Tumpukan Bahan Bangunan Warnai PMPS 2014
A
A
A
YOGYAKARTA - Pengunjung Pasar Malam Perayaan Sekaten atau PMPS 2014 yang dibuka kemarin sore, bakal kurang nyaman. Sebab pengunjung masih akan mendapatkan suguhan tumpukan material di kawasan alun-alun utara tempat penyelenggaraan PMPS.
Karena hingga saat ini proses revitalisasi belum tuntas. Proses perbaikan masih dilakukan untuk trotoar yang berada di sekeliling alun-alun utara dan bangunan pendapa. “Kami mengajak masyarakat mengikuti langsung proses yang terjadi dalam revitalisasi. Harapannya ada keterikatan sehingga revitalisasi yang dilakukan akan optimal,” kata Ketua Panitia PMPS 2014 Ir Aman Yuriadijaya, kemarin.
Khusus revitalisasi di dalam alun-alun utara, saat ini lokasi yang dijadikan tempat pasar malam sudah diubah, yakni dengan menempatkan pasir sebagai bagian teratas di lahan tersebut. Kemudian sudah dibuat sistem drainase yang memadai untuk menjaga kualitas dari lahan. Karena perbaikan itu, para penyewa dilarang membangun stan dengan membuat lubang atau fondasi semen.
Aman Yuriadijaya menambahkan, semua pihak harus bisa menyesuaikan diri dengan proses revitalisasi yang sedang berlangsung. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Yogyakarta itu mengutarakan, untuk penyelenggaraan pasar malam tahun ini aspek ketertiban menjadi hal paling ditonjolkan. Sementara aspek keindahan baru akan terlihat pada penyelenggaraan selanjutnya, yakni saat proses revitalisasi sudah selesai dilakukan.
Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam (PA) IX yang mewakili Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X mengatakan, penyelenggaraan sekaten merupakan bagian dari budaya yang tumbuh berkembang atas dasar Islam di Yogyakarta.
Sekaten memiliki relasi positif antara budaya dan religi dengan akar penyelenggara berupa tiga dimensi, yaitu kultural, religius, dan ekonomi. “Wujud tradisi budaya Jawa yang religius yang memiliki ciri religius tetap dilestarikan,” kata PA IX.
Maha Deva
Karena hingga saat ini proses revitalisasi belum tuntas. Proses perbaikan masih dilakukan untuk trotoar yang berada di sekeliling alun-alun utara dan bangunan pendapa. “Kami mengajak masyarakat mengikuti langsung proses yang terjadi dalam revitalisasi. Harapannya ada keterikatan sehingga revitalisasi yang dilakukan akan optimal,” kata Ketua Panitia PMPS 2014 Ir Aman Yuriadijaya, kemarin.
Khusus revitalisasi di dalam alun-alun utara, saat ini lokasi yang dijadikan tempat pasar malam sudah diubah, yakni dengan menempatkan pasir sebagai bagian teratas di lahan tersebut. Kemudian sudah dibuat sistem drainase yang memadai untuk menjaga kualitas dari lahan. Karena perbaikan itu, para penyewa dilarang membangun stan dengan membuat lubang atau fondasi semen.
Aman Yuriadijaya menambahkan, semua pihak harus bisa menyesuaikan diri dengan proses revitalisasi yang sedang berlangsung. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Yogyakarta itu mengutarakan, untuk penyelenggaraan pasar malam tahun ini aspek ketertiban menjadi hal paling ditonjolkan. Sementara aspek keindahan baru akan terlihat pada penyelenggaraan selanjutnya, yakni saat proses revitalisasi sudah selesai dilakukan.
Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam (PA) IX yang mewakili Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X mengatakan, penyelenggaraan sekaten merupakan bagian dari budaya yang tumbuh berkembang atas dasar Islam di Yogyakarta.
Sekaten memiliki relasi positif antara budaya dan religi dengan akar penyelenggara berupa tiga dimensi, yaitu kultural, religius, dan ekonomi. “Wujud tradisi budaya Jawa yang religius yang memiliki ciri religius tetap dilestarikan,” kata PA IX.
Maha Deva
(ftr)