Mbah Bolong Tentukan Kiblat dengan Jari Telunjuk
A
A
A
Masjid Agung Sunan Ampel yang terletak di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya menyimpan sejumlah cerita menarik mengenai para pendirinya. Salah satunya adalah Mbah Shonhaji atau sering disebut Mbah Bolong.
Gelar ini bukannya sekadar sebuah olok-olokan karena Shonhaji yang merupakan salah seorang murid Sunan Ampel ternyata mempunyai karomah luar biasa.
Berdasarkan beberapa literatur Shonhaji berasal dari Hadra Maut, Yaman. Dari negeri Yaman, Sonhaji berangkat ke tanah Jawa pada 1417 M bersama beberapa saudaranya yang sesama Habaib, seperti Syayyid Robbinur, Syayyid Ahmad Faqih (Mbah Kaliagung–Tirem – Gresik), Syayyid Silbani (Wales–Blado), Syayyid Laduni (Kebagusan–Jeporo).
Keberangkatan mereka ke tanah Jawa atas petunjuk Syayyid Abdulmajid yang mendapat petunjuk dari Allah, agar mereka berguru kepada Syayyid Ali Rohmatullah atau Sunan Ampel di Padepokan Ampel Delta, Surabaya.
Karomah yang dimiliki Shonhaji terlihat saat pembangunan Masjid Agung Sunan Ampel. Di mana masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan China ini selesai dirampungkan pada 1421 M.
Oleh Sunan Ampel, Shonhaji yang pernah menjadi nakhoda kapal ini ditugasi mengatur letak pengimamannya dan arah Kiblat Masjid Sunan Ampel.
Karena sebagai Mahtrus (Nahkoda) Shonhaji sangat mungkin memahami ilmu perbintangan dan ilmu falak (Ijtihat), termasuk tidak sulit menentukan arah kiblat.
Sesuai perintah Sunan Ampel gurunya, Shonhaji bekerja dengan tekun dan penuh perhitungan jangan sampai letak pengimaman itu tidak menghadap ke arah kiblat.
Tapi konon setelah bangunan masjid itu selesai banyak orang yang meragukannya termasuk gurunya sendiri Sunan Ampel.
“Apa betul letak pengimaman masjid ini menghadap kiblat?" demikian tanya orang yang meragukan pekerjaan Shonhaji.
Namun Shonhaji tidak marah atas semua perlakuan orang yang merendahkannya. Shonhaji tidak menjawab melainkan melubangi dinding masjid sebelah barat dengan jarinya sendiri lalu berkata.
"Lihatlah ke dalam lubang ini, kalian akan tahu apakah pengimaman ini sudah menghadap kiblat atau belum ?, ".
Lalu orang-orang itu pun segera melihat ke dalam lubang yang dibuat Shonhaji. Subhanallah, ternyata di dalam lubang itu mereka dapat melihat Kakbah yang ada di Kota Mekkah. Orang-orang pun mulai kagum.
Sejak itu mereka tidak berani menganggap remeh pada Shonhaji dan kemudian pemuda ini mendapat julukan Mbah Bolong. Makam Shonhaji atau Mbah Bolong ini terletak di muka Masjid Agung Sunan Ampel.
Sejumlah pejiarah di Makam Mbah Bolong juga menyakini dengan bertawassul (berkirim Al Fatiha) ke Mbah Shonhaji, jika memiliki anak yang bandel, maka tidak akan bandel lagi.
Selain Mbah Bolong, Sunan Ampel juga memiliki satu murid lagi yang juga mempunyai karomah yaitu Mbah Soleh.
Mbah Soleh konon pernah mati sembilan karena terdapat sembilan makamnya di kompleks Masjid Sunan Ampel.
konon beliau pernah mati selama sembilan kali.
konon beliau pernah mati selama sembilan kali.
Demikian ulasan singkat Cerita Pagi kali ini tentang sosok Mbah Bolong. Semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber.
Gelar ini bukannya sekadar sebuah olok-olokan karena Shonhaji yang merupakan salah seorang murid Sunan Ampel ternyata mempunyai karomah luar biasa.
Berdasarkan beberapa literatur Shonhaji berasal dari Hadra Maut, Yaman. Dari negeri Yaman, Sonhaji berangkat ke tanah Jawa pada 1417 M bersama beberapa saudaranya yang sesama Habaib, seperti Syayyid Robbinur, Syayyid Ahmad Faqih (Mbah Kaliagung–Tirem – Gresik), Syayyid Silbani (Wales–Blado), Syayyid Laduni (Kebagusan–Jeporo).
Keberangkatan mereka ke tanah Jawa atas petunjuk Syayyid Abdulmajid yang mendapat petunjuk dari Allah, agar mereka berguru kepada Syayyid Ali Rohmatullah atau Sunan Ampel di Padepokan Ampel Delta, Surabaya.
Karomah yang dimiliki Shonhaji terlihat saat pembangunan Masjid Agung Sunan Ampel. Di mana masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan China ini selesai dirampungkan pada 1421 M.
Oleh Sunan Ampel, Shonhaji yang pernah menjadi nakhoda kapal ini ditugasi mengatur letak pengimamannya dan arah Kiblat Masjid Sunan Ampel.
Karena sebagai Mahtrus (Nahkoda) Shonhaji sangat mungkin memahami ilmu perbintangan dan ilmu falak (Ijtihat), termasuk tidak sulit menentukan arah kiblat.
Sesuai perintah Sunan Ampel gurunya, Shonhaji bekerja dengan tekun dan penuh perhitungan jangan sampai letak pengimaman itu tidak menghadap ke arah kiblat.
Tapi konon setelah bangunan masjid itu selesai banyak orang yang meragukannya termasuk gurunya sendiri Sunan Ampel.
“Apa betul letak pengimaman masjid ini menghadap kiblat?" demikian tanya orang yang meragukan pekerjaan Shonhaji.
Namun Shonhaji tidak marah atas semua perlakuan orang yang merendahkannya. Shonhaji tidak menjawab melainkan melubangi dinding masjid sebelah barat dengan jarinya sendiri lalu berkata.
"Lihatlah ke dalam lubang ini, kalian akan tahu apakah pengimaman ini sudah menghadap kiblat atau belum ?, ".
Lalu orang-orang itu pun segera melihat ke dalam lubang yang dibuat Shonhaji. Subhanallah, ternyata di dalam lubang itu mereka dapat melihat Kakbah yang ada di Kota Mekkah. Orang-orang pun mulai kagum.
Sejak itu mereka tidak berani menganggap remeh pada Shonhaji dan kemudian pemuda ini mendapat julukan Mbah Bolong. Makam Shonhaji atau Mbah Bolong ini terletak di muka Masjid Agung Sunan Ampel.
Sejumlah pejiarah di Makam Mbah Bolong juga menyakini dengan bertawassul (berkirim Al Fatiha) ke Mbah Shonhaji, jika memiliki anak yang bandel, maka tidak akan bandel lagi.
Selain Mbah Bolong, Sunan Ampel juga memiliki satu murid lagi yang juga mempunyai karomah yaitu Mbah Soleh.
Mbah Soleh konon pernah mati sembilan karena terdapat sembilan makamnya di kompleks Masjid Sunan Ampel.
konon beliau pernah mati selama sembilan kali.
konon beliau pernah mati selama sembilan kali.
Demikian ulasan singkat Cerita Pagi kali ini tentang sosok Mbah Bolong. Semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber.
(sms)