Warga Dirikan Jembatan Bambu Darurat

Rabu, 26 November 2014 - 13:51 WIB
Warga Dirikan Jembatan Bambu Darurat
Warga Dirikan Jembatan Bambu Darurat
A A A
PONOROGO - Setelah sempat tersendat, jalur alternatif di Dusun Plahosan, Desa Kesugihan, Kecamatan Pulung, yang longsor mulai bisa dilalui warga. Sebuah jembatan darurat dari bambu dan kayu telah selesai dibangun warga jalur ini kembali terhubung meski terbatas pada pejalan kaki hingga pesepeda motor saja.

“Sudah dibangun secara gotong royong oleh warga sejak Jumat (21/11) dan selesai Minggu (23/11). Senin (24/11) dicoba dan sejak hari ini (kemarin) sudah banyak warga yang melintasi,” ujar Jefri, warga setempat yang kemarin berjaga di lokasi jembatan darurat. Menurut Jefri, warga cukup terbantu dengan adanya jembatan darurat. Terutama bagi warga yang akan menuju tempat kerja dan siswa yang akan menuju sekolahnya, atau sebaliknya. Mereka tidak perlu memutar hingga puluhan kilometer untuk menuju daerah lain.

Dengan begitu jembatan darurat cukup padat pada pagi dan sore hari. Karena lebar jembatan tak lebih dari 1,5 meter, maka jembatan darurat tersebut hanya bisa dilalui satu sepeda motor saja. Warga yang ingin melintas harus bergantian. Warga setempat pun dikerahkan untuk berjaga di ujung jembatan. “Kalau pagi, kedua ujung dijaga. Untuk menjaga antrean sehingga tidak berebutan dan tetap aman,” ujar Jefri.

Sekdes Kesugihan Djumono menyatakan, saat ini pihak desa telah mengajukan dua usulan untuk mengatasi putusnya jalur tersebut. Yang pertama memperbaiki jalur yang amblas tersebut dan yang kedua membuat jalur baru di sekitar lokasi amblas. “Kalau (usulan) yang pertama mungkin biayanya akan besar, lebih besar dari biaya (pembuatan talud) yang lama yang sampai Rp900 juta,” ujar Djumono.

Sedangkan untuk usulan membuat jalur baru, diperkirakan biayanya lebih rendah. Perhitungan sementara, biaya pembuatan jalan baru yang berada 200 meter di sebelah barat jalur yang amblas tidak akan menelan dana lebih dari Rp900 juta.

“Lebih mudah dibuat dan lebih murah. Tapi kendalanya harus ada pembebasan lahan warga. Itu yang mungkin agak sulit. Tapi kami terus berkoordinasi dengan pemkab dan Dinas Bina Marga (Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya/PUBMCK) Ponorogo,” kata Djumono.

Sementara itu, Kepala PUBMCK Kabupaten Ponorogo Hari Soebito menyatakan, longsornya jalan dan talud di Desa Kesugihan tersebut telah disebut sebagai akibat dari bencana alam. “Ini bencana, jadi akan diganti. Kita akan pakai anggaran 2015 nanti,” ujarnya.

Dili Eyato
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8819 seconds (0.1#10.140)