Siap Taklukkan Tiga Sungai New Zeland
A
A
A
SURABAYA - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) patut berbangga hati. Delapan mahasiswa kampus di Ketintang ini akan berangkat ke New Zeland pada 27 November hingga 7 Desember 2014.
Mereka yang tergabung dalam Himapala ini akan melakukan rafting di tiga sungai di negara itu, yakni Kaitanu, Rangitaiki, dan Ngaruroro dalam New Zealand Rafting Expedition 2014. Kedelapan mahasiswa itu adalah Nafisa Ratnasari, Ulumuddin Fannani, Rizal Fanani Aziz, Anggar Sukmana Saputra, Dimas Prasetyo Pratama, Dwi Zulaikha, Fitri Indriani, dan Choirul Huda.
Keberangkatan mereka sekaligus menjadi kado perayaan Dies Natalis Ke-50 Unesa tahun depan. Terpilihnya delapan orang yang tergabung dalam satu tim ini tidak mudah, melalui seleksi yang cukup ketat, tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Pendaftaran pertama ada 37 orang yang mendaftar, mulai para senior, anggotaaktif, hingga calon anggota Himapala Unesa.
Dari screening yang dilakukan lima tim penilai, yakni tiga orang senior, Ketua Umum Himapala, dan satu orang dari badan pengurus harian, terpilih 10 orang, kemudian terpilih delapan orang sebagai anggota tim yang berhak untuk ikut ekspedisi ini. Ekspedisi ini memang bukan yang pertama bagi Himapala Unesa.
Namun, terasa begitu istimewa karena merupakan kado terindah untuk ulang tahun emas kampus tercinta. ”Kami memilih New Zealand karena tiga sungai itu sering dijadikan tempat untuk kejuaraan internasional. Tingkat kesulitan ketiga sungai ini jauh lebih tinggi dibanding sungai di Indonesia. Semoga kami bisa melewatinya,” ujar ketua tim Dimas Prasetyo Pratama.
Berbagai persiapan dilakukan anggota tim, mulai latihan fisik seperti fitnes dan olahraga, hingga latihan arung jeram secara langsung di beberapa lokasi yang ada di Jawa Timur hingga Jawa Barat. Bahkan, sebulan sebelum pemberangkatan ini, delapan anggota tim sudah tidak lagi boleh kuliah karena harus fokus pada latihan-latihan yang sudah ditetapkan.
”Seminggu ini kami dikarantina belajar banyak hal, mulai kekompakan hingga bahasa Inggris,” tutur Ulumuddin Fannani, salah satu anggota tim. Nantinya Ketua Tim Pembina Himapala Unesa Lutfiah Nur Laila meminta para anggota membuat dokumentasi berupa foto-foto dan video.
Terpenting adalah bisa membuat buku dari semua kegiatan yang dilakukan di New Zealand. Buku ini, kata Lutfiah, sangat penting untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan referensi. ”Pada era literasi seperti sekarang, buku itu sangat penting. Karena itu, saya tekankan bahwa dokumentasi terpenting adalah dalam sebuah buku kalau hanya cerita nantinya akan menguap,” bebernya.
Untuk ekspedisi ini, Himapala Unesa membutuhkan dana Rp180 jutaan yang sebagian besar didapat dari sumbangan rektorat dan sponsor beberapa pihak. ”Alhamdulillah, rektorat mendukung tidak hanya dana, juga segalabentukperizinan,” ungkap Lutfiah.
Soeprayitno
Mereka yang tergabung dalam Himapala ini akan melakukan rafting di tiga sungai di negara itu, yakni Kaitanu, Rangitaiki, dan Ngaruroro dalam New Zealand Rafting Expedition 2014. Kedelapan mahasiswa itu adalah Nafisa Ratnasari, Ulumuddin Fannani, Rizal Fanani Aziz, Anggar Sukmana Saputra, Dimas Prasetyo Pratama, Dwi Zulaikha, Fitri Indriani, dan Choirul Huda.
Keberangkatan mereka sekaligus menjadi kado perayaan Dies Natalis Ke-50 Unesa tahun depan. Terpilihnya delapan orang yang tergabung dalam satu tim ini tidak mudah, melalui seleksi yang cukup ketat, tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Pendaftaran pertama ada 37 orang yang mendaftar, mulai para senior, anggotaaktif, hingga calon anggota Himapala Unesa.
Dari screening yang dilakukan lima tim penilai, yakni tiga orang senior, Ketua Umum Himapala, dan satu orang dari badan pengurus harian, terpilih 10 orang, kemudian terpilih delapan orang sebagai anggota tim yang berhak untuk ikut ekspedisi ini. Ekspedisi ini memang bukan yang pertama bagi Himapala Unesa.
Namun, terasa begitu istimewa karena merupakan kado terindah untuk ulang tahun emas kampus tercinta. ”Kami memilih New Zealand karena tiga sungai itu sering dijadikan tempat untuk kejuaraan internasional. Tingkat kesulitan ketiga sungai ini jauh lebih tinggi dibanding sungai di Indonesia. Semoga kami bisa melewatinya,” ujar ketua tim Dimas Prasetyo Pratama.
Berbagai persiapan dilakukan anggota tim, mulai latihan fisik seperti fitnes dan olahraga, hingga latihan arung jeram secara langsung di beberapa lokasi yang ada di Jawa Timur hingga Jawa Barat. Bahkan, sebulan sebelum pemberangkatan ini, delapan anggota tim sudah tidak lagi boleh kuliah karena harus fokus pada latihan-latihan yang sudah ditetapkan.
”Seminggu ini kami dikarantina belajar banyak hal, mulai kekompakan hingga bahasa Inggris,” tutur Ulumuddin Fannani, salah satu anggota tim. Nantinya Ketua Tim Pembina Himapala Unesa Lutfiah Nur Laila meminta para anggota membuat dokumentasi berupa foto-foto dan video.
Terpenting adalah bisa membuat buku dari semua kegiatan yang dilakukan di New Zealand. Buku ini, kata Lutfiah, sangat penting untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan referensi. ”Pada era literasi seperti sekarang, buku itu sangat penting. Karena itu, saya tekankan bahwa dokumentasi terpenting adalah dalam sebuah buku kalau hanya cerita nantinya akan menguap,” bebernya.
Untuk ekspedisi ini, Himapala Unesa membutuhkan dana Rp180 jutaan yang sebagian besar didapat dari sumbangan rektorat dan sponsor beberapa pihak. ”Alhamdulillah, rektorat mendukung tidak hanya dana, juga segalabentukperizinan,” ungkap Lutfiah.
Soeprayitno
(ars)