Pulau Tanjung Lumpur Dihijaukan

Minggu, 09 November 2014 - 13:19 WIB
Pulau Tanjung Lumpur Dihijaukan
Pulau Tanjung Lumpur Dihijaukan
A A A
SIDOARJO - Pulau Tanjung Lumpur merupakan pulau yang terbentuk dari sedimentasi pusat semburan lumpur Porong yang terletak di ujung timur Sidoarjo. Siapa menyangka jika pulau seluas sekitar 100 hektare (ha) itu kini menjadi pusat konservasi tanaman bakau dan penahan abrasi.

Untuk menuju pulau yang berada di muara Sungai Porong harus menggunakan perahu yang ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. Awalnya, Pulau Tanjung Lumpur yang berada di Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, itu merupakan pulau yang berwarna kepekatan dan masih cukup gersang karena merupakan sedimentasi lumpur. Dalam waktu delapan tahun, Pulau Tanjung Lumpur semakin luas dan kini sudah mencapai 100 ha.

Hal inilah yang membuat beberapa pihak, terutama Lapindo Brantas Inc, berupaya membuat pulau yang gersang itu menjadi hijau. Salah satu upayanya dengan menanam pohon bakau yang dirasa cocok untuk kontur tanah yang merupakan endapan lumpur. Sampai saat ini sudah sebanyak 30.000 batang bakau yang ditanam di Pulau Tanjung Lumpur.

Penanaman pohon bakau di Pulau Tanjung Lumpur merupakan salah satu program CSR Lapindo. Tahun 2013, Lapindo menanam 5.000 pohon bakau, kemudian dilanjutkan penanaman tahap kedua. Penanaman tahap kedua ini merupakan proses penyulaman sebanyak 1.000 pohon. Penyulaman tersebut menggunakan tunas anakan yang tumbuh di pohon-pohon dewasa.

Meski baru sebagian lahan yang sudah ditanami bakau, Pulau Tanjung Lumpur sudah terlihat hijau. Bukan hanya itu, di pulau yang hanya bisa ditempuh melalui jalur laut tersebut juga berkembang biak habitat, seperti ikan dan kepiting. Sedangkan untuk tumbuhan, selain pohon bakau, di hamparan pulau juga terdapat tumbuhan sejenis sayuran yang biasa disebut tanaman alur.

Tanaman ini tumbuh dengan suburnya sehingga menjadi berkah tersendiri bagi warga. Tanaman alur biasanya dijual ke pasar untuk sayuran ini tiap satu sak harganya Rp75.000. Dalam sehari, beberapa nelayan bisa mengumpulkan beberapa sakalur. ”Kita bisa menjualnya ke pasar setiap hati, karena bisa dipanen kapan saja,” ujar Mulyono, salah satu pencari tanaman alur. Bagi warga yang tinggal di pesisir sudah akrab dengan tanaman alur, mereka biasanya menggunakannya untuk sayur urap-urap. Tanaman alur juga cocok dimakan dengan sambal pecel.

”Lumayan setelah adanya Pulau Tanjung Lumpur ini kita lebih mudah memanen tanaman alur,” tandas Mulyono. Sedangkan dari segi lokasi, keberadaan Pulau Tanjung Lumpur bisa menahan abrasi yang disebabkan ombak. Sebab, pulau yang terletak di muara Sungai Porong itu bisa menjadi penahan ombak yang akan mengikis habis kawasan pertambakan di kawasan itu.

”Keberadaan Pulau Tanjung Lumpur bisa menahan abrasi. Jadi pertambakan di kawasan itu akan semakin kuat dan tidak akan habis dikikis ombak,” ujar Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Sidoarjo Bachruni Aryawan. Presiden Lapindo Brantas Inc Tri Setia Sutisna mengatakan, keberadaan Pulau Tanjung Lumpur bisa dijadikan habitat ikan dan hewan lain untuk berkembang biak.

”Di pulau ini sudah hidup banyak kepiting, kura-kura, dan ditemukan telur buaya. Artinya, ekosistemnya sudah terbentuk dengan baik,” ujarnya saat penanaman pohon bakau di Pulau Tanjung Lumpur beberapa waktu lalu. Tri Setya menandaskan, pihaknya akan terus berupaya menambah pohon bakau di pulau itu agar bisa menjadi kawasan konservasi pohon bakau.

Apalagi, upaya menghijaukan Pulau Tanjung Lumpur itu juga mendapat dukungan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Menurut Saiful Ilah, kegiatan itu merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan di wilayah Sidoarjo. Dengan penanaman pohon tersebut, diharapkan ekosistem baru dapat terbentuk, juga menjaga kelestarian lingkungan. ”Masyarakat untuk terus menjaga, jangan sampai merusak, apalagi menebangnya,” pungkasnya.

Abdul rouf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3504 seconds (0.1#10.140)