Khawatir Sepi

Kamis, 06 November 2014 - 15:15 WIB
Khawatir Sepi
Khawatir Sepi
A A A
PALEMBANG - Bukan faktor keamanan yang dikhawatirkan, melainkan jumlah penonton yang menyaksikan langsung partai puncak Indonesia Super League (ISL) 2014, di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, besok malam.

Sekalipun markas Sriwijaya FC (SFC) ini terbiasa menjadi venue untuk event-event internasional. Tapi, untuk final ISL, ini merupakan kali pertama. Jangankan tim pendatang, ketika si pemilik markas bertanding pun, kondisi stadion tak terlalu penuh.

Berbeda jika laga final dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang mudah dijangkau pendukung setia kedua tim. Exco PSSI, Djamal Aziz memprediksi, laga Final ISL di Palembang akan berlangsung sepi. Djamal sangat menyayangkan berubahnya keputusan penyelenggaraan partai puncak musim ini, yang seharusnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).

“Laga Final ISL seharusnya diisi sorakan penonton yang sangat ramai. Apabila final di Palembang bisa-bisa penontonya sepi. Lihat saja laga semifinal sangat sepi sekali. Tentunya laga final juga akan sepi, seharusnya tetap dilangsungkan di GBK,” kata Djamal. Djamal mengaku kesal, kenapa perhelatan kompetisi persepakbolaan di Indonesia harus diatur oleh suporter. Indonesia memiliki aparat kepolisian cukup banyak dan tentara yang hebat.

“Kenapa kita jadi takut dengan suporter The Jack Maniadan harus pindah ke Palembang. Apabila ada yang bentrok atau rusuh, kan bisa ditangkap dan tembak di tempat kalau anarkis. Kalau sudah begini, laga Final ISL musim ini akan sangat sepi,” keluhnya. Sementara terpisah, Ketua Sriwijaya Mania Hooligan Eddy Ismail mengatakan, tidak berani menurunkan anak buahnya secara penuh ke stadion.

Dia menyatakan, berdasarkan keputusan dari manajemen dan panitia, suporter dilarang datang menggunakan atribut. “Kami turuti keputusan panitia, dari saya tidak ada larangan untuk anggota memberikan dukungan atau menonton. Tetapi, mereka tidak akan mau menonton tidak menggunakan atribut. Selain SFC tidak ikut bertanding, kami mau mendukung tim yang mana. Karena semua suporter tamu itu teman kita. Jadi tidak enak kalau mau mendukung salah satu tim,” jelas Edi.

Edi menilai, dukungan besar dari publik Palembang memang terhalang, lantaran tidak hadirnya SFC di stadion. “Kawan-kawan memilih banyak menonton di televisi, karena mau datang juga bingung dukung siapa. Tapi saya tetap perintahkan anggota untuk datang, namun sebagai penonton dan tanpa atribut suporter,” pungkasnya.

Muhammad moeslim
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6291 seconds (0.1#10.140)