Dedy Bantah Kirim Kado Berisi Bom
A
A
A
PALEMBANG - Dedy, pria yang diduga mengirim kado berisi bom ke rumah mantan istrinya, berhasil ditemukan polisi. Saat diperiksa intensif polisi, Dedy membantah kado itu berasal dari dirinya. Dedy beralasan, saat kejadian dia berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) untuk mencari kayu.
"Bukan saya pengirim kado itu, saat kejadian saya ada di OKI mencari kayu," kata Dedy kepada penyidik dari Unit Pidana Umum (Pidum) Polresta Palembang, Jumat (10/10/2014).
Dedy diamankan polisi setelah berhasil dibujuk oleh keluarga korban untuk menyerahkan diri. Dedy pun menurut, karena dia merasa tidak bersalah. "Kenapa saya datang ke sini karena ingin menjelaskan kepada polisi saya tidak bersalah," jelasnya lagi.
Disinggung ada keributan antara dirinya dengan mantan istrinya, Sesi, Dedy tidak membantah. Dia mengatakan keributan itu tidak bisa menyudutkannya sebagai pelaku. "Hanya ribut biasa saja, saya dan dia cerai tiga bulan lalu," tegasnya.
Tim penyidik tidak hanya mencurigai sosok Dedy. Musabi (34), juga dicurigai karena turut mengantarkan Sesi pulang ke rumah, setelah itu ledakan terjadi.
Dari keterangan Musabi, ia baru bertemu Sesi di Kafe Mastaria, Kamis (9/10/2014) sekitar pukul 01.00 WIB. "Tapi sebelumnya sudah kenal sama Sesi karena dia satu desa dengan saya, yakni Air Hitam, Muba," ujarnya kepada petugas.
Musabi mengungkapkan, ia hanya mengiringi Sesi pulang ke rumah dengan mobil Innova miliknya. Sementara, Sesi duluan dengan motornya. Saat Sesi menemukan bungkusan berupa kotak lampu emergency yang di dalamnya terdapat bom yang terbungkus kantong plastik hitam, ia masih memarkirkan mobilnya. Hingga akhirnya bom itu meledak saat dibuka kakak Sesi, Evi Sukaesih.
"Dia duluan yang masuk teras rumah. Waktu saya masuk di teras karena ditawari kopi, saya cuma duduk sepuluh menit lalu terjadi ledakan. Kopinya saja belum sempat diminum," ujarnya.
Sementara itu, Sesi hingga hari ini belum bisa menempati rumahnya yang dipasangi garis polisi oleh petugas. Bersama anaknya, Deka (1,4), pegawai kafe di kawasan Soekarno Hatta ini menumpang di rumah salah seorang tetangganya.
Sesi membenarkan keterangan Musabi. Ia melihat bungkusan di teras rumahnya. Karena hendak membuat kopi, ia masuk lalu meletakkan bungkusan tersebut di teras rumah kakaknya.
Dia pun menjelaskan kondisi Evi. Menurutnya, sang kakak sudah membaik. Beberapa serpihan bom di tangan, dada, hingga bagian perutnya sudah diangkat. "Mungkin ada sekitar sepuluh serpihan di tubuh si Evi yang diangkat. Cuma mata kanannya masih belum bisa melek karena bagian atas (dekat alis) ikut terluka," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Palembang dihebohkan dengan meledaknya bingkisan kado yang berisi lampu emergency, Kamis, (9/10/2014). Akibat kejadian itu, salah seorang warga bernama Evi Sukaesih (37), mengalami luka parah.
Peristiwa itu terjadi ketika barang tersebut berada di depan rumah Evi yang beralamat di Jalan Palembang-Betung Km 11, RT 30/ 06, Lorong Margo, Kelurahan Sukadadi, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
"Bukan saya pengirim kado itu, saat kejadian saya ada di OKI mencari kayu," kata Dedy kepada penyidik dari Unit Pidana Umum (Pidum) Polresta Palembang, Jumat (10/10/2014).
Dedy diamankan polisi setelah berhasil dibujuk oleh keluarga korban untuk menyerahkan diri. Dedy pun menurut, karena dia merasa tidak bersalah. "Kenapa saya datang ke sini karena ingin menjelaskan kepada polisi saya tidak bersalah," jelasnya lagi.
Disinggung ada keributan antara dirinya dengan mantan istrinya, Sesi, Dedy tidak membantah. Dia mengatakan keributan itu tidak bisa menyudutkannya sebagai pelaku. "Hanya ribut biasa saja, saya dan dia cerai tiga bulan lalu," tegasnya.
Tim penyidik tidak hanya mencurigai sosok Dedy. Musabi (34), juga dicurigai karena turut mengantarkan Sesi pulang ke rumah, setelah itu ledakan terjadi.
Dari keterangan Musabi, ia baru bertemu Sesi di Kafe Mastaria, Kamis (9/10/2014) sekitar pukul 01.00 WIB. "Tapi sebelumnya sudah kenal sama Sesi karena dia satu desa dengan saya, yakni Air Hitam, Muba," ujarnya kepada petugas.
Musabi mengungkapkan, ia hanya mengiringi Sesi pulang ke rumah dengan mobil Innova miliknya. Sementara, Sesi duluan dengan motornya. Saat Sesi menemukan bungkusan berupa kotak lampu emergency yang di dalamnya terdapat bom yang terbungkus kantong plastik hitam, ia masih memarkirkan mobilnya. Hingga akhirnya bom itu meledak saat dibuka kakak Sesi, Evi Sukaesih.
"Dia duluan yang masuk teras rumah. Waktu saya masuk di teras karena ditawari kopi, saya cuma duduk sepuluh menit lalu terjadi ledakan. Kopinya saja belum sempat diminum," ujarnya.
Sementara itu, Sesi hingga hari ini belum bisa menempati rumahnya yang dipasangi garis polisi oleh petugas. Bersama anaknya, Deka (1,4), pegawai kafe di kawasan Soekarno Hatta ini menumpang di rumah salah seorang tetangganya.
Sesi membenarkan keterangan Musabi. Ia melihat bungkusan di teras rumahnya. Karena hendak membuat kopi, ia masuk lalu meletakkan bungkusan tersebut di teras rumah kakaknya.
Dia pun menjelaskan kondisi Evi. Menurutnya, sang kakak sudah membaik. Beberapa serpihan bom di tangan, dada, hingga bagian perutnya sudah diangkat. "Mungkin ada sekitar sepuluh serpihan di tubuh si Evi yang diangkat. Cuma mata kanannya masih belum bisa melek karena bagian atas (dekat alis) ikut terluka," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Palembang dihebohkan dengan meledaknya bingkisan kado yang berisi lampu emergency, Kamis, (9/10/2014). Akibat kejadian itu, salah seorang warga bernama Evi Sukaesih (37), mengalami luka parah.
Peristiwa itu terjadi ketika barang tersebut berada di depan rumah Evi yang beralamat di Jalan Palembang-Betung Km 11, RT 30/ 06, Lorong Margo, Kelurahan Sukadadi, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
(zik)