Picu Antrean Mengular
A
A
A
BLITAR - Wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada penghujung 2014 berdampak meningkatnya permintaan di sejumlah SPBU Kabupaten dan Kota Blitar.
Selain penyerapan kuota BBM oleh ”pasar” lebih cepat, antrean mengular para pembeli mulai terlihat di sejumlah SPBU. ”Premium 16 kiloliter yang biasanya satu hari baru habis. Hari ini, setengah hari sudah ludes,” tutur Pengawas SPBU Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Blitar, Lumadi, kemarin. Tidak hanya premium, kuota solar 8 kiloliter dan pertamax 4 kiloliter dalam waktu singkat juga ludes tak tersisa. Menurut Lumadi, antusias warga berbondong-bondong ke SPBU dipengaruhi kabar bahwa pemerintah akan segera menaikkan harga BBM.
”Mereka juga khawatir terjadi kelangkaan. Sebab menjelang kenaikan tradisinya selalu terjadi fenomena kelangkaan,” katanya. Hal serupa juga terjadi di SPBU Jalan Kalimantan Kota Blitar. Tidak hanya antrean panjang, SPBU juga mengalami keterlambatan pasokan. ”Memang ada keterlambatan pasokan dari Pertamina.
Namun kuotanya masih normal,” kata Petugas SPBU Jalan Kalimantan, Said. Sama dengan SPBU yang lain. Jatah premium 32 kiloliter, solar 20 kiloliter, dan pertamax 10 kiloliter dalam waktu cepat berpindah ke tangki kendaraan konsumen. Kendati demikian, SPBU tidak melakukan pembatasan pembelian, termasuk jeriken juga tetap dilayani. ”Pelayanan tetap normal. Asal membawa surat keterangan dari desa, juriken tetap dilayani,” kata Said.
Sejauh ini, lanjut Said, pihaknya belum menerima pemberitahuan dari Pertamina terkait kenaikan harga. Dari pantauan di lapangan, fenomena antrean mengular juga tampak di sejumlah SPBU di wilayah Kabupaten Blitar. Bahkan SPBU di daerah Kecamatan Udanawu memasang pengumuman habis yang tidak sesuai kebiasaan. Pemandangan serupa juga terlihat di SPBU Kabupaten Kediri.
Suprapto, 40, salah seorang pembeli premium di SPBU Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, berharap pemerintah segera mengumumkan kepastian jadi atau tidaknya harga premium dinaikkan. ”Sebab dengan situasi tidak jelas seperti ini justru menimbulkan keresahan,” ujarnya.
Solichan arif
Selain penyerapan kuota BBM oleh ”pasar” lebih cepat, antrean mengular para pembeli mulai terlihat di sejumlah SPBU. ”Premium 16 kiloliter yang biasanya satu hari baru habis. Hari ini, setengah hari sudah ludes,” tutur Pengawas SPBU Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Blitar, Lumadi, kemarin. Tidak hanya premium, kuota solar 8 kiloliter dan pertamax 4 kiloliter dalam waktu singkat juga ludes tak tersisa. Menurut Lumadi, antusias warga berbondong-bondong ke SPBU dipengaruhi kabar bahwa pemerintah akan segera menaikkan harga BBM.
”Mereka juga khawatir terjadi kelangkaan. Sebab menjelang kenaikan tradisinya selalu terjadi fenomena kelangkaan,” katanya. Hal serupa juga terjadi di SPBU Jalan Kalimantan Kota Blitar. Tidak hanya antrean panjang, SPBU juga mengalami keterlambatan pasokan. ”Memang ada keterlambatan pasokan dari Pertamina.
Namun kuotanya masih normal,” kata Petugas SPBU Jalan Kalimantan, Said. Sama dengan SPBU yang lain. Jatah premium 32 kiloliter, solar 20 kiloliter, dan pertamax 10 kiloliter dalam waktu cepat berpindah ke tangki kendaraan konsumen. Kendati demikian, SPBU tidak melakukan pembatasan pembelian, termasuk jeriken juga tetap dilayani. ”Pelayanan tetap normal. Asal membawa surat keterangan dari desa, juriken tetap dilayani,” kata Said.
Sejauh ini, lanjut Said, pihaknya belum menerima pemberitahuan dari Pertamina terkait kenaikan harga. Dari pantauan di lapangan, fenomena antrean mengular juga tampak di sejumlah SPBU di wilayah Kabupaten Blitar. Bahkan SPBU di daerah Kecamatan Udanawu memasang pengumuman habis yang tidak sesuai kebiasaan. Pemandangan serupa juga terlihat di SPBU Kabupaten Kediri.
Suprapto, 40, salah seorang pembeli premium di SPBU Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, berharap pemerintah segera mengumumkan kepastian jadi atau tidaknya harga premium dinaikkan. ”Sebab dengan situasi tidak jelas seperti ini justru menimbulkan keresahan,” ujarnya.
Solichan arif
(ars)