Pemprov Minta Bantuan Pusat
A
A
A
PALEMBANG - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Sumsel akan meminta bantuan pemerintah pusat mengatasi masalah ganti rugi untuk pembangunan kolam retensi baru di Kota Palembang.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas (PU) Pengairan Sumsel Syamsul Bahri, kemarin. Menurutnya, Palembang membutuhkan setidaknya, 65 kolam retensi untuk mengatasi banjir, sedangkan saat ini, baru terdapat 22 kolam retensi yang tersebar di beberapa titik. “Membuat kolam retensi baru ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya ganti rugi lahan yang tidak sesuai,” katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta bantuan pemerintah pusat agar masalah ganti rugi lahan segera selesai dan pembangunan kolam retensi semakin cepat dilakukan untuk meminimalisasi banjir di Kota Palembang. “Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumsel, khususnya Palembang agar dapat peduli terhadap kebersihan sungai.
Kemudian, saluran air yang ada supaya dijaga kebersihannya dan tidak terjadi genangan air yang dapat menyebabkan banjir,”ujarnya. Bukan hanya di Kota Palembang saja, kata dia, tingginya curah hujan di Sumsel, diprediksi membuat debit air sungai di sejumlah daerah di Sumsel meninggi. Fasilitas irigasi yang selama ini menjadi distribusi air bagi para petani, yang sebelumnya kering karena kemarau, bakal dipenuhi air.
Syamsul menuturkan, kawasan infrastruktur irigasi di Pagaralam, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas, dan Muratara menjadi pusat per hatian. Langkah awal, pihaknya tengah menginventarisasi infrastruktur irigasi dan pemetaan daerah yang dianggap rawan banjir selama musim hujan.
Kendati musim hujan telah berlangsung di Sumsel, saat ini pihaknya belum menemukan kondisi krusial kerusakan infrastruktur irigasi akibat hujan. Namun, bila ada laporan irigasi yang tidak berfungsi dan rusak karena hujan pihaknya akan menindaklanjuti.
“Kami juga akan mengevaluasi konstruksi yang sudah lama. Secepatnya kita lakukan, langkah perbaikan untuk infrastruktur irigasi tersebut. Termasuk ketika cara mengatasi banjir yang melanda sejumlah daerah yang memiliki irigasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Kenten Indra Purnama menyebutkan, beberapa hari ke depan, hujan akan terus turun di beberapa kawasan di Sumsel, namun belum secara intens dan menyeluruh. Arah angin memang masih mendominasi dari tenggara menuju barat laut. Namun, tidak menutup kemungkinan arah angin bisa bertiup berputar ke timur laut.
Hujan memang telah turun di seluruh wilayah Sumsel, namun masih di bawah skala basah. BMKG memperkirakan, musim pancaroba akan terus berlangsung hingga awal tahun 2015. Suhu permukaan laut perairan utara Australia masih dingin.
“Curah hujan mulai normal mendekati Januari. Skala normal curah hujan berada di angka 200-400 mm. November ini, curah hujan diperkirakan hanya akan mencapai 100-200 milimeter,” pungkasnya.
Andhiko Tungga Alam
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas (PU) Pengairan Sumsel Syamsul Bahri, kemarin. Menurutnya, Palembang membutuhkan setidaknya, 65 kolam retensi untuk mengatasi banjir, sedangkan saat ini, baru terdapat 22 kolam retensi yang tersebar di beberapa titik. “Membuat kolam retensi baru ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya ganti rugi lahan yang tidak sesuai,” katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta bantuan pemerintah pusat agar masalah ganti rugi lahan segera selesai dan pembangunan kolam retensi semakin cepat dilakukan untuk meminimalisasi banjir di Kota Palembang. “Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumsel, khususnya Palembang agar dapat peduli terhadap kebersihan sungai.
Kemudian, saluran air yang ada supaya dijaga kebersihannya dan tidak terjadi genangan air yang dapat menyebabkan banjir,”ujarnya. Bukan hanya di Kota Palembang saja, kata dia, tingginya curah hujan di Sumsel, diprediksi membuat debit air sungai di sejumlah daerah di Sumsel meninggi. Fasilitas irigasi yang selama ini menjadi distribusi air bagi para petani, yang sebelumnya kering karena kemarau, bakal dipenuhi air.
Syamsul menuturkan, kawasan infrastruktur irigasi di Pagaralam, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas, dan Muratara menjadi pusat per hatian. Langkah awal, pihaknya tengah menginventarisasi infrastruktur irigasi dan pemetaan daerah yang dianggap rawan banjir selama musim hujan.
Kendati musim hujan telah berlangsung di Sumsel, saat ini pihaknya belum menemukan kondisi krusial kerusakan infrastruktur irigasi akibat hujan. Namun, bila ada laporan irigasi yang tidak berfungsi dan rusak karena hujan pihaknya akan menindaklanjuti.
“Kami juga akan mengevaluasi konstruksi yang sudah lama. Secepatnya kita lakukan, langkah perbaikan untuk infrastruktur irigasi tersebut. Termasuk ketika cara mengatasi banjir yang melanda sejumlah daerah yang memiliki irigasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Kenten Indra Purnama menyebutkan, beberapa hari ke depan, hujan akan terus turun di beberapa kawasan di Sumsel, namun belum secara intens dan menyeluruh. Arah angin memang masih mendominasi dari tenggara menuju barat laut. Namun, tidak menutup kemungkinan arah angin bisa bertiup berputar ke timur laut.
Hujan memang telah turun di seluruh wilayah Sumsel, namun masih di bawah skala basah. BMKG memperkirakan, musim pancaroba akan terus berlangsung hingga awal tahun 2015. Suhu permukaan laut perairan utara Australia masih dingin.
“Curah hujan mulai normal mendekati Januari. Skala normal curah hujan berada di angka 200-400 mm. November ini, curah hujan diperkirakan hanya akan mencapai 100-200 milimeter,” pungkasnya.
Andhiko Tungga Alam
(ftr)