain yang tidak ikut sesi pemotretan. Informasi yang dihimpun menyatakan, kesurupan siswa telah terjadi sejak Sabtu (29/11).
Saat seluruh siswa peserta kompetisi diizinkan pulang ke daerahnya masing-masing. Di tengah perjalanan, tiba-tiba para peserta dikejutkan teriakan histeris bercampur kejang-kejang yang dialami dua rekannya. “Di tengah perjalanan ada dua siswa menjerit-jerit histeris seperti kerasukan. Beberapa menit kemudian keduanya bisa disadarkan. Namun, saya tak mengira jika kejadian ini terus berlangsung hingga saat ini,” kata salah satu siswa SMK PGRI 01 Mejayan, Galih Priyo.
Sesampainya di sekolah, malam itu kesurupan kembali terjadi dan makin merembet kepada siswa lainnya, baik yang melihat maupun yang berada di area sekolah. Kesurupan massal ini baru berhenti sekitar pukul 02. 00 WIB, Setelah dibantu seorang ustaz dan paranormal yang didatangkan pihak sekolah. Usai kejadian tersebut, Senin (1/12), pihak sekolah bermaksud meliburkan kegiatan belajar-mengajar.
Selasa (2/12) pagi, kejadian kesurupan kembali terulang saat tim drum band mengikuti sesi foto bersama. Kepala SMK PGRI 1 Mejayan Sampun Hadam menerangkan kesurupan rata-rata dialami pelajar perempuan. Bermula saat salah satu siswa bernama Lina, yang juga mengikuti kompetisi, menemukan dua jaket berwarna hitam dan abuabu di tas miliknya.
“Karena merasa tak memiliki kedua jaket tersebut, ia menyerahkannya kepada salah satu guru di sini untuk dikembalikan ke pemiliknya. Namun sayang, bukannya dikembalikan ke pemiliknya, justru ke dua jaket tersebut dibakar. Entah apa hubungannya, siswa yang mengalami kerasukan menjerit- jerit histeris meminta agar kedua jaket tersebut dikembalikan ke salah satu tempat tak jauh dari pelaksanaan kompetisi drum band di Gedung Juang Kabupaten Nganjuk,” ungkap Sampun.
Sampun menyebutkan, pihaknya sudah banyak mendatangkan ustaz dan paranormal untuk membantu menyadarkan siswanya yang kesurupan. Hingga petang kesurupan masih terjadi. Kesurupan masih merembet ke siswa lainnya. “Sadar satu, lainnya terkena lagi. Bahkan, siswa yang sudah sadar dan saat akan dievakuasi keluar sekolah terkena kesurupan lagi,” ungkapnya.
Sejumlah paranormal yang didatangkan ke sekolah mengaku tak mampu menangani kesurupan massal ini. Menurut mereka, kesurupan ini bersumber dari jaket yang dibakar tersebut.
“Makhluk halus yang merasuki para siswa ini minta agar jaket yang dibakar oleh guru agamanya tersebut dikembalikan. Kedua jaket tersebut sebenarnya milik makhluk halus penunggu salah satu tempat tak jauh dari tempat berlangsungnya lomba drum band,” kata salah satu paranormal di hadapan para awak media.
Dili eyato
Jeritan dan kejang-kejang massal ini bermula saat tim drum band menjalani sesi pemotretan pagi kemarin. Diawali oleh jeritan dan kejang oleh salah satu siswi bernama Lina, kesurupan ini merembet ke sejumlah siswi lain. Kondisi menjadi gaduh saat kesurupan juga menjalar hingga ke siswa lain yang tidak ikut sesi pemotretan. Informasi yang dihimpun menyatakan, kesurupan siswa telah terjadi sejak Sabtu (29/11).
Saat seluruh siswa peserta kompetisi diizinkan pulang ke daerahnya masing-masing. Di tengah perjalanan, tiba-tiba para peserta dikejutkan teriakan histeris bercampur kejang-kejang yang dialami dua rekannya. “Di tengah perjalanan ada dua siswa menjerit-jerit histeris seperti kerasukan. Beberapa menit kemudian keduanya bisa disadarkan. Namun, saya tak mengira jika kejadian ini terus berlangsung hingga saat ini,” kata salah satu siswa SMK PGRI 01 Mejayan, Galih Priyo.
Sesampainya di sekolah, malam itu kesurupan kembali terjadi dan makin merembet kepada siswa lainnya, baik yang melihat maupun yang berada di area sekolah. Kesurupan massal ini baru berhenti sekitar pukul 02. 00 WIB, Setelah dibantu seorang ustaz dan paranormal yang didatangkan pihak sekolah. Usai kejadian tersebut, Senin (1/12), pihak sekolah bermaksud meliburkan kegiatan belajar-mengajar.
Selasa (2/12) pagi, kejadian kesurupan kembali terulang saat tim drum band mengikuti sesi foto bersama. Kepala SMK PGRI 1 Mejayan Sampun Hadam menerangkan kesurupan rata-rata dialami pelajar perempuan. Bermula saat salah satu siswa bernama Lina, yang juga mengikuti kompetisi, menemukan dua jaket berwarna hitam dan abuabu di tas miliknya.
“Karena merasa tak memiliki kedua jaket tersebut, ia menyerahkannya kepada salah satu guru di sini untuk dikembalikan ke pemiliknya. Namun sayang, bukannya dikembalikan ke pemiliknya, justru ke dua jaket tersebut dibakar. Entah apa hubungannya, siswa yang mengalami kerasukan menjerit- jerit histeris meminta agar kedua jaket tersebut dikembalikan ke salah satu tempat tak jauh dari pelaksanaan kompetisi drum band di Gedung Juang Kabupaten Nganjuk,” ungkap Sampun.
Sampun menyebutkan, pihaknya sudah banyak mendatangkan ustaz dan paranormal untuk membantu menyadarkan siswanya yang kesurupan. Hingga petang kesurupan masih terjadi. Kesurupan masih merembet ke siswa lainnya. “Sadar satu, lainnya terkena lagi. Bahkan, siswa yang sudah sadar dan saat akan dievakuasi keluar sekolah terkena kesurupan lagi,” ungkapnya.
Sejumlah paranormal yang didatangkan ke sekolah mengaku tak mampu menangani kesurupan massal ini. Menurut mereka, kesurupan ini bersumber dari jaket yang dibakar tersebut.
“Makhluk halus yang merasuki para siswa ini minta agar jaket yang dibakar oleh guru agamanya tersebut dikembalikan. Kedua jaket tersebut sebenarnya milik makhluk halus penunggu salah satu tempat tak jauh dari tempat berlangsungnya lomba drum band,” kata salah satu paranormal di hadapan para awak media.
Dili eyato
(ftr)