Tolak Kenaikan BBM

Jum'at, 07 November 2014 - 18:12 WIB
Tolak Kenaikan BBM
Tolak Kenaikan BBM
A A A
PALEMBANG - Anggota DPRD Sumsel menolak rencana pemerintah pusat menaik an bahan bakar minyak (BBM), karena menilai kebijakan tersebut tidak masuk akal dan hanya memberatkan rakyat kecil.

Hal demikian diungkapkan Ketua Fraksi Partai Demokrat Sumsel, Muchendi Mahzareki kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin. Menurut dia, tidak ada alasan bagi pemerintah pusat untuk menaikan harga BBM mengingat harga minyak dunia yang menjadi acuan terus mengalami penurunan hingga USD80. “Mungurangi subsidi BBM untuk saat ini, rasanya kurang masuk akal. Karena memang, harga minyak dunia terus turun sampai ke kisaran USD80 dollar perbarrel,” ungkapnya.

Dia mempertanyakan kalau keadaan saat ini stabil atau harga minyak lebih rendah, kenapa ada kebijakan untuk menaikan harga BBM atau melakukan pengurangan akan subsidi BBM? Ia mendesak pemerintah pusat memberikan alasan yang tepat kepada publik, jikapun hal ini tetap akan dilakukan. “Kenaikan BBM itu kalau me mang harga minyak dunia naik. Tetapi sekarang kan kondisinya berbeda, bahkan mengalami penurunan. Pemerintah harus meng kaji ulang kebijakan yang dibuat,” jelasnya.

Muchendi menjelaskan, kenaikan BBM bisa dipastikan memacu kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. Oleh karenanya, ja ngan sampai kebijakan yang diambil membuat masyarakat semakin tertekan secara ekonomi. “Untuk membuat kebijakan, semestinya pemerintah harus memperhatikan lagi dampak terhadap masyarakat. Jangan sampai membuat masyarakat semakin sulit,” harapnya.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati menyampaikan, pemerintah yang baru hendaknya mengkaji lagi atas kebijakan yang akan dibuat jangan hanya di atas kertas, melainkan secara faktual. Sebab, har ga BBM menjadi baro meter terha dap harga kebutuhan pokok lainnya. “Saya khawatir, dengan kenaikan BBM masyarakat semakin tertekan sehingga angka kemiskinan meningkat. Karena apa? Harga BBM inilah yang menjadi tolak ukur terhadap harga kebutuhan pokok,” terangnya.

Menurut dia, dari hasil pantauannya di lapangan bahwa kebijakan ini belum diterbitkan saja sudah banyak masyarakat mengeluh akan kenaikan bahan pokok akibat wacana pemerintah pusat menaikkan BBM. “Ironis me mang, ketika kondisi perekonomian masyarakat yang menurun, justru akan ada kebijakan kenaikan BBM,” sambungnya. Lebih jauh ia menyatakan, kenaikan BBM memang tidak begitu dirasakan oleh kalangan masyarakat menengah ke atas.

Tetapi bagaimana dengan masyarakat dengan daya ekonomi lemah. Jelas kebijakan tersebut menjadi pu kulan bagi mereka, karena akan semakin mempersulit daya beli. “Dan memang, isu BBM ini sangatlah sentral. Seperti yang saya sampaikan di atas. Baru dalam bentuk wacana saja sudah berdampak terhadap harga bahan pokok. Apalagi sudah ditetap, kenaikan akan menjadi dua kalilipat,” tukasnya.

Mulai Terjadi Antrean

Kenaikan BBM yang disebutkan akan diumumkan sebelum akhir tahun, telah mulai menimbulkan dampak hingga daerah. Meskipun belum terjadi kelangkaan seperti daerah lain di Indonesia, namun antren cukup panjang mulai terlihat di SPBU dikabupaten/kota di Sumsel. Seperti di Sekayu, Musi Banyuasin.

Sebagian warga sudah rela antre di SPBU. Berdasarkan pantauan di dua SPBU yang ada di Kota Sekayu, terlihat antrean kendaraan yang panjang, baik roda dua maupun empat. Bahkan masyarakat rela mengantre sejak pagi untuk mendapatkan BBM. Antrian panjang ini tentunya membuat pihak pengelola SPBU kewalahan, pasalnya pasokan BBM dari PT Pertamina habis dengan cepat.

Akibatnya warga yang tidak kebagian BBM harus pulang dengan kecewa. “Ya, sudah dua hari terakhir antrean ken daraan di SPBU selalu ramai dan padat. Kita cukup kewalahan melayani para konsumen,” ujar Manager SPBU 24.307158 Lingkar Randik Sekayu, Eko Harnoyo, saat dibincangi, kemarin. Kondisi ini, lanjut Eko, disinyalir dari dampak adanya rencana kenaikan harga BBM, sehingga membuat mesyarakat berbondong-bondang datang ke SPBU untuk membeli BBM dengan harga saat ini.

“Ada kekhawatiran dari masyarakat, jadi me reka (konsumen) ramai-ramai datang ke SPBU unuk membeli BBM, apalagi yang tempat ting galnya jauh dari SPBU, seperti di daerah talang dan dusun,” kata dia. Untuk pasokan BBM dari PT Pertamina, lanjut Eko, hingga saat ini berjalan dengan baik. Setiaphari pasokan BBM jenis bio solar sebanyak 16.000 KL dan premium sebanyak 32.000 KL.

“Pasokan BBM dari PT Pertamina normal dan lancar, kalau tiba lang sung kita distri busikan kepa da konsumen dan tidak ditunda-tunda lagi. Jadi kalau habis bukan pasokannya yang kurang, namun pembelian oleh konsumen yang tinggi,” beber dia. Sementara itu, salah satu warga, Rusman, mengatakan, dirinya sangat khawatir jika harga BBM benar-benar dinaikkan oleh pemerintah pusat.

Karena dapat berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan masyarakat. “Kalau benar jadi dinaikkan kita sangat tidak setuju, karena akan berpengaruh dengan seluruh aspek, salah satunya harga bahan pokok,” ujar warga Kecamatan Lawang Wetan ini saat dibincangi disela-sela antri membeli minyak di SPBU lingkar randik. Antrean juga mulai terlihat di SPBU di wilayah Martapura, OKU Timur.

Meskipun antrean belum mengular hingga ke jalan, namun penumpukan kendaraan sudah mulai terjadi. Namun karena pasokan dari Pertamina masih lancar, sehingga antrean tetap ter ken dali. “Tidak ada pengurangan jatah dan suplai BBM hingga kini masih normal,” kata Pengawas SPBU Kota Baru, Kecamatan Mar tapura, OKU Timur Hariono kemarin.

Dia mengatakan saat ini telah terjadi antrean kendaraan namun masih wajar. Pihak SPBU me lakukan langkah antisipasi dengan tetap melayani dan tidak ada pembatasan. Hingga kini belum ada koordinasi dengan pihak kepolisian tapi itu akan dilakukan jika memang dibutuhkan. Sementara di Kayuagung, OKI an trean belum terlihat. Berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU, pengisian BBM masih berjalan lancar.

librahim a/Amarullah d/M Rohali/Dadang d/Yopie
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4730 seconds (0.1#10.140)