Perintis Ekonomi Lontong Itu Telah Berpulang
Perintis Ekonomi Lontong Itu Telah Berpulang
A
A
A
SURABAYA - Pesan terakhir ibunda Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ir. Hj Sudjamik, 68, sebelum meninggal dunia, kemarin, meminta Wisnu Sakti lebih berhati-hati menerima amanah. “Pesan terakhirnya agar hati-hati.
Salah satunya jika nanti dicalonkan menjadi calon wali kota di Pilwali Surabaya 2015,” kata Wisnu Sakti Buana seusai pemakaman almarhum ibundanya di Tempat Pemakaman Umum Keputih Surabaya, kemarin.
Menurut dia, pesan terakhir agar hati-hati dalam segala hal memiliki makna yang banyak. Saat ditanya, apakah hati-hati tersebut terkait dengan persiapan menghadapi Pilwali Surabaya, Wisnu mengatakan diplomatis agar setiap tindakan dilakukan dengan hati-hati. “Yang penting hati-hati, tidak boleh buru-buru,” ujarnya.
Saat ditanya soal kiprah ibundanya semasa hidup, Wisnu mengatakan, banyak hal yang sudah dilakukan, salah satunya merintis pertama kali ekonomi kerakyatan Kampung Lontong di Kupang Krajan.
“Kampung ini yang sempat dikunjungi Bu Megawati beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, ibundanya juga telah memelopori berdirinya Koperasi Mega Gotong-Royong dan pembinaan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di Terminal Bungurasih, Surabaya. Almarhumah juga sempat terjun ke dunia politik saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DPD PDIP Jatim.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismahrini ikut memberangkatkan almarhumah Sudjamik Sutjipto dari rumah duka Jalan Pakis Tirtosari menuju Pemakaman Umum (TPU) Keputih. Sudjamik dibumikan sekitar pukul 13.00 WIB di samping makamsuaminya, Sutjipto. Sebelum diberangkatkan, jenazah disalatkan di Masjid Al Hidayah berlokasi tidak jauh dari rumah duka.
Tri Rismaharini mengatakan, Sudjamik merupakan sosok pejuang wanita yang banyak memberikan pelajaran kemanusiaan. “Hari ini kita semua kehilangan sosok yang banyak memberikan arti hidup,” katanya.
Ihya ulumuddin/Ant
Salah satunya jika nanti dicalonkan menjadi calon wali kota di Pilwali Surabaya 2015,” kata Wisnu Sakti Buana seusai pemakaman almarhum ibundanya di Tempat Pemakaman Umum Keputih Surabaya, kemarin.
Menurut dia, pesan terakhir agar hati-hati dalam segala hal memiliki makna yang banyak. Saat ditanya, apakah hati-hati tersebut terkait dengan persiapan menghadapi Pilwali Surabaya, Wisnu mengatakan diplomatis agar setiap tindakan dilakukan dengan hati-hati. “Yang penting hati-hati, tidak boleh buru-buru,” ujarnya.
Saat ditanya soal kiprah ibundanya semasa hidup, Wisnu mengatakan, banyak hal yang sudah dilakukan, salah satunya merintis pertama kali ekonomi kerakyatan Kampung Lontong di Kupang Krajan.
“Kampung ini yang sempat dikunjungi Bu Megawati beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, ibundanya juga telah memelopori berdirinya Koperasi Mega Gotong-Royong dan pembinaan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di Terminal Bungurasih, Surabaya. Almarhumah juga sempat terjun ke dunia politik saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DPD PDIP Jatim.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismahrini ikut memberangkatkan almarhumah Sudjamik Sutjipto dari rumah duka Jalan Pakis Tirtosari menuju Pemakaman Umum (TPU) Keputih. Sudjamik dibumikan sekitar pukul 13.00 WIB di samping makamsuaminya, Sutjipto. Sebelum diberangkatkan, jenazah disalatkan di Masjid Al Hidayah berlokasi tidak jauh dari rumah duka.
Tri Rismaharini mengatakan, Sudjamik merupakan sosok pejuang wanita yang banyak memberikan pelajaran kemanusiaan. “Hari ini kita semua kehilangan sosok yang banyak memberikan arti hidup,” katanya.
Ihya ulumuddin/Ant
(ars)
Explore More