Polda Sulsel Tahan 5 Mahasiswa dan 15 Oknum Polisi
A
A
A
MAKASSAR - Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel menahan lima mahasiswa dan 15 oknum Polisi terkait penyerangan dan perusakan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM).
Informasi di bagian kehumasan Polda Sulsel, ke 15 oknum polisi masih diperiksa lebih lanjut terkait pelanggaran prosedur saat menyerang dan merusak kampus UNM.
Selain itu terdapat oknum polisi yang melakukan penganiayaan terhadap sejumlah wartawan.
Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Anton Setiadji, mengatakan dalam pemeriksaan ke 15 oknum anggota polisi tersebut melakukan tindakan secara spontanitas tanpa ada perintah oleh siapapun.
Hal itu dilakukan pasca Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdianto yang memimpin pengamanan aksi unjuk rasa terkena anak panah hingga harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Saya akui anggota saya bergerak tanpa koordinasi, dan itu merupakan kesalahan prosedur. Maka dari itu saya tegaskan akan bertanggung jawab dan siap dicopot dari jabatan," kata Kapolda, Jumat (14/11/2014).
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini mengaku saat ini pihaknya sudah membentuk tim investigasi khusus untuk menangani kasus bentrokan berdarah ini. Terlebih lagi diduga ada banyak yang melanggar prosedur.
"Teman teman wartawan, kami meminta untuk membantu memberikan copian video atau dokumentasinya saat kejadian itu. Hal itu untuk memberikan petunjuk terkait pemeriksaan 15 orang oknum yang diperiksa," ujarnya
Sementara tiga diantara lima mahasiswa yang ditangkap karena kedapatan membawa dan menyimpan senjata tajam berupa badik dan busur. Sedangkan dua mahasiswa lainnya melakukan tindakan anarkistis.
Sebelumnya, saat bentrokan terjadi di depan kampus UNM, Kamis kemarin, polisi menangkap 46 mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.
Namun 41 orang tersebut tidak terbukti hingga dibebaskan. Kelima mahasiswa ini masih dalam proses hukum di Mapolrestabes Makassar.
Ditempat yang sama, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Fery Abraham mengaku sangat menyayangkan penyerangan aparatnya yang terjadi di kampus UNM.
Diperparah lagi beberapa jurnalis menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.
"Semua yang terjadi kemarin di UNM saya bertanggung jawab. Kalau nantinya dicopot saya sudah siap," kata Fery.
Terkait dengan kerusakan fasilitas kampus UNM, Fery menjelaskan bahwa sudah meminta maaf kepada pihak kampus dan telah melakukan perbaikan dan penggantian atas kerusakan yang dilakukan bawahannya.
Pantauan, di kamar Paviliun VIP Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Jalan Mappaoddang, kondisi kesehatan Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdianto membaik.
Meski pihak wartawan belum bisa melihat lebih dekat dan menjenguknya lantaran mendapatkan penjagaan ketat dan beristirahat total.
Informasi di bagian kehumasan Polda Sulsel, ke 15 oknum polisi masih diperiksa lebih lanjut terkait pelanggaran prosedur saat menyerang dan merusak kampus UNM.
Selain itu terdapat oknum polisi yang melakukan penganiayaan terhadap sejumlah wartawan.
Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Anton Setiadji, mengatakan dalam pemeriksaan ke 15 oknum anggota polisi tersebut melakukan tindakan secara spontanitas tanpa ada perintah oleh siapapun.
Hal itu dilakukan pasca Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdianto yang memimpin pengamanan aksi unjuk rasa terkena anak panah hingga harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Saya akui anggota saya bergerak tanpa koordinasi, dan itu merupakan kesalahan prosedur. Maka dari itu saya tegaskan akan bertanggung jawab dan siap dicopot dari jabatan," kata Kapolda, Jumat (14/11/2014).
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini mengaku saat ini pihaknya sudah membentuk tim investigasi khusus untuk menangani kasus bentrokan berdarah ini. Terlebih lagi diduga ada banyak yang melanggar prosedur.
"Teman teman wartawan, kami meminta untuk membantu memberikan copian video atau dokumentasinya saat kejadian itu. Hal itu untuk memberikan petunjuk terkait pemeriksaan 15 orang oknum yang diperiksa," ujarnya
Sementara tiga diantara lima mahasiswa yang ditangkap karena kedapatan membawa dan menyimpan senjata tajam berupa badik dan busur. Sedangkan dua mahasiswa lainnya melakukan tindakan anarkistis.
Sebelumnya, saat bentrokan terjadi di depan kampus UNM, Kamis kemarin, polisi menangkap 46 mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.
Namun 41 orang tersebut tidak terbukti hingga dibebaskan. Kelima mahasiswa ini masih dalam proses hukum di Mapolrestabes Makassar.
Ditempat yang sama, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Fery Abraham mengaku sangat menyayangkan penyerangan aparatnya yang terjadi di kampus UNM.
Diperparah lagi beberapa jurnalis menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.
"Semua yang terjadi kemarin di UNM saya bertanggung jawab. Kalau nantinya dicopot saya sudah siap," kata Fery.
Terkait dengan kerusakan fasilitas kampus UNM, Fery menjelaskan bahwa sudah meminta maaf kepada pihak kampus dan telah melakukan perbaikan dan penggantian atas kerusakan yang dilakukan bawahannya.
Pantauan, di kamar Paviliun VIP Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Jalan Mappaoddang, kondisi kesehatan Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdianto membaik.
Meski pihak wartawan belum bisa melihat lebih dekat dan menjenguknya lantaran mendapatkan penjagaan ketat dan beristirahat total.
(dam)