Bacarek ITS Dilarang Pasang Baliho

Jum'at, 21 November 2014 - 15:40 WIB
Bacarek ITS Dilarang Pasang Baliho
Bacarek ITS Dilarang Pasang Baliho
A A A
SURABAYA - Penetapan 13 bakal calon rektor (bacarek) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 2015–2019 terus ditindaklanjuti Panitia Pemilihan Calon Rektor (PPCR).

Kemarin bacarek yang namanya ditetapkan dalam Surat Keputusan Senat ITS No 075113/- IT2.V/HK.00.02/2014 dikumpulkan di ruang rapat rektorat. Ketua PPCR Arif Djunaidy mengatakan, ada beberapa rambu terkait kampanye yang dilakukan para bacarek, di antaranya sosialisasi atau kampanye yang melibatkan kumpulan massa, termasuk bentuk rapat atau pertemuan hanya diselenggarakan PPCR.

“Ini dijadwalkan pada 2–4 Desember,” ujarnya. Menurut dia, temu bacarek selama tiga hari itu akan ditentukan siapa saja yang berhak terlebih dulu. Caranya melalui undian. Tahap 1 tanggal 2 Desember sebanyak 4 calon, tahap 2 tanggal 3 Desember 4 calon, dan tahap 3 tanggal 4 Desember 5 calon. Saat temu kenal itu, setiap calon memiliki waktu 20 menit untuk presentasi sisa waktu yang ada untuk tanya jawab. Temu kangen dimulai pukul 09.00–13.00 WIB, kecuali pada tahap 3 pukul 08.00–13.00.

Sejumlah larangan lainnya diberlakukan, yakni kampanye hitam, berkampanye menggunakan media spanduk atau baliho dalam kampus. “Kalau baliho atau spanduk dilarang karena ruangannya tidak ada dan secara estetika cukup mengganggu,” imbuhnya. PPCR, kata Arif, lebih senang jika para bacarek melakukan sosialisasi melalui media sosial. Bisa dengan personal homepage, Facebook, Twitter dan sejenisnya. “Kalau melalui sosmed, bacarek bisa secara luas menjelaskan programnya,” katanya.

Rektor ITS Triyogi Yuwono memberi pembekalan kepada mereka sebelum menyusun program yang akan dikampanyekan. “Ada beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian bacarek dan saya sampaikan,” kata Triyogi Yuwono seusai rapat sekaligus pembekalan tertutup.

Menurutnya, bacarek harus memerhatikan perubahan status ITS per 17 Oktober 2014, yakni menjadi PTN berbadan hukum (PTN-BH). “Ketika status (PTN-BH) keluar, banyak persiapan yang harus dilakukan. Bacarek harus menyusun rencana transisi,” kata Triyogi. Triyogi juga mengingatkan keberadaan visi-misi serta rencana strategi ITS. Bacarek diharapkan membuat program yang mencerminkan cara mewujudkan renstra maupun visi-misi.

“Siapapun rektornya, yang penting ada keberlanjutan program. ITS sekarang sudah mencapai 90% dari cita-cita tahun 2019. Pengelolaan keuangan ITS sejak 2010 wajar tanpa pengecualian. Ini harus dipertahankan,” tandasnya. Pada pembekalan itu, Triyogi juga menekankan supaya bacarek memerhatikan banyaknya dosen dan karyawan yang pensiun. Di sisi lain, pertumbuhan karyawan dan dosen baru tidak sebanding dengan besarnya jumlah mahasiswa yang diterima per tahun.

“Siapa pun rektor baru nantinya harus bisa mewujudkan ITS sebagai perguruan tinggi bertaraf internasional,” pungkasnya. Sekadar diketahui, 13 nama yang diumumkan berasal dari sejumlah fakultas, yaitu Adi Soeprijanto (Teknik Elektro), Bambang L Widjiantoro (Teknik Fisika), Bambang Soemardiono (Arsitektur), Budi Santoso (Teknik Industri), Daniel Mohammad Rosyid (Teknik kelautan), Djauhar Manfaat (Teknik Perkapalan), Eko Budi Jatmiko (Teknik Kelautan), Enny Zulaikha (Biologi), Herman Sasongko (Teknik Mesin), Irmina Kris Murwani (Kimia), Joni Hermana (Teknik Lingkungan), Nur Iriawan (Statistika), Triwikantoro (Fisika).

Soeprayitno
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3655 seconds (0.1#10.140)